Aamiin..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hampir sebulan sejak kejadian itu, dan Yujin menepati janjinya. Tidak menemui Minju lagi.
Atas bujukan dan desakan Sakura, Minju kembali bekerja di perusahaan Yujin, lagipula bujukan Sakura ada benarnya juga.
Minju butuh gajinya untuk menghidupi mereka semua. Dan selama sebulan itu Yujin, sang CEO menjadi orang yang paling sulit dilihat di kantor, jika tidak sedang melakukan perjalanan bisnis, lelaki itu mengurung diri di ruangan kerjanya dan tidak keluar-keluar.
Sesekali Minju masih berpapasan dengan Yena, lelaki itu masih bekerja di sini, Yujin tidak jadi memecatnya, sepertinya dia dan Yujin sudah berhasil menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka.
Dan Minju merindukan Yujin.
Dia sudah bertekad melupakan Yujin, tetapi hatinya punya mau sendiri, kadang dia menatap lift khusus direksi yang menyambung langsung ke ruangan Yujin dengan penuh harap.
Berharap tanpa sengaja dia melihat Yujin keluar dari sana, melangkah ke parkiran mobilnya.
Tuhan tahu betapa ia bersyukur seandainya saja dia bisa melihat Yujin, biarpun cuma satu detik, biarpun cuma dari kejauhan. Tapi entah kenapa Yujin seperti punya pengaturan waktu sendiri agar tidak bertemu Minju.
Sore itu Minju melangkah memasuki apartemennya dengan lunglai, dia tidak enak badan, sedikit panas dan meriang, jadi dia minta izin pulang cepat.
Ketika memasuki ruang tamu, dia mendengar suara tawa dari ruang tengah.
Suara Chaewon dan dokter Sakura.
Dokter Sakura sudah mendapat izin Yujin menggunakan setengah hari kerjanya untuk melakukan terapi khusus pada Chaewon.
Terapinya sudah membuahkan hasil, Chaewon sudah bisa menggerakkan jari-jari kakinya, sedikit mengangkatnya dan melatih saraf sarafnya.
Optimisme bahwa Chaewon akan bisa berjalan lagi semakin besar.
Minju melangkah ke ruang tamu dan melihat Chaewon sedang duduk di kursi rodanya sedang dokter Sakura menuangkan teh untuknya, sepertinya sesi terapi sudah selesai.
Chaewon mendongak ketika merasakan kehadiran Minju dan tersenyum lebar, mengulurkan tangannya.
"Hai sayang,"
Dengan senyum pula Minju melangkah mendekat, menyambut uluran tangan Chaewon.
Lelaki itu membawanya ke mulutnya dan mengecupnya, "Bagaimana sesi terapi kali ini?" tanyanya lembut.
Chaewon tertawa dan Minju mengamatinya dengan bahagia, Chaewon banyak tertawa akhir-akhir ini. Lelaki itu makin sehat, warna kulitnya juga sudah jadi cokelat sehat, tidak pucat pasi seperti dulu. Badannya sudah berisi dan tampak lebih kuat.
Chaewon sudah menjadi Chaewonnya yang dulu, yang penuh tawa dan vitalitas, dengan semangat hidup yang memancar dari dalam dirinya.
"Aku tadi sudah belajar berdiri, sulit sekali Minju sampai keringatku bercucuran, tapi aku senang sudah sampai di tahap sejauh ini", jelas Chaewon bahagia.
Minju membelalakkan matanya senang, "Benarkah?", dengan gembira ditatapnya dokter Sakura, "Benarkah dokter?"
Dokter Sakura mengangguk dengan senyum dikulum, "Perkembangan Chaewon sangat pesat Minju, aku optimis dia akan bisa berjalan lagi."
Dengan bahagia Minju memeluk Chaewon erat-erat, "Oh aku bangga sekali padamu mendengarnya sayang!" serunya dengan kegembiraan murni.
Tapi tiba-tiba Chaewon melepaskan pelukannya dan menatap Minju sambil mengerutkan alisnya, "Sayang, badanmu panas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Story About Jinjoo
FanfictionFF INI REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA! Yang udah baca ya gapapa asal jangan report😉 Yang mau baca ya baca aja :v Saya greget soalnya versi kapal lain udah banyak :v tapi jinjoo belum ada :v 🔞🔞🔞