.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Minju terbangun dalam pelukan Yujin. Matahari fajar sedikit menembus tirai putih jendela hotel itu, masih gelap dan dingin.
Dengan nyaman Minju makin bergelung dalam pelukan lelaki itu. Dan secara otomatis Yujin mengetatkan pelukannya, melingkarkan lengannya erat-erat di tubuh Minju.
Minju memejamkan matanya, menenggelamkan wajahnya di dada telanjang Yujin, menghirup aroma Yujin kuat-kuat dan menyimpannya rapat-rapat dalam memorinya.
Tiba-tiba air mata merembes dari sela bulu matanya, dan Minju menahannya agar tidak menjadi isakan.
Kenapa?
Kenapa Tuhan membuatnya jatuh cinta lebih dulu kepada Yujin sebelum kemudian mengabulkan doanya agar Chaewon terbangun dari komanya?
Apa rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini?
Kenapa di saat Chaewon benar-benar sudah bangun, hatinya sudah jatuh dimiliki oleh Yujin?
Minju mengigit bibirnya agar tangisnya tidak semakin keras dan membangunkan Yujin, dia tidak boleh menangis. Ini semua sudah menjadi keputusannya.
Dia sudah memiliki Chaewon.
Chaewon yang mencintai dan dicintai olehnya sejak awal. Chaewon yang sebatang kara dan tidak akan punya siapa-siapa kalau Minju tidak ada di sampingnya.
Chaewon lebih membutuhkan Minju dibandingkan Yujin. Tanpa Minju, Chaewon akan rapuh, sedangkan tanpa Minju, Yujin akan tetap kuat.
Yujin bisa mencari Minju-Minju yang lain dengan segala kelebihannya, sedangkan Chaewon hanya memiliki Minju.
Dia sudah memutuskan dalam hatinya, tapi kenapa hatinya tetap terasa begitu sakit?
Rasanya seperti disayat-sayat ketika memikirkan Yujin, ketika ingatannya melayang pada setiap kebersamaan mereka.
Kenapa rasanya masih terasa begitu sakit?
Dan malam ini Minju memutuskan bertindak egois.
Hanya malam ini ya Tuhan, ampuni aku, desah Minju dalam hati.
Dia tahu semua ini akan terjadi. Dia tahu jika dia datang menemui Yujin pada akhirnya mereka akan berakhir di ranjang dan bercinta.
Minju tahu itu semua akan terjadi, tapi dia tetap mengambil konsekuensi itu, dia butuh merasakan pelukan Yujin untuk terakhir kalinya, dan kemudian meyakinkan dirinya bahwa ini adalah perpisahannya dengan Yujin.
Pelukan Yujin tiba-tiba mengencang dan lelaki itu dengan masih malas-malasan mengecup dahi Minju.
"Dingin?" tanyanya Serak.
Minju mendongakkan wajah dan mendapati mata biru itu menatapnya. Lalu tersenyum lembut, dan menggeleng.
Yujin meraih dagu Minju dan mengecupnya dengan kecupan singkat.
"Aku menyakitimu tidak semalam?"
Sekali lagi Minju menggeleng dan menenggelamkan wajahnya ke dada Yujin, menahan air mata.
Ini adalah saat berharganya. Berada dalam pelukan erat Yujin, merasakan kelembutan dan kemesraannya.
Dia akan menyimpan kenangan ini dihatinya, biar di saat-saat dia merasa pedih dan merindukan Yujin, dia tinggal menarik keluar kenangan tentang pagi ini, dan hatinya bisa terasa hangat.
Seperti inilah dia akan mengenang Yujin nanti, lembut, penuh cinta dan memeluknya erat-erat.
Seolah mengerti pikiran Minju yang berkecamuk, Yujin tidak mengatakan apa-apa lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Story About Jinjoo
FanfictionFF INI REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA! Yang udah baca ya gapapa asal jangan report😉 Yang mau baca ya baca aja :v Saya greget soalnya versi kapal lain udah banyak :v tapi jinjoo belum ada :v 🔞🔞🔞