5 moths of pregnancy, 3 weeks of coma
Pagi ini Minho baru membuka matanya, dia kembali menghela nafas saat mengingat Mikyung masih belum sadarkan diri dari komanya, adik iparnya itu masih betah tertidur menjelajahi dunia sana.
Minho berniat untuk bangun meski agak kesulitan sekarang, sebelah tangannya dia selipkan di bawah perut bulatnya sementara satunya lagi mendorong kasur untuk bangun.
"Minho"
"Hm?" sahut Minho sambil menoleh ke belakang saat suaminya memanggil, kepalanya sedikit mundur saat tiba-tiba ada buket bunga yang begitu indah muncul tiba-tiba di hadapannya.
"Happy anniversary, istriku sayang" ucap Chan lembut dengan senyuman teduhnya. Minho terdiam, ya ampun, Minho lupa hari ini hari jadi pernikahannya dengan Chan.
"C-Chan, aku-"
"Ssst, it's okay. I understand, dear. Aku tidak perlu hadiah dari kamu, yang aku perlukan hanya kamu berada di sisiku dan anak kita nanti sampai hari tua dan ajal yang memisahkan. Tidak usah merasa bersalah ya? Ada kamu sehat dan selamat di sisiku udah hadiah terbaik bagiku" potong Chan dengan cepat.
Minho perlahan menerima buket bunga itu, Chan kemudian dia peluk dengan sebelah tangan sementara yang sebelah lagi memegang buket bunga tadi. Wajahnya dia tenggelamkan di ceruk leher sang suami, Chan hanya bisa mengelus punggung Minho saat mendengar gunggaman "Maaf" dan lehernya mulai terasa basah.
"Hiks...Mikyung masih belum sadar juga, padahal dulu dia janji mau menerikan hadiah anniversary di hari jadi kita. Padahal dulu dia yang maksa, sekarang dia bahkan belum sadar..."
"Aku tau sayang, aku tau.."
✨ K I N G D O M ✨
"Hai, sayang. Selamat pagi. Mimpimu di sana pasti indah sekali ya? Kamu sampai tidak bangun-bangun. Tau nggak? Hampir setiap malam aku memimpikan kamu" sapa Jeno pada istri tercintanya yang masih terlelap dengan begitu nyenyak dan damai.
"Aku selalu mimpi, kamu udah sadar, kamu sehaaat banget, bisa ngomelin aku, bisa melakukan ini itu lagi, bisa berlatih lagi. Apa kamu tidak pusing tidur terus selama tiga minggu hm? Apa punggung kamu tidak sakit tiduran terus?" Tangan Mikyung yang mengurus dia genggam dan kecup penuh cinta.
Hatinya terasa begitu sesak dan sakit, di satu sisi, dia ingin Mikyung bangun. Di satu sisi lagi, dia takut saat memberitahu Mikyung keguguran kondisinya akan kembali menurun tau bahkan lebih parahnya pergi meninggalkannya.
"Sayang...bangun dong, aku rindu senyumanmu, ketawamu, omelanmu, sapaanmu, suara kamu, mata indah kamu, pelukkanmu, ciumanmu, aku rindu semuanya tentang kamu. Apa kamu tidak rindu sama aku? Kamu tidak akan meninggalkan aku begitu saja kan?"
Air mata kembali menggenang di pelupuk mata Jeno, entah sudah berapa banyak air mata yang dikeluarkan olehnya sejak 3 minggu yang lalu.
"Tidak kan? Kamu tidak akan pergi meninggalkan aku kan? Bangun, sayang. Aku mohon...jangan tinggalkan aku, jangan tinggalkan sisi aku lagi lebih dari ini. Aku mohon, sayang...bangun"
Sementara itu, pintu kamar rawat Mikyung yang sempat terbuka sedikit kini tertutup lagi.
"Kenapa tidak masuk sayang?" tanya Chan saat melihat Minho salah duduk di kursi ruang tunggu saat dia sampai. Yang ditanya menggeleng pelan.
"Jeno sedang menangis, tidak enak kalau masuk sekarang" jawab Minho pelan sambil menunduk, buket bunga baru di peganggannya dia remat. Chan yang pekapun langsung duduk di samping Minho lalu membiarkan istri manisnya itu bersandar di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom ✓
Fanfiction[[ B A N G I N H O ]] [Revised ver!] {COMPLETED!] Chan adalah putra mahkota di kerajaan Adelard, dia terpaksa menjalankan perjodohan yang diadakan ayahnya saat berumur 21 tahun. Lantaran karena sang ayah entah geram karena Chan tidak kunjung mencari...