Dix-neuf

1.4K 151 26
                                    

Jadwal Minho dan Chan sejak kembali setelah bulan madu menjadi sangat padat. Besok mereka akan menghadiri pernikahan Mikyung dan Jeno, ya setelah sekian lama bertunangan akhirnya anak bungsu kerajaan Adelard itu menikah juga dengan sang tunangan.

Sedangkan dua hari lagi nanti mereka akan menghadiri upacara penobatan Hyunjin. Anak tunggal kerajaan Oliver itu menjadi yang terakhir di antara mereka semua untuk menjadi raja.

Tiga hari lagi mereka akan pergi ke kerajaan Kyler lagi untuk menghadiri acara syukuran atas lahirnya Taehyun ke dunia ini.

Empat hari lagi mereka akan mengantar Mikyung dan Jeno ke bandara, pasangan yang akan menikah besok itu memutuskan untuk melakukan bulan madu setelah menghadiri semua acara kerajaan sahabat.

Tentunya dengan kepergian Jeno dan Mikyung membuat Chan tidak punya bantuan dalam mengerjakan tugasnya.

Chan cenderung tidak percaya dengan penasihat atau apapun itu, dia tidak punya tangan kanan dalam menjalani pemerintahan kerajaan. Karena menurutnya semua orang bisa berkhianat kapan saja.

Siapapun bisa tergiur dengan harta yang melimpah kapan saja, Chan tidak mau mengambil resiko 'ditusuk dari belakang', kalau Mikyung dan Jeno tidak ada untuk membantu, semuanya akan dia lakukan sendiri!!

Sementara Chan mulai sibuk dengan jadwal yang padat, Minho sendiri diam di kamarnya dengan Chan. Dia masih canggung dan belum terbiasa tinggal di istana yang megah nan luas ini dengan gelar 'Ratu' ataupun 'Permaisuri'.

"Uuuh, apa yang kamu lakukan Minho? Sementara suamimu sibuk kamu malah diam di kamar seperti ini? Tidak boleh!! Ayo mulai biasakan diri!!" monolog Minho sambil memukul-mukul pipinya.

Minho akhirnya memberanikan dirinya untuk keluar kamarnya, perlahan namun pasti kedua kakinya melangkah selangkah demi selangkah mencari keberadaan suaminya untuk membantu walapun hanya pekerjaan ringan.

"...suri...maisuri....PERMAISURI!!"

"YA!"

"Puh—hahahahahaha!!"

Seperti yang dikatakan tadi, Minho masih belum terbiasa dengan gelar permaisuri. Kalau setiap lewat para maid membungkuk hormat sih sudah biasa. Saat menyadari dia dipanggil Minho langsung tersentak.

Saat menoleh ke belakang ternyata pelakunya sang adik ipar manis yang akan menikah besok. Tuan putri itu tertawa begitu puas dengan sebelah tangan menutupi mulut dan hidungnya melihat reaksi sang kakak ipar yang belum terbiasa dengan panggilan permaisuri.

"Hahahahaha, aduh perutku!!"

"Mikyuuung! Jangan usil!! Kamu mengejutkanku!!" omel Minho sambil menghentakkan kakinya pelan. "Hahahaha, aduh. Maaf maaf, habis kak Minho aku panggil daritadi juga tidak merespon. Yasudah terpaksa memanggil dengan sedikit keras"

"Jangan begitu lagi! Kamu membuatku takut setengah mati! Kukira ibu suri yang memanggil!!" Minho menoyor pelan dahi sang adik ipar dengan kesal.

"Maaf, kan sekalian untuk latihan juga kak, agar terbiasa. Nanti dimasa depan kakak akan dipanggil pakai sebutan 'Yang mulia ratu Adelard' atau 'Permaisuri raja Adelard' loh"

"Mikyuung!! Hentikan!!"

"Baiklah-baiklah"

"Bukankah besok kamu akan menikah dengan Jeno? Kamu tidak gugup?" tanya Minho mengubah topik. "Hm? Tidak tuh" jawab Mikyung dengan santai sambil tersenyum miring dan mengangkat bahu.

"Hah?"

"Sebagai putri mahkota, sejak kecil sekali aku selalu diajarkan untuk selalu percaya diri. Sejak kecil tidak boleh menundukkan kepala, daguku harus selalu terangkat. Jika berdebat, tatap matanya secara lurus dan percaya diri. Berdiri selalu tegak dan tidak boleh gugup sama sekali"

Kingdom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang