Trois

2.2K 299 20
                                    

Day 2

Chan mengerang malas untuk kesekian kalinya saat dia melihat Jihyo berjalan mendekatinya. Sudah seharian ini dia berusaha menghindar, persetan jika nanti dia dimarahi Hendry karena terus menghindar padahal ini tahap pendekatan.

Dan hei! Bukan salah Chan dia jadi takut sama perempuan sejak kejadian dengan Nayeon kemarin bukan?! Mulai sekarang yang bisa dia percaya hanya pelayan - pelayan tertentu, adiknya dan ibundanya! titik!

Well, sepertinya akan sulit untuk Chan sembuh dari 'rasa takut'nya yang ini. Di mana-mana ada perempuan! Tidak semua pelayan juga bisa dia percaya. Dia tidak bisa baca pikiran kan?! Lagipula, jika Hendry memarahinya dia tinggal membalas,

'Aku tidak pernah meminta ayah menjodohkanku dengan cara seperti ini, raja yang terhormat' Tentu saja setelah itu juga Chan akan mengadu ke Wendy.

Karena, Wendy memang lebih sayang sama Chan ketimbang suaminya sendiri :). Bagi Wendy anak-anak dia itu nomor satu!

"Yang mulia! Bisakah anda berhenti menghindari saya?!"

Chan memberhentikan langkahnya dan membalikan badannya.

"Hah? Oh maaf, tapi tubuh saya memang suka bereaksi sendiri saat berdekatan dengan orang yang suka dengan sengaja menyakiti seseorang yang tidak bersalah hanya karana persaingan" sindir Chan sambil tersenyum miring.

Jihyo mendecih pelan lalu memasang senyuman manis, "Apa maksud anda yang mulia? Saya tidak pernah dengan sengaja menyakiti seseorang yang tidak bersalah hanya karena persaingan! Untuk apa juga saya melakukannya? Toh saya selalu menang pada akhirnya"

" 'Menang' dari hasil 'melukai' saingan bukan kemenangan sesungguhnya, itu semua hanya kebohongan belaka, anda taukan tuan putri Auristela Jihyo Adena dari kerajaan Adena yang terhormat?"

"CHRIS!!"

"Satu lagi, saya mencari permaisuri yang memiliki atitude bagus. Termasuk sikap sopan, tata krama yang baik, menghormati, tidak berbohong, dan tidak kasar kepada orang tidak bersalah. Saya tidak pernah segan-segan menolak sesuatu yang tidak saya sukai. Karena ini hidup saya, dan keputusan ada ditangan saya, mengerti?"

Selesai berucap panjang lebar, Chan kembali membalikan badannya dan lanjut berjalan. Meninggalkan Jihyo yang kembali berdecih kesal dan menghentakan kakinya yang terbalut sepatu heels tinggi itu.

'Duk'

"Ah, maafkan saya yang mulia! Saya tidak bermaksud menabrak anda"

Chan tanpa sadar tersenyum tipis melihat sosok manis di depannya. Entah kenapa, setiap melihat Minho semua perasaan kalut, marah dan kesal bisa sirna begitu saja.

Minho sedang berjalan sambil membaca buku, sehingga dia tidak sadar ada Chan dan secara tidak sengaja menabrak putra mahkota tampan itu. Bahkan buku di pegangannya sampai terjatuh.

Chan memunggut buku Minho yang tergelak di lantai, karena pemilik buku itu sibuk membungkuk berkali-kali meminta maaf, padahal itu tidak disengaja.

"Tak apa, pangeran Minho. Ini bukumu" jawab Chan sambil menyodorkan buku tebal itu kembali ke pemiliknya. "Ah, iya terima kasih yang mulia. Sekali lagi saya minta maaf"

Minho menerima buku itu dengan kedua tangannya, membuat atensi Chan langsung tertarik sepenuhnya ke pergelangan tangan Minho yang masih dibalut perban sampai ke telapak tangan.

"Ada apa dengan tanganmu?" mendengar pertanyaan Chan, Minho langsung menarik tangannya dan sedikit menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Tidak ada apa-apa yang mulia. Tangan saya baik-baik saja" jawab Minho sambil menunduk. Chan menarik pelan tangan kiri Minho, "Diperban seperti ini dan kamu bilang tidak apa-apa? Saya tidak suka pembohong, Minho"

Kingdom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang