20. Saintess

3.7K 567 5
                                    

Tanpa sadar, tiga tahun sudah berlalu. Leslie sudah mengubah takdir beberapa kali. Kini, Leslie bahkan hanya bisa mengingat namanya di masa lalu. Namun, Leslie sudah menulis semua memorinya di buku. Leslie semakin kesulitan mengingat apa yang terjadi pada cerita sebenarnya.

"Leslie?"

Leslie mengelus rambut Lucius dengan lembut. "Apakah tidurmu nyenyak?"

"Iya," Lucius memegang tangan Leslie dan mengecupnya. "Tidurku akan nyenyak bila kau ada di sampingku,"

Pipi Leslie memerah. "Tidak mungkin aku akan terus tidur denganmu. Kau sudah 15 tahun, Lucius. Bahkan kini kau sudah lebih tinggi dariku,"

"Aku tidak peduli," Lucius duduk di tempat tidurnya.

Leslie memutar matanya. "Aku sudah menyiapkan bajumu. Kau ingin makan di kamar atau di ruang makan?"

Lucius berpikir sejenak. "Aku akan makan di ruang makan, tapi kau harus ikut makan bersamaku,"

"Hm, baiklah,"

Leslie segera keluar dari kamar Lucius sambil memegang tangannya. 'Rasanya baru kemarin aku melihatnya sebagai anak kecil, tapi kini ia sudah jauh lebih tinggi dariku,'

"Leslie, kapan kau akan pergi ke ibu kota?" tanya Amber.

"Entahlah, sepertinya satu bulan lagi. Memangnya ada apa? Kau ingin aku membelikanmu sesuatu di sana?" balas Leslie.

Karena Leslie berstatus sebagai saintess dan sudah berumur 17 tahun, ia harus pergi ke ibu kota bersama saintess lainnya untuk menyucikan kerajaan Shidor. Saintess adalah seseorang yang memiliki kekuatan suci, dan saintess tidak memandang status. Orang biasa pun bisa menjadi seorang saintess. Status saintess dianggap sama dengan bangsawan.

Amber mengangguk kencang. "Rick akan kembali! Aku ingin membuatkannya sebuah baju, namun kain yang aku butuhkan hanya dijual di ibu kota. Aku akan memberikan uang kepadamu sekarang!"

Leslie lantas menahan Amber. "Aku pergi ke ibu kota bulan depan, bukan hari ini. Lagi pula kapan kekasihmu itu akan tiba?"

"Dua bulan lagi. Kau tahu bukan, kalau tugasnya sebagai prajurit itu membuatku sulit menemuinya," dengus Amber.

"Yah setidaknya ia sudah membantu untuk menjaga kedamaian kerajaan Shidor," ucap Leslie.

Leslie kembali berjalan ke ruang makan dan membantu para pelayan menyajikan makanan yang sangat banyak untuk porsi dua orang. 'Untuk apa mereka memasak sebanyak ini, buang-buang uang saja,' pikir Leslie.

Lucius memasuki ruang makan dengan gagah. Ah, rasanya Leslie ingin menyeret laki-laki itu dan menguncinya di kamar. Leslie tidak rela ada orang lain yang melihat ketampanan Lucius.

'Kau semakin gila, Leslie. Tidak mungkin kau menguncinya untuk dirimu sendiri,'

"Ada apa Leslie?" tanya Lucius bingung.

Leslie menggeleng dan menatap makanannya. 'Pertahananku bisa lepas jika aku melihat wajahnya,'

Leslie makan dengan anggun, persis seperti bangsawan. Lucius yang melihat itu tersenyum miring. 'Dia sudah cocok menjadi seorang duchess,'

Setelah menghabiskan makanannya, Leslie segera berdiri dari tempat duduknya. "Kau mau pergi ke mana?" tanya Lucius.

"Ke toilet," jawab Leslie singkat sebelum pertahanannya runtuh.

Leslie berlari ke toilet dan mencuci wajahnya. "Sadar Leslie! Dia masih di bawah umur! Kau itu melanggar hukum jika berpacaran dengannya!" pekiknya sambil menunjuk dirinya sendiri di cermin.

"Memalukan, benar-benar memalukan," kata Leslie lirih.

*

Leslie menguap. Ia baru saja menyucikan sungai yang berada di wilayah utara. Ternyata, Leslie tidak selalu membutuhkan darahnya. Air yang telah disucikan oleh Leslie memiliki banyak manfaat, tetapi Leslie sendiri tidak mengetahui hal itu.

"Semoga tanaman menjadi lebih subur setelah aku menyucikan air ini," ucap Leslie.

"Leslie! Ayo berangkat!" pekik Zara, seorang saintess yang merupakan teman Leslie.

Leslie berlari kecil dan masuk ke dalam kereta kuda. Di dalam kereta kuda itu sudah ada Zara, Julia, dan Mia. Hanya Mia yang merupakan seorang bangsawan, sedangkan yang lainnya adalah orang biasa.

"Entah mengapa rasanya sulit sekali untuk mengendalikan kekuatan suci ini. Kekuatan suciku malah menyebabkan kerusakan karena aku tidak bisa mengendalikannya," keluh Julia.

Mia mendengus. "Kekuatan suciku malah hampir tidak pernah muncul! Apakah para pendeta itu salah memilihku?"

"Aku rasa tidak, Mia. Manusia biasa tidak mungkin memiliki kekuatan suci sedikit apapun itu. Kau bisa mengeluarkannya walaupun sedikit, bukan? Itu berarti kau tetaplah seorang saintess," jawab Zara.

Leslie kembali mengingat bagaimana mereka bisa terpilih menjadi saintess. Para pendeta mencari kekuatan suci yang tersebar di kerajaan Shidor dan mengundang mereka ke kerajaan. Leslie yang awalnya menerima surat itu tentu saja bingung, namun ia lebih terkejut ketika mengetahui bahwa ia memiliki kekuatan suci. Para saintess biasanya muncul setiap sepuluh tahun sekali, dan berjumlah tujuh orang. Di angkatan Leslie, ada empat perempuan dan tiga laki-laki.

"Leslie, apa yang kau pikirkan? Pernikahanmu dengan Lucius itu masih lama," tegur Mia.

Leslie mendelik. "Jangan bicarakan hal itu di sini! Orang lain bisa mendengarnya!"

"Memangnya kenapa? Bukankah itu kenyataan? Semua saintess sudah mengetahui hal itu,"

Leslie menutup wajahnya, menyembunyikan pipinya yang memerah. Bagaimana bisa teman-temannya bisa membicarakan hal itu dengan santai? Leslie saja selalu menghindari pembicaraan itu. Ia masih tidak yakin Lucius akan menyukainya.

Zara terkekeh. "Kau juga menyukai Gabriel bukan, Mia? Kita semua sudah mengetahui hal itu,"

"A-apa yang kau bicarakan? Aku tidak menyukai Gabriel!" pekik Mia.

Gabriel adalah salah satu saintess laki-laki di angkatan Leslie. Sedangkan saintess laki-laki lainnya bernama Calvin dan Alex.

"Kau melihat Gabriel seperti ingin memangsanya, mana mungkin kau tidak menyukainya?" celetuk Julia.

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang