"Ah, akhirnya aku selesai menjadi saintess, aku sudah muak diperbudak oleh kerajaan,"
Lucius tertawa. "Belum selesai. Hari ini adalah hari terakhir kau melakukan itu. Setelah itu baru kau bisa mengatakan bahwa tugasmu telah selesai,"
Leslie mendengus dan merapikan rambut panjangnya. "Kenapa kerajaan harus membuat pesta itu? Apakah mereka sebegitu senangnya karena aku dan teman-temanku tidak lagi membuat masalah di kerajaan?"
"Mungkin saja. Angkatanmu memang memiliki banyak sekali drama. Bahkan mereka semua sudah menikah, bukan?" tanya Lucius.
Julia dan Calvin akhirnya menikah. Jujur saja Leslie tidak tahu bagaimana perkembangan hubungan mereka. Tiba-tiba saja mereka mengirimkan undangan pernikahan.
"Aku masih heran mengapa mereka bisa menikah seperti itu. Aku tahu ada saintess yang menikah dengan saintess lain tapi tidak dengan satu angkatannya sekaligus!" pekik Leslie.
Lucius memegang pundak Leslie dan membawanya keluar ruangan. "Sudahlah, lebih baik kita segera pergi ke kerajaan atau kita akan terlambat,"
Leslie masuk ke dalam kereta kuda dan menatap wajah Lucius. "Lucius, kamu tampan,"
"Memang, apakah kau baru mengetahui hal itu?" Lucius tersenyum miring.
"Tidak, sejak awal kau memang sudah tampan. Tapi ketika kau beranjak dewasa kau malah terlihat lebih tampan. Padahal aku merindukan Lucius kecil yang akan menangis dalam pelukanku karena dimarahi oleh gurunya," ucap Leslie.
Lucius memalingkan wajahnya. "Itu karena guru-guru itu sangat keras dalam melatihku! Saat kecil perasaanku sangat sensitif, jadi jelas saja aku akan menangis karena mereka memarahiku!"
Leslie tertawa kecil. "Aku mengerti, karena aku juga sangat sensitif saat aku masih remaja. Tapi tetap saja wajahmu yang berlinang air mata itu sangat menggemaskan!"
Lucius tersenyum melihat wajah Leslie. Dia sangat menyukai wajah Leslie saat gadis itu bahagia. Lucius selalu takut jika ia salah memperlakukan Leslie dan membuat gadis itu meninggalkannya.
"Aku jadi membayangkan bagaimana jika anak kita sama menggemaskannya sepertimu. Aku ingin mencubit pipinya!" pekik Leslie.
Akhir-akhir ini, Leslie terus membahas anak-anak. Dia juga sering membicarakan bahwa ia membayangkan anaknya dengan Lucius. Tentu saja Lucius tahu apa yang dimaksud oleh perempuan itu. Tapi Lucius akan tetap diam sampai Leslie mengatakan keinginannya sendiri.
"Akhirnya ada jalan pintas agar aku tidak menaiki tangga menyebalkan itu," ucap Leslie.
"Mereka baru memikirkan hal itu setelah berabad-abad kerajaan ini dibangun,"
Leslie berdecak. "Memang kerajaan ini bodoh. Ah, sudahlah. Lagi pula hari ini urusanku akan selesai,"
Lucius menunggu di ruangan pesta ketika Leslie sedang melakukan tugasnya. Untuk pertama kalinya, kerajaan melakukan pesta atas selesainya tugas saintess. Tentu saja Lucius mengerti alasan pesta itu. Leslie sangat membantu dalam melindungi kerajaan bahkan mengorbankan nyawanya sendiri. Tidak mungkin bukan, kerajaan melepaskan Leslie begitu saja? Rakyat akan membicarakan bahwa kerajaan tidak tahu cara berterimakasih jika mereka tidak melakukan ini.
"Ah, Duke Sullivan,"
Lucius menoleh dan melihat Felix dan Arrie. "Marquis Cawley,"
Arrie menatap mereka dengan bingung. "Tidak biasanya kalian formal seperti itu?"
"Dia lebih dulu memanggilku Duke Sullivan, jadi aku harus membalasnya juga," jawab Lucius.
Felix menatap hiasan mewah kerajaan. "Aku tidak menyangka mereka akan melakukan hal ini. Walaupun menyebalkan, tapi kerajaan ini juga tahu cara berterimakasih,"
"Kerajaan ini tunduk pada kuil, jadi tentu saja mereka tidak mau kuil-kuil yang ada di sini berhenti mendukung mereka," ucap Arrie.
Leslie yang sudah menyelesaikan tugasnya langsung menghampiri Lucius. "Lucius, sekarang aku sudah resmi berhenti menjadi saintess! Akhirnya setelah penantian panjangku tugas menyebalkan ini selesai!"
Lucius mengecup dahi Leslie. "Selamat, sekarang kau sudah bisa bersantai di rumah,"
"Kau hanya melakukan tugasmu selama lima tahun, Leslie. Sedangkan kami melakukan ini selama sepuluh tahun. Kami lebih lelah dari pada dirimu," cerocos Calvin.
"Leslie mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan kerajaan ini, bodoh. Jika kerajaan ini hancur kita tidak bisa berdiri di sini sekarang," ujar Julia sinis.
"Tidak apa, jika kerajaan ini hancur maka Calvin yang akan menanggungnya," celetuk Alex.
Setelah beberapa jam berada di sana, pesta itu akhirnya selesai. Leslie mengistirahatkan tubuhnya di kereta kuda. "Aku dengar jika saintess semakin tua maka kekuatan suci mereka juga akan berkurang, semoga kekuatan suciku tidak berkurang,"
"Memangnya apa yang akan terjadi bila kekuatan sucimu berkurang?" tanya Lucius.
"Entahlah. Aku hanya merasa aku masih membutuhkan kekuatan suci ini,"
Lucius mengangguk-angguk mengerti. Ia memegang pipi Leslie. "Jika kau kelelahan maka kau bisa tidur. Aku akan membangunkanmu jika kita sudah sampai,"
Leslie melirik Lucius dan menelan ludahnya. "Lucius, setelah berpikir selama dua tahun kita menikah, aku rasa aku ingin mempunyai anak,"
"Baiklah. Aku akan berhenti meminum obat kontrasepsi itu. Tapi aku rasa tubuhku akan mengalami pemulihan terlebih dahulu. Jadi aku rasa kita tidak akan memiliki anak dalam waktu dekat," sahut Lucius.
"Lucius, apakah kau yakin ingin mempunyai anak? Kau mengatakan bahwa kau tidak ingin mempunyai anak karena ingin memutuskan rantai kutukan itu,"
"Karena sekarang kutukan keluarga Sullivan telah patah, jadi tidak masalah jika aku memiliki anak. Aku yakin aku bisa menjadi ayah yang baik,"
Leslie mengangguk-angguk. "Baguslah jika begitu,"
Lucius mengusap kepala Leslie. "Sudah aku duga kau akan mengubah pikiranmu suatu hari nanti. Tapi apakah kau sudah memikirkan cara mengatasi resikonya? Kau adalah Duchess Sullivan, aku yakin sejak kita menikah sudah banyak orang yang ingin membunuhmu,"
"Sebenarnya aku sudah mempelajari cara untuk menetralkan racun dalam makanan menggunakan kekuatan suci. Para roh yang mengajariku hal itu karena aku sering diracuni oleh orang," jawab Leslie.
"Itu hal yang bagus, kau sudah pernah mencobanya bukan?"
Leslie mengangguk ragu. "Aku sudah pernah mencobanya dan itu berhasil,"
"Lalu, mengapa nada bicaramu ragu seperti itu?" tanya Lucius.
Leslie menatap Lucius. "Aku menetralkan obat kontrasepsimu karena aku penasaran dan ternyata itu berhasil.."
"Aku hamil, Lucius," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucius's Poison [END]
Fantasy[Sudah terbit dengan alur cerita yang berbeda] 'Ada yang aneh,' Leslie membuka matanya yang terasa berat. Ia terus mengedipkan matanya hingga akhirnya ia tersadar sepenuhnya. Leslie menoleh dengan panik, ia menyadari bahwa dia sedang berada di sebua...