20

1.7K 143 39
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suster Eunbi benar, Yujin memang menyesal. Tidak perlu waktu lama, hanya selang satu jam dari kepergian Minju.

"Aku menerima kalian di sini hanya demi Sakura," gumam Yujin dingin.

Suasana hatinya benar-benar buruk saat itu. Ketika sekertarisnya menelepon dan memberitahu bahwa Sakura dan Yena ada di ruangan depan, ingin bertemu dengannya, Yujin hampir saja mengamuk seketika itu juga.

Dia sudah menegaskan pada sekertarisnya bahwa dia sedang tidak ingin diganggu. Tetapi Sakura memaksa, dan seperti biasanya, paksaannya berhasil.

"Kami harus memberitahumu sesuatu yang penting." gumam Sakura penuh tekad.

Tidak peduli akan tatapan membunuh yang berkali-kali dihujamkan Yujin kepada Yena yang hanya duduk diam tanpa suara di belakangnya.

"Yujin," Sakura mencoba menarik perhatian Yujin yang terus menerus mempelototi Yena.

"Ada suatu fakta penting tentang Minju yang harus kau ketahui."

Yujin langsung tertarik.

Fakta apa lagi?

Sebuah kebohongan lagi yang belum diceritakan kepadanya?

Sebuah kepalsuan lagi yang akan menyulut kemarahannya?

Dia diam dan menunggu, bersiap-siap untuk meledak lagi, kepalanya terasa berdenyut dan mulai nyeri.

"Yujin..." Sakura mengernyit cemas ketika melihat Yujin tampak kesakitan.

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa! Cepat selesaikan yang ingin kau katakan, dan bawa dia pergi dari ruangan ini!" Yujin bahkan tidak mau repot-repot menyebut nama Yena.

Sakura menarik napas panjang.

"Kau...Kita...Mengambil kesimpulan yang salah tentang Minju." dengan cepat Sakura membentangkan artikel itu di meja Yujin.

"Baca ini."

Yujin melirik artikel itu, semula tidak tertarik, tetapi kemudian mengenali gambar di artikel itu sebagai Minju, lebih muda beberapa tahun, tapi dia tak mungkin salah.

"Apa yang.........Oh Tuhan!"

Baru separuh artikel yang dibacanya, tetapi dia pucat pasi.

Dengan gemetar dia membaca artikel itu. Membacanya berulang-ulang kemudian, mencoba mencari kesalahan. Tapi kebenaran yang tertulis di sana tak terbantahkan lagi.

"Benar Yujin, keluarga Minju, kedua orangtuanya terenggut pada kecelakaan yang sama di jalan tol, kecelakaan yang sama yang menewaskan Chaeyeon"

Mata Sakura berkaca-kaca ketika kenangan itu kembali.

"Oh Tuhan!" Yujin berpegangan pada meja untuk menopang tubuhnya.

Ini sebabnya Minju selama ini sebatang kara dan sendirian?

"Kedua orang tua saya sudah meninggal dunia, saya hidup sendirian" itu jawaban Minju waktu gadis itu terpaksa menumpang mobilnya di pagi yang hujan.

Lalu uang tiga ratus juta dan hutang puluhan jutanya di perusahaan itu.....

Sekali lagi Yujin mengernyit.

"Tunangannya, Chaewon, masih terbaring koma sejak kecelakaan itu. Minju berjuang mati-matian untuk mempertahankan hidupnya. Hutang-hutangnya di rumah sakit mungkin untuk membiayai biaya perawatan Chaewon, dan hutangnya kepadamu tiga ratus juta mungkin karena gadis itu putus asa,"

Romantic Story About JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang