Vingt

1.4K 160 38
                                    

Chan tertawa terbahak-bahak sampai perutnya terasa sakit saat mendengar cerita dari istrinya. Woah, ternyata Jeno lebih parah darinya! Pangeran tampan itu sampai pingsan saking gugupnya. Chan sekarang punya senjata jitu jika Jeno meledek dirinya.

"Kamu yakin tidak ada yang bisa aku bantu selain ini?" tanya Minho.

Minho sekarang sedang duduk menyamping di pangkuan Chan atas jawaban Chan saat dia bertanya apa ada yang bisa di bantu. Chan menggeleng, tangan kirinya memegang pinggang ramping sang istri lalu dia mendaratkan kecupan di pelipis sang istri.

"Tidak" jawaban Chan membuat Minho mendengus, "Tapi aku datang untuk membantu Chaaan~"

"Kamu sedang membantuku sekarang sayang, kamu sedang memberikan semangat padaku dan itu sudah lebih dari cukup untukku"

"Tapi tidakkah kamu ingin istirahat sebentaaar saja?"

"Kenapa? Kamu bosan?"

"Iyaaa" awalnya Minho hanya duduk diam, tapi lama-lama tangannya menjalar ke dada bidang sang suami, membentuk pola abstrak di sana.

"Jangan memancing, Minho. Aku sedang sibuk" peringat Chan yang masih menulis entah apa di atas kertas.

"Oh ayolah Chaaan!! Kamu harus istirahat!! Besok kita punya jadwal seharian penuh di pernikahan Mikyung! Bagaimana kalau tiba-tiba besok kau kelelahan dan tidak bisa datang? Jangan jahat begitu dengan adikmu!!"

"Baiklah baiklah aku mengalah! Ayo ke kamar!"

"GYA CHAN!!" Pekik Minho saat Chan langsung menggendongnya begitu saja dan membawanya ke kamar ala bridal style.

"Chan turunkan!! Malu ih!" Protes Minho saat Chan membawanya ke kamar.

"Aduh aduh, yang pengantin baru mah berbeda ya"

"Mikyung?"

Mikyung terkekeh melihat pemandangan di depannya. Sementara Minho mati-matian menahan malu karena mereka menjadi pusat perhatian semua orang di istana termasuk para pelayan.

"Jeno sudah baikan?" Tanya Minho mengalihkan topik. "Ya, seperti yang kakak lihat" Mikyung menunjuk sang tunangan yang akan sah menjadi suaminya besok dengan ibu jarinya. Pangeran rupawan itu masih terlihat lemas.

Dia memeluk leher Mikyung dari belakang dan dahinya dia tumpukan di bahu putih mulus Mikyung. Berdiri saja seperti bertumpu pada Mikyung.

"Efek gugup nih ceritanya, Jen?" Ledek Chan sambil tersenyum jahil.

Sementara yang diledek hanya mengangkat tangan kirinya lalu kembali menurunkannya sekedar menyapa.

"Jeno kelihatannya masih lemas, kamu yakin dia baik-baik saja?" Tanya Minho dengan khawatir.

"Dia baru sadar 10 menit yang lalu, jadi wajar masih agak lemas. Tapi dia sendiri yang ngotot bilang mau ikut memantau persiapan ini itu. Padahal aku sudah bilang bisa sendiri" jawab Mikyung dengan nada kesal.

"Astaga Jeno"

Yang dibiacarakan hanya mengangkat ibu jarinya, posenya masih sama seperti sebelumnya. "Ugh, kami duluan ya kak. Ke kamar sana kalau mau berduaan. Kasihan pelayan yang melihat" pamit Mikyung sambil terkekeh lalu lanjut berjalan dengan Jeno.

Kingdom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang