Epilog

3.5K 199 50
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Minju mulai larut dalam kantuknya ketika suara berderap terdengar di lorong kamar rumah sakit itu. Matanya terbuka, bersamaan dengan sosok Yujin, acak-acakan dengan rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam.

Setengah panik.

Dengan menahan geli, Minju menatap Yujin yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Minju berbaring.

Ketika pada ahkirnya mata mereka bertatapan, seulas senyum tampak di mata mereka. Senyum yang sama yang selalu mereka bagi ketika mereka bertatapan, bahkan sejak 5 tahun yang lalu di hari pernikahan mereka.

"Aku pikir aku terlambat.", Yujin mengusapkan jemari di rambutnya yang berantakan.

"Mereka menelepon kantor dan bilang kau di bawa ke rumah sakit karena sudah kontraksi, aku tadi ke sekolah Jinyoung dulu baru kesini"

Minju tersenyum, menatap perutnya yang membuncit.  "Belum Yujin, kata dokter aku harus menunggu sebentar lagi"

Yujin mendesah melangkah masuk, dan duduk di tepi ranjang, digenggamnya tangan Minju penuh kasih.

"Aku panik", matanya menatap Minju cemas, "Bagaimana rasanya sayang? Apakah kau sakit? Apakah kau merasa nyaman?"

Minju mengangguk sambil membalas remasan jemari Yujin, kemudian seperti menyadari sesuatu, tatapannya melirik ke belakang punggung Yujin.

"Dimana Jinyoung?"

Dengan senyum dikulum, Yujin ikut menoleh ke arah pintu.

"Tertahan di pintu seperti biasanya, suster-suster sibuk mengagumi dan merubunginya, dan meskipun masih kecil sepertinya dia menikmati banyaknya perhatian dari perempuan-perempuan itu", Alis Yujin tampak berkerut bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kata-kata itu sehingga Minju terkekeh geli.

"Mungkin karena dia putra Ahn Yujin, seorang playboy sejati." canda Minju sambil menahan tawa.

Minju menatap suaminya dengan penuh perasaan sayang. selama lima tahun perkawinan mereka, Cintanya kepada suaminya semakin dan semakin dalam.

Oh.. Yujin memang tidak berubah, dia masih lelaki yang sama, yang arogan dan keras kepala dengan mata biru menyala ketika marah, tetapi lelaki itu sekaligus berubah menjadi lembut dan... Banyak tertawa.

Pada awal mulanya Yujin masih membatasi diri, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi batasan di antara mereka.

Yujin ternyata bisa menjadi suami yang begitu penyayang dan lembut, membuat Minju merasa menjadi isteri yang luar biasa bahagia dan dicintai.

Mendengar perkataan Minju, Yujin cemberut meskipun ada senyum menari-nari di matanya, dikecupnya jemari Minju lalu matanya mendongak, menatap nakal.

"Playboy sejati yang ahkirnya tunduk di bawah kuasa nyonya Ahn yang mempesona", godanya setengah berbisik.

Pipi Minju memerah, dalam kondisi hamil sembilan bulan, dia tampak cantik dan berisi, apalagi dengan pipi merona yg begitu menggoda.

Tatapan Yujin meredup penuh arti, "Dan sekarang nyonya Ahn yang cantik, mengingat sudah cukup lama aku tidak  menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan dibibir suamimu yang merana ini?", tambahnya nakal

Pipi Minju makin terasa panas oleh godaan Yujin itu, dan rupanya itu , membuat Yujin gemas, dengan lembut disentuhnya dagu Minju, di dekatkannya bibirnya ke bibir ranum Minju yang sedikit membuka, menanti.

Napasnya mulai terengah, ah... Betapa manisnya ciuman ini...Yujin amat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang....

Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika.

Romantic Story About JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang