31. Ayah dan Anak

3.3K 503 7
                                    

Leslie tersenyum kecil. "Ah, teman-temanku memberikan kekuatan suci mereka kepadaku,"

"Teman-temanmu yang merupakan saintess itu?" tanya Elyon.

"Iya, ini berarti tubuhku di dunia manusia masih hidup,"

Leslie masih tidak bisa menggerakkan kakinya. Elyon terus berada di sampingnya tanpa pernah meninggalkannya. Leslie menjadi tahu bahwa ayah angkatnya itu memang benar-benar menyayanginya.

"Terima kasih ayah," ucap Leslie.

Elyon menoleh dan mengerutkan keningnya. "Kenapa tiba-tiba kau mengatakan itu?"

Leslie menunduk. "Kau selalu berada di sampingku saat aku sedang kesulitan. Kau bahkan menarik jiwaku yang sudah hampir menghilang, aku menyayangimu,"

"Kau adalah anakku, mana mungkin aku tidak menolongmu? Aku tahu bahwa hubungan kita memang agak aneh, tapi aku sangat menyayangimu, lebih dari yang kau tahu,"

Ayah dan anak itu kemudian berpelukan. Leslie memejamkan matanya dan mengingat kembali kenangannya semasa kecil bersama Elyon. Leslie bisa mengingat kenangan-kenangan itu hanya saat dia berada di dunia roh.

"Ayah.." Elyon menatap wajah anaknya. "Aku ingin menonton wetube..."

Leslie langsung berteriak kesakitan karena Elyon memukulnya. Leslie menatap ayahnya itu dan tertawa. "Apakah ayah tidak bisa membawa alat dari dimensi lain?"

"Tidak bisa," jawab Elyon tegas.

"Lalu mengapa di kamar ayah ada televisi?" tanya Leslie.

Medeina yang sedang berdiri di depan kamar langsung tertawa keras. "Elyon, seharusnya kau menyembunyikan televisi itu! Tentu saja Aarin akan melihatnya jika kau tidak menyembunyikannya dengan baik,"

Medeina kemudian masuk ke dalam Leslie sambil membawa susu dan kue kering. Leslie langsung memakan kue kering itu tanpa mengucapkan terima kasih. Medeina yang melihat itu hanya bisa memutar matanya.

"Aarin, ini aku berikan ponselku. Kau boleh menonton wetube di sana,"

"Terima kasih kak Medeina!"

Leslie segera merebut ponsel keluaran terbaru itu dan menonton video-video yang ada. "Wah, ternyata di sana juga mengalami kemajuan. Sudah lama sekali aku tidak melihat dunia itu,"

"Biasanya kami sering menyamar menjadi manusia dan membeli barang-barang seperti ini. Sebenarnya ada dimensi yang lebih canggih daripada dimensimu itu, tapi kami lebih menyukai barang dari dimensimu," jelas Elyon.

"Seru juga, apakah aku akan lahir kembali di dimensi selanjutnya?" tanya Leslie pelan.

"JANGAN!"

Leslie terkejut ketika semua roh berteriak melarangnya. "Memangnya kenapa?"

Liza menggeleng. "Jiwamu sudah hampir menghilang. Jika kau terlahir kembali, itu hanya akan membuat jiwamu semakin menghilang. Setelah kau meninggalkan kehidupanmu sebagai Leslie, maka kau tidak akan aku izinkan lahir kembali. Kau akan tinggal di dunia roh,"

"Yang Liza katakan itu benar. Aku juga khawatir jika mereka memanfaatkan darahmu. Kau mungkin tidak tahu, tapi darahmu itu bahkan mampu memutar waktu jika orang meneteskannya di sebuah permata suci," sambung Nyx.

"Hah? Aku tidak tahu hal itu," sahut Leslie sambil menggelengkan kepalanya bingung.

Divona memegang kedua tangan Leslie. "Kekuatanmu itu hampir setara dengan kami, Leslie. Dulu kekuatanmu tidak sebesar ini, tapi karena usiamu yang semakin tua, maka semakin kuatlah kekuatanmu. Akan sangat beresiko membiarkanmu lahir kembali,"

Leslie mengangguk mengerti. "Baiklah, aku tidak akan terlahir kembali. Aku tidak mau kehilangan jiwaku lagi,"

Aeolus mengusap kepala Leslie. "Sifatmu memang mirip dengan Elyon, tapi kau lebih penurut daripada anak sialan itu,"

"Siapa yang kau sebut anak sialan?" tanya Elyon sambil mengepalkan tangannya.

Elyon dan Aeolus kembali bertengkar. Medeina terus menyemangati mereka berdua akan suasana memanas. Theia menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka.

"Oh ya, para pelayan yang berada di kerajaan Elyon juga merupakan roh bukan? Dari mana mereka lahir?" tanya Leslie penasaran.

"Mereka adalah roh manusia yang dipilih oleh Elyon untuk bekerja di sini. Biasanya hanya mereka roh manusia yang baik saja yang diizinkan oleh Elyon untuk bekerja di sini. Jika di kerajaanku, aku hanya ada memakai beberapa roh manusia," jawab Liza.

"Jika mereka sudah bekerja di sini, itu berarti mereka juga telah menjadi roh, walaupun tingkat mereka jauh lebih rendah dari kami," sambung Theia.

Leslie mengangguk pelan, mengerti apa yang mereka katakan. Aeolus dan Elyon akhirnya selesai bertengkar. Vulcan langsung memukul punggung mereka berdua. "Berhenti bertengkar seperti anak kecil!"

"Apakah di antara kalian ada yang mempunyai anak juga?" ucap Leslie.

"Aku mempunyai anak angkat, namanya adalah Undine. Dia juga sama baiknya seperti dirimu di masa lalu sehingga aku mengangkatnya sebagai anak," balas Divona.

Nyx mengangkat tangannya. "Aku juga mempunyai anak angkat! Namanya adalah Arthur, tapi ia sedang bereinkarnasi sebagai manusia. Bodohnya, aku tidak tahu dia lahir di mana,"

Elyon berdecak. "Seharusnya kau lebih perhatian dengan anakmu sendiri, orang bodoh mana yang tidak tahu anaknya terlahir di mana,"

"Aku yakin Aarin tidak ingat, tapi aku ingat sekali saat Undine, Aarin, dan Arthur masih kecil. Mereka bermain bertiga dengan tubuh gempal mereka dan itu sangat imut!" pekik Medeina.

Leslie meringis. "Apakah diantara kalian tidak ada yang memiliki anak kandung?"

"Tentu saja tidak. Kami para roh yang terlahir dari energi alam tidak tertarik dengan hubungan romantis karena tujuan kami terlahir adalah untuk menjaga alam ini," jawab Aeolus.

"Omong kosong, kau sering melalaikan tugasmu dan malah tertidur di kerajaanmu. Aku harus menyeretmu agar cuaca kembali normal," sindir Liza.

Divona terkekeh. "Memang ada saat di mana kita lelah untuk menjalankan tugas kita, tapi kita tahu bahwa kita terlahir untuk menjalankan tugas itu, jadi kita tidak punya pilihan lain,"

"Aku juga ingin terlahir kembali menjadi manusia! Tapi entah mengapa takdirku seperti ini. Tapi menjadi roh lumayan enak juga, kita dipuja oleh para manusia," ujar Medeina.

"Benar juga, tapi aku terkadang merasa aneh karena dipuja seperti itu. Padahal tugas kita hanya untuk menjaga alam, tapi dari mana juga manusia tahu keberadaan kita?" tanya Theia.

Mereka semua sontak menoleh ke arah Aeolus yang sedang tertawa canggung.

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang