32. Pernikahan Hardy

3.5K 509 7
                                    

Lucius mengiris jari Leslie dan menampung darahnya ke sebuah botol kaca. Hari ini, Hardy akan menikah dengan Victoria. Lucius harus membawa darah Leslie agar Hardy bisa mematahkan kutukan keluarganya.

"Aku rasa itu sudah cukup," celetuk Felix.

Lucius mengangguk. Ia segera mengobati jari Leslie dan mencium tangan gadis itu. Sudah tahun Leslie tertidur seperti itu. Kini Lucius sudah berumur enam belas tahun. Arrie segera menarik tangan Felix.

"Ayo kita cepat pergi ke sana! Aku suka melihat pesta pernikahan!" pekik Arrie antusias.

Lucius terkekeh. "Santai Arrie, aku yakin Felix akan menikahimu jika umurmu sudah legal,"

Arrie tersipu malu mendengar kata-kata Lucius. Felix menepuk pundak Arrie melihat tingkah Arrie. Lucius berjalan pergi dari kamar Leslie. Mereka bertiga masuk ke dalam kereta kuda dan duduk dengan tenang.

"Aku merindukan masa kecil kita," ucap Arrie lirih.

"Kita tidak bisa mengubah waktu, yang bisa kita lakukan hanyalah menghadapi masa depan," timpal Felix.

Lucius mengepalkan tangannya melihat kedua temannya yang sedang bermesraan. Tentu saja Lucius ingin seperti mereka berdua! Tapi pasangan Lucius sedang tidur lama yang hidup matinya saja tidak jelas.

Felix tertawa kecil melihat Lucius yang kesal. "Tenang saja Lucius, setelah Leslie bangun kau pasti bisa bermesraan dengannya,"

"Aku iri dengan Leslie. Perpaduan antara rambut dan matanya itu membuatnya terlihat sangat cantik. Bahkan aku yakin ada banyak bangsawan yang menyukainya saat pertama kali melihatnya," ucap Arrie.

"Coba saja, aku sudah mengambil ciuman pertama Leslie," seringai Lucius.

Felix melotot. "Astaga Lucius. Aku tahu bahwa pikiran dan sikapmu itu lebih dewasa dibandingkan kami, tapi aku tidak menyangka kau sudah melakukan itu,"

"Kapan kau pertama kali menciumnya, Lucius?" tanya Arrie penasaran.

Lucius berdehem dan menyembunyikan wajahnya. "Saat aku berumur sepuluh tahun,"

"Oke, aku sudah yakin sejak dulu bahwa kau tidak waras, Lucius," komentar Felix.

Wajah Arrie memerah membayangkan itu. Tentu saja pemikiran Arrie berbeda dengan kedua temannya itu. Arrie cenderung memikirkan cinta yang romantis, sedangkan Lucius dan Felix hanya memikirkan urusan keluarga mereka saja. Tapi bukan berarti Arrie melupakan urusan keluarganya juga.

"Lucius, bagaimana jika Leslie tidak juga bangun? Apakah kau akan menikah dengan orang lain?" ucap Arrie.

"Aku tidak akan menikah. Biarkan saja kutukan itu putus karena aku sudah tidak memiliki keturunan," jawab Lucius santai.

Felix dan Arrie menatap Lucius takjub. Tentu saja mereka mengerti bahwa Lucius tidak mungkin memikirkan harta dan kedudukan saja. Ia tidak mungkin tega membiarkan keturunannya menanggung kutukan itu.

Beberapa jam kemudian, mereka tiba di mansion Nevil. Sudah ada banyak bangsawan yang datang. Lucius mendesah pelan dan menatap langit. Andai saja Leslie tidak mengalami kejadian mengenaskan itu, mungkin saja ia sudah membawa Leslie ke sini.

"Aku akan menemui Hardy Nevil dulu," bisik Lucius ke Felix.

Lucius segera berjalan masuk ke dalam mansion dan meminta kepala pelayan laki-laki membawanya ke Hardy. Lucius kemudian masuk ke dalam ruang pertemuan dan melihat Hardy yang sedang duduk.

Lucius mengucapkan salam. "Tuan Hardy, aku sudah membawa darah Leslie,"

"Ah, sayang sekali Leslie tidak bisa hadir dalam pernikahanku. Padahal dia yang membantuku dekat dengan Victoria," desah Hardy sambil menerima botol kaca itu.

"Benarkah?"

Hardy mengangguk. "Victoria menyamar sebagai pelayan di rumahku agar ia bisa menemukan adiknya. Leslie menyarankan pada Victoria agar ia meminta bantuan padaku. Karena itulah aku dan Victoria menjadi dekat. Syukur saja kita bisa menemukan adik Victoria,"

"Leslie memang orang yang seperti itu," sahut Lucius.

"Leslie itu.. seperti bisa melihat masa depan," celetuk Hardy.

Lucius langsung menoleh dan melihat Hardy yang tersenyum. "Aku rasa ia sudah memprediksi semua ini agar berjalan sesuai dengan keinginannya,"

"Tuan Hardy, pesta pernikahan akan dimulai,"

Hardy segera berdiri dan menepuk bahu Lucius. "Aku akan memakai segala cara untuk membangunkan Leslie,"

Lucius kembali ke tempat para bangsawan berada sambil memikirkan kata-kata Hardy. Ia juga merasa Leslie seperti bisa melihat masa depan. Terkadang Leslie akan mencegah Lucius pergi ke suatu tempat karena akan terjadi bencana alam. Anehnya, semua ucapan Leslie menjadi kenyataan.

"Ah, gaun yang dipakai pengantin wanita bagus sekali!" ucap Arrie kagum.

"Kau mau gaun yang seperti itu?" tanya Felix.

Arrie berpikir sejenak dan menggeleng. "Aku akan memilih sendiri gaunku nanti. Aku rasa aku akan memilih gaun yang membuatku mudah untuk bergerak,"

"Lebih baik kau urus dahulu toko-toko keluargamu itu, aku dengar ada beberapa manajer yang melakukan korupsi," sindir Lucius.

"Aku akan mengurus mereka nanti. Mereka membuatku sangat kesal, padahal ada banyak pekerja yang membutuhkan biaya untuk mencukupi kebutuhan mereka, tapi manajer-manajer sialan itu mengambil semua gaji mereka!"

Lucius hanya terdiam mendengar kata-kata Arrie. Lucius menjadi lebih pendiam setelah Leslie tertidur seperti itu. Tidak ada yang tahu alasannya, apakah karena Leslie adalah satu-satunya orang yang memiliki pikiran sama seperti Lucius? Atau karena Lucius sudah cinta mati dengan Leslie? Tidak ada orang yang berani bertanya kepada Lucius.

"Wah, ada beberapa saintess yang datang,"

Lucius melirik para saintess yang datang. Tentu saja mereka bisa datang karena status mereka yang dianggap setara dengan bangsawan. Lucius mengetahui semua saintess itu karena mereka datang setiap bulan untuk memberikan Leslie kekuatan suci mereka.

Setelah Hardy dan Victoria mengucapkan janji pernikahan, semua orang bersuka cita. Namun suasana hati Lucius tetap tidak berubah. Ia hanya menginginkan gadis itu di sampingnya, tidak ada yang lain.

Lucius mendesah pelan. "Leslie, kapan kamu akan bangun?"

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang