"Sayang"
Panggil Chan pada sang istri yang hanya diam sambil memeluk kedua lengannya dan menatap kosong pemandangan malam di luar jendela kamar mereka.
Chan mengenyit, tidak biasanya Minho seperti ini. Biasanya istri manisnya itu akan langsung merespon jika dipanggil.
"Minho" panggilan kedua, masih tidak ada respon. Permaisuri kerajaan Adelard itu masih menatap kosong keluar jendela. Minho baru tersentak, tersadar dari lamunannya saat kedua lengan kekar suaminya itu melingkar di tubuh munggilnya.
"Kalau ada yang mengganggu pikiranmu bilang padaku, Minho. Jangan hanya diam"
"A-apa?"
"Dari tadi aku memanggilmu, tapi kamu tidak menyahut. Pasti ada yang mengganggu pikiranmu kan? Ada apa? Katakan padaku. Remember, I'm your home, I'm your husband, Minho"
Minho hanya diam dan menunduk, tak lama kemudian bahunya mulai bergetar dan kedua tangannya menutup wajah manisnya. Sadar kalau sang istri mulai menangis, Chan memutar tubuh Minho agar menghadapnya lalu memeluk tubuh munggil itu.
Tangan besarnya mengusap-usap punggung sempit itu guna memberikan ketenangan.
"Chan"
"Hm?"
"Bagaimana kalau aku ternyata tidak bisa hamil meskipun punya rahim?"
"Hush, bicaranya. Tidak boleh begitu, kamu pasti bisa hamil sayang"
"Tapi aku masih belum hamil meski sudah melakukannya beberapa kali, Chan. Apa kamu tidak kecewa padaku?"
"Baby..."
Chan menghela nafas dan menggendong tubuh Minho. Dibawanya sang istri untuk duduk dipinggir ranjang empuk nan luas mereka. Sementara dirinya berlutut di depan Minho, memberikan tatapan teduh dan menggenggam lembut tangan munggil sang permaisuri.
"Minho, dengarkan aku ya istriku sayang"
"Aku menikahimu, memilihmu sebagai permaisuriku, untuk menjadikanmu pendamping hidupku satu-satunya seumur hidupku. Bukan sebagai mesin penghasil anak untukku, jujur, memang aku mengidamkan seorang anak dari darah daging kita sendiri. Tapi bukan berarti mempunyai anak sebuah keharusankan? Anak hanya bisa didapat dari Yang Mahakuasa di atas sana.
Semuanya sudah diatur, Minho. Yang aku perlukan darimu adalah, kamu setia berada di sampingku sebagai pendamping jiwaku ini sampai akhir hayat kita. Anak hanyalah sebuah karunia tambahan yang diberikan Yang Mahakuasa. Kamu bisa memberikanku anak atau tidak, aku tetap akan memilihmu sebagai pendampingku satu-satunya.
Mengerti? Jangan bicara seperti itu lagi. Kamu sempurna bagiku apa adanya, dengan anak ataupun tanpa anak. Kamu tetap akan menjadi permaisuriku satu-satunya. Aku berani bersumpah padamu, selama kamu dan aku masih hidup di dunia ini, sampai akhir ayat kita berdua. Tidak akan ada yang namanya 'Selir' di kehidupan kita"
"Chaaan~ hiks"
"Sudah, jangan nangis. I love you and I will always love you" dan malam itu keduanya tertidur dengan posisi memeluk satu sama lain dengan erat, sama sekali tidak ada yang melepaskan.
✨ Kingdom ✨
"Huek uhuk uhuk...hueeeek!"
Chan paginya terbangun karena mendengar suara orang muntah samar-samar dari kamar mandi. Sadar kalau sang istri sudah tidak ada di sampingnya, dengan khawatir Chan langsung menyibak selimut tebalnya lalu berjalan ke kamar mandi dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom ✓
Fanfiction[[ B A N G I N H O ]] [Revised ver!] {COMPLETED!] Chan adalah putra mahkota di kerajaan Adelard, dia terpaksa menjalankan perjodohan yang diadakan ayahnya saat berumur 21 tahun. Lantaran karena sang ayah entah geram karena Chan tidak kunjung mencari...