6

2K 147 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau benar-benar serius tentang ini Yujin?"

Yena bertanya saat Yujin mempelajari salinan kontrak itu.

Yujin mengangkat matanya dan menatap Yena, lalu menunjukkan kontrak itu,

"Kau pikir aku tidak serius? Perjanjian ini senilai tiga ratus juta man!"

"Aku tak habis pikir, kenapa seseorang sepertimu yang bisa mendapatkan wanita manapun yang kau mau, melakukan hal seperti ini demi seorang wanita? Wanita yang sangat murahan dan materialistis sehingga terang-terangan menjual dirinya padamu demi uang? Apa yang ada dipikiranmu Bos?"

Kening Yujin berkerut tidak suka mendengar kata-kata Yena, meskipun dia tahu itu semua benar.

"Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat seorang perempuan, dan tiba-tiba seluruh tubuhmu menginginkannya?"

Yujin tersenyum melihat ekspresi skeptis Yena, tentu saja Yena tidak tahu, dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya.

"Yang pasti aku menginginkannya, dan aku masih belum bosan, tiga ratus juta tak ada artinya buatku"

"Tapi kau orang yang sangat pembosan, seminggu lagi kau pasti akan mencampakkannya, dan menyesali kontrak ini"

"Dan aku tetap akan merasa puas karena setidaknya aku tidak penasaran lagi", jawab Yujin yakin.

Yena mengangkat bahu, "Aku tetap tidak setuju, tapi ini semua keputusanmu, serahkan kontrak pada wanita itu, pastikan dia tandatangan, beri salinannya, lalu serahkan yang asli padaku", Yena menyandarkan tubuhnya dikursi.

"Miss. Minju ini, apakah aku pernah melihatnya sebelumnya?"

Yujin menggeleng, "Dia hanya pegawai biasa, seorang supervisor lapangan, kau tidak mungkin pernah melihatnya", jawabnya tegas.

"Apakah dia gadis mungil dengan rambut sebahu dan wajah polos dan tatapan seperti anak kecil yang ada di area pameran mendampingi bosnya yang penjilat waktu itu?"

Yujin langsung bersiaga.

Kenapa Yena ingat pada Minju?

Apakah Yena juga memperhatikan Minju?

Apakah dia juga tertarik padanya?

Insting posesifnya langsung menyeruak keluar.

Yena tertawa melihat tatapan tajam Yujin,
"Hey hey jangan menatapku seperti itu, aku memperhatikannya karena waktu itu kau memandangnya dengan begitu intens, tatapanmu seolah-olah tak bisa lepas darinya, seperti pemburu yang ingin melahap mangsanya", Yena mengangkat bahu.

"Orang lain mungkin tak akan menyadarinya, tapi aku sudah mengenalmu sejak lama, dan aku tahu betapa intensnya kau jika sudah berkonsentrasi pada satu hal, malam itu kau kehilangan konsentrasimu, gadis itu menarik seluruh perhatianmu, kau sulit berkonsentrasi pada hal lain selain itu",

Yena menarik napas panjang, "Well, jika dengan gadis yang sama ini kau terlibat, semoga Tuhan memberkatimu sahabatku."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semua terjadi begitu cepat, Yujin langsung mendapatkan apartemen yang diinginkannya.

Sebuah apartemen yang sangat mewah dengan privasi yang sangat terjamin, Minju tidak berani membayangkan berapa harganya, tapi Yujin bersikap sangat santai, katanya itu semua hanyalah investasi.

Dengan sangat efisien Yujin membantu Minju membereskan barang-barangnya yang tentu saja tidak banyak, untuk dipindahkan ke apartemen, lalu menyelesaikan pembayaran kost dan sekaligus berpamitan dengan induk semangnya.

Romantic Story About JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang