Pagi ini Chan seperti biasanya berjalan-jalan di istana sembari menuju ke ruang makan untuk sarapan. Biasanya saat Chan ke ruang makan, Minho sedang ke ruang makan juga tapi dari arah berlawanan dan keduanya akan bertemu di depan pintu atau terkadang Minho berada di halaman istana yang pintunya tidak jauh dari ruang makan.
Pagi ini Chan melihat Minho berada di halaman istana, pangeran manis itu sedang mengelus lembut kepala burung kecil yang hinggap di tangannya.
"Oh, selamat pagi Chan" sapa Minho saat melihat Chan berdiri di ambang pintu dengan senyuman tipis. "Pagi juga, Minho. Kamu tidak ingin sarapan hm?" Minho tersenyum tipis lalu mengangkat tangannya ke udara membiarkan burung kecil tadi kembali terbang bebas.
"Aku tidak pernah melihat burung itu sebelumnya, peliharaanmu?" tanya Chan saat keduanya berjalan ke ruang makan. "Hm? Ah, bukan. Burung itu bukan peliharaanku, tapi aku sempat memberinya makan saat dia terkulai lemas di halaman" jawab Minho.
Inilah salah satu sisi Minho yang Chan sukai. Minho penyayang binatang dan sangat lembut pada semua hewan, bahkan kepada hewan liar sekalipun.
"Kenapa kamu baik sekali sih? Hm??" tangan Chan terangkat merangkul pundak Minho.
Keduanya tersenyum lalu tertawa sampai tidak sadar keduanya sudah sampai di ruang makan bahkan pintu sudah dibukakan maid dan keduanya sudah melangkah masuk.
"Ekhem, ayah ngerti kalian lagi senang meski nggak tau kenapa. Tapi bisa sarapan dulu baru lanjut mesra-mesraannya?" Suara Hendry mengalihkan atensi keduanya. Chanpun melepas rangkulannya dari Minho, sementara Minho menunduk tersipu malu.
Keduanya duduk berdampingan dan mulai menyantap sarapan mereka dengan khidmat.
"Berhubung semuanya sudah selesai sarapan, saya mengucapkan terima kasih banyak sudah merawat dan menjaga saya selama sebulan. Tapi hari ini saya akan kembali ke kerajaan saya. Saya mengundurkan diri dari perjodohan ini"
Ucapan Myunghee membuat semuanya terkejut seusai mereka semua selesai menyantap sarapan mereka.
"Kenapa tiba-tiba pangeran Myunghee? Apa ada sesuatu yang membuat anda tidak nyaman?" tanya Hendry. "Tidak sama sekali yang mulia, saya suka berada di kerajaan ini. Tapi sepertinya saya tidak bisa melanjutkan lebih jauh lagi. Putra mahkota Chan sepertinya sudah memilih calonnya"
Jawaban Myunghee membuat Chan dan Minho refleks membulatkan mata mereka was-was. Masa sih ketahuan?! Kalau Myunghee laporan ke Hendry gimanaaaaaa?! Hancur sudah rencana Chan sama Minho untuk berhubungan santai dulu.
"Apa benar Chan?"
"Tentu tidak ayah, aku sama sekali belum memilih" jawab Chan berusaha tetap tenang. "Yakin? ayah lihat akhir-akhir ini kamu dekat sekali dengan Minho?" tanya Hendry kembali. "Yakin ayah" jawab Chan sekali lagi. "Apa benar Minho?"
"B-benar yang mulia" jawab Minho. 'Banyak tanya sekali raja satu ini' batin Chan kesal karena ayahnya bertanya terus.
"Baiklah, kami ucapkan terimakasih juga kepada anda, pangeran Myunghee. Karena sudah mau ikut perjodohan dan tinggal di sini selama sebulan"
"Kalau begitu saya permisi, masih ada barang-barang yang harus saya kemas" pamit Myunghee, Myunghee kemudian keluar dari ruang makan dan pergi ke kamarnya.
Dalam hati Jihyo memekik senang, saingannya berkurang satu. Dia tinggal menyingkirkan Nayeon dan Minho.
Sementara Nayeon juga berpikir dia tinggal menyingkirkan Jihyo dan Minho. Minho malah berharap dalam hati semoaga Myunghee bisa mendapat pasangan yang pantas dan layak. Nayeon dan Jihyo tidak tau saja Chan dan Minho sudah berhubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom ✓
Fanfic[[ B A N G I N H O ]] [Revised ver!] {COMPLETED!] Chan adalah putra mahkota di kerajaan Adelard, dia terpaksa menjalankan perjodohan yang diadakan ayahnya saat berumur 21 tahun. Lantaran karena sang ayah entah geram karena Chan tidak kunjung mencari...