18

1.6K 138 14
                                    

Hiks yang minta dabel lagi, gigi nya item hiks

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lama ia mencoba tanpa hasil, akhirnya menarik napas panjang dan menyerah.

“Semua nomornya tidak aktif, kita juga tak bisa menyerbu ke apartemennya begitu saja karena ini sudah dini hari”

Dengan pasrah Sakura meletakkan gagang telepon, “Kita harus menunggu sampai besok pagi, dan jika...dan jika ternyata semuanya sudah terlambat...”

Sakura melemparkan tatapan tajam ke arah Yena yang balas menatapnya penuh rasa bersalah.

“Aku akan membuatmu membayar semua kekacauan yang telah kau buat Yena”

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur.”

Kata-kata Yujin yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.

Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung ranjang.

Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Minju gemetar cemas.

“Kau...Harus...Mendengarkan.” Minju masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Yujin, ia tahu ia tidak akan berhasil.

Yujin terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.

“Lepaskan kemejamu Minju.” gumam Yujin datar.

“Yujin...” wajah Minju langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.

“Lepaskan.”

Nada suara Yujin begitu menakutkan. Mungkin Minju akan lebih berani menghadapi jika Yujin berteriak-teriak marah dan membentaknya.

Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.

Dengan gemetar Minju melepas kancing demi kancing kemejanya. Menatap Yujin dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.

Setelah seluruh kancing kemeja Minju terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.

“Aku bilang lepaskan kemejamu, Minju” suara Yujin tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Minju makin gemetar mendengarnya.

Dengan susah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Yujin tanpa daya.

“Sekarang roknya.” sambung Yujin setelah mengamati tubuh Minju tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Minju merah padam.

“Tidak...!” Minju berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

“Aku bilang roknya!” suara Yujin sedikit naik, tetapi tetap tenang.

Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Minju bergerak melepaskan roknya, air mata mulai mengalir di mata Minju.

Hening cukup lama, Yujin terdiam sambil menatap Minju tajam.

Dan Minju berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil.

“Lepas pakaian dalammu.”

“Tidak!!” dengan was-was Minju berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan.

Romantic Story About JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang