Trente cinq

1.8K 135 88
                                    

(Tapi boong~ aku sendiri belum rela book ini end T v T apalagi majikan tersayang belum melahirkan dan kalian belum sempat lihat muka keponakan. Di chapter kali ini bakal ada time skip ya, jadi nanti pas aku lanjutin lagi bisa lebih gampang <3)


9 months of pregnancy

Minho kembali terbangun dipagi buta, ini sudah 3 kalinya malam ini. Sejak semalam dia mulai merasakan sakit diperutnya, mungkin kontraksi palsu. Sejak menginjak umur 8 bulan, Minho sering mengalami kontraksi palsu.

Ditambah lagi dengan tendangan sang buah hati yang kencang membuat rasa sakitnya bertambah.

"Sshhh, awww...sayang" ringis Minho pelan, berusaha untuk tidak membangunkan Chan. Perut bulatnya dia elus, berusaha menenangkan sang buah hati.

Merasakan kontraksi palsu semakin menjadi, Minho akhirnya bangun lalu memutuskan untuk berendam air hangat. Untungnya rasa sakit sedikit berkurang dan Minho bisa sedikit rileks.

"Kamu sudah tidak sabar untuk lahir ke dunia ini ya? Lahirlah ketika kamu sudah siap. Ada ayah, bunda, kakek, nenek, paman dan bibi yang banyak menunggu kelahiran kamu"

Minho tersenyum tipis sambil mengelus perut bulatnya, merasa sudah cukup lama dia berendam. Minho kemudian keluar dari bak mandi lalu menggunakan pakaiannya. Setelah itu dia kembali ke kasur lalu meringsut masuk ke dalam pelukan suaminya diam-diam.

Chan sempat terbangun sejenak, saat sadar yang bergerak meringsut adalah istrinya, dia kembali menutup matanya sambil memeluk sang istri. "Hehe" kekeh Minho pelan saat merasakan kehangatan yang begitu nyaman didalam pelukan suaminya.

Pelukan Chan memang yang terbaik, ya setidaknya dengan pelukan Chan Minho jadi bisa sedikit melupakan rasa sakit pada perutnya karena kontraksi palsu. Tendangan buah hatinya juga mulai memelan, mungkin karena buah hatinya tau sang ayah sedang memeluknya secara tak langsung.


.

.

.


"Ssshhh..."

Paginya Minho kembali meringis saat merasakan kontraksi palsu yang semakin menjadi-jadi, rasanya berbeda sekali dengan kontraksi palsu dulu.

"Kakimu sakit lagi?" tanya Chan saat keluar dari kamar mandi dengan wadah berisi air hangat.

"I-iya" jawab Minho sedikit ragu.

Chan berlutut di depan Minho yang duduk di tepi ranjang, kedua kaki istrinya kemudian dia angkat lalu masukkan ke dalam wadah berisi air hangat yang dia bawa tadi. Sejak perutnya membesar kaki Minho sering sakit, begitu juga dengan punggung Minho.

Jadi Chan biasanya akan memijat punggung atau pundak istrinya, selain itu Chan juga akan merendam kaki Minho dengan air hangat sambil memijatnya lembut. Tentu Minho tidak bisa menolak setelah Chan bilang itu kewajiban seorang suami untuk melayani istrinya.

"Sudah, ayo sarapan. Kalau mau baby sehat, ibundanya harus sehat juga"

"Iya" jawab Minho pasrah, tapi nyatanya saat waktunya sarapan Minho kurang nafsu makan karena kontraksi pada perutnya. Dia hanya bisa makan sedikit makanan yang mudah ditelan. Selesai sarapan, Chan membubuhkan kecupan singkat di pipi Minho.

Dia ada sedikit pekerjaan di ruang kerjanya, jadi tidak bisa bersama dengan Minho sebentar. Minho berjalan sendirian menuju ke kamar, langkahnya menjadi sedikit berat karena sakit pada perutnya menjadi-jadi setiap menitnya.

Sampai akhirnya dia terpaksa berhenti sambil menyandar di salah satu pilar dalam istana. Keringat sudah mengucur di dahinya, tendangan sang buah hati juga menambah rasa sakit pada perutnya membuat Minho mengernyitkan dahinya menahan sakit.

Kingdom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang