Vingt-huit

1.2K 155 45
                                    

Hari ini ada acara di kerajaan Adelard, hari ini acara peringatan pernikahan Hendry dan Wendy. Tentu saja mengadakan pesta ada resikonya, bisa saja penipu itu datang lagi.

Tapi acara tetap diadakan, Hendry dan Wendy juga sudah siap mental dan batin kalau aja acara peringatan pernikahan mereka bisa hancur dan kacau nanti. Demi keamanan juga yang diundang hanya keluarga terdekat.

Acara berlangsung dengan meriah, Seungmin datang dan memeluk Wendy dengan erat melepas rindunya. Sementara Changbin sedang menenangkan Taehyun yang masih rewel setelah naik pesawat tadi.

Sejauh ini semua berlangsung dengan lancar dan membahagiakan, sampai jam menunjukkan pukul 13.04 pas. Hanya dalam satu detik beberapa pengawal yang membawa masuk dengan mendobrak pintu, suasana menjadi ricuh dan kacau.

Tembakan demi tembakkan dilayangkan ke udara. Changbin langsung merangkul Seungmin yang sedang memeluk erat Taehyun dan membawa istri dan anaknya pergi dari aula begitu juga dengan Hendry.

"Kak Minho!!"

Meja dengan segera langsung Mikyung tendang sampai posisinya menjadi tiduran di lantai, Mikyung membawa Jeno, Minho dan Chan untuk bersembunyi di balik meja yang untungnya tebal.

"Sial, sudah kuduga ini akan terjadi. Kak Minho, tolong lepaskan resleting gaunku" pinta Mikyung, Minhopun dengan ragu membantu membukakan resleting gaun indah Mikyung. Sementara Chan dan Jeno sudah membuka pakaian formal mereka.

Ternyata ketiganya sudah siap dengan pakaian hitam yang lumayan ketat yang biasanya digunakan untuk latihan. "Kak Chan, bawa kak Minho pergi dari sini. Jeno, aku akan melakukan pengalihan, kamu pergi diam-diam ke kamar kita dan ambil senjata kita, mengerti?"

Mikyung mengucapkan rencana sambil mengeluarkan pistol yang dia sembunyikan di balik gaun selama acara berlangsung, begitu juga dengan Jeno dan Chan yang mengeluarkan pistol milik mereka dari balik jas.

"Tunggu, kenapa aku harus dibawa lari?"

Mikyung terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafas, "Maaf kak, aku belum bisa menceritakan semua dengan lebih detail. Tapi, sekarang yang terpenting adalah nyawamu dan anakmu. Karena, disini yang diincar hanya kamu"

"Yang diincar...hanya...aku?"

"Kak Chan, bawa kak Minho pergi sekarang. Aku akan melakukan pengalihan, di balik patung itu, ada ruang rahasia. Masuk ke sana dan jaga kak Minho sebaik mungkin"

Mikyung tak ingin membuang waktu lebih lama lagi. Lebih lama membuang waktu, lebih terancam lagi nyawa Minho dan anaknya.

"Good luck, Mi. I can't thank you enough" ucap Chan sambil merangkul bahu Minho bersiap untuk membawa lari istri manisnya itu ke tempat aman.

"Thank me later, saat kamu dan kak Minho selamat"

"1, 2, 3!!"

Mikyung dan Jeno menarik pelatuk dan berdiri dari balik meja bersamaan, keduanya membalas tembakkan para pengawal palsu itu sementara Chan dengan cepat langsung membawa Minho pergi ke tempat yang Mikyung beritahu.

'Minjung sialan, bisa-bisanya dia merencanakan serangan di hari penting orang tuaku? Lihat saja kau nanti' umpat Mikyung dalam hati.

Jeno diam-diam sudah pergi ke kamarnya dan Mikyung untuk mengambil senjata. Mikyung yang pasokkan pelurunya sudah habis mau tak mau menghadapi kumpulan pengawal yang belum tumbang itu dengan tangan kosong menggunakan bela diri.

"Mikyung!"

Tak lama kemudian Jeno datang dengan membawa pedang dan busur juga anak panah milik Mikyung. Mikyung menerima busur dan anak panah miliknya dan mulai menumbangkan pengawal palsu satu persatu.



Kingdom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang