.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Minju merasa tidak nyaman, pakaiannya terlalu biasa-biasa saja untuk ukuran hotel yang mewah ini. Dia berdiri dengan kikuk di lobby, tak tahu harus berbuat apa.
Entah dorongan apa yang membuatnya datang menemui Yujin malam ini. Dia tahu dia nekat, seperti memancing iblis untuk membakarnya. Tapi dia tidak bisa menahan diri. Dia ingin bertemu Yujin, walaupun mungkin ini untuk terakhir kalinya.
“Bisa dibantu nona?”
Lelaki petugas hotel itu datang menghampiri, sepertinya melihat kebingungan Minju.
“Eh saya...saya Minju...saya sudah ditunggu...”
“Nona Minju,” petugas itu berubah sopan dan membungkukkan tubuh.
“Silahkan, anda sudah ditunggu, mari saya antar.”
Dengan ragu Minju melangkah mengikuti petugas hotel itu, memasuki restauran yang tertata dengan mewah dan elegan.
Dan disanalah Yujin, duduk dengan pakaian resminya, mata Yujin sudah melihatnya ketika dia memasuki ruangan. Dan tidak lepas memandanginya dengan tajam setelahnya.
Ketika Minju mendekat, Yujin berdiri dengan sopan lalu duduk lagi setelah Minju duduk.
Hening sejenak, masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Terimakasih sudah datang.” gumam Yujin lembut.
Minju mengangguk, matanya berkaca-kaca melihat kelembutan tatapan Yujin.
“Mungkin ini untuk terakhir kalinya, mungkin setelah ini aku tidak akan datang lagi.” gumam Minju pelan.
Yujin menggangguk, “Setelah ini aku tidak akan pernah memintamu datang lagi.”
Hening lagi.
Sampai pelayan membawakan makanan pembuka, mereka makan malam dalam diam.
Sampai kemudian Yujin menuangkan anggur ke gelas Minju, Minju mengernyit.
“Aku tidak pernah minum alkohol.”
Yujin tersenyum menggoda, senyum pertamanya malam itu.
“Tenang saja, aku akan menjagamu. Kemungkinan terburuknya mungkin kau diperkosa saat mabuk.”
Pipi Minju langsung merona dan Yujin terkekeh.
Anggur itu mencairkan segalanya, suasana menjadi hangat, dan percakapan mereka mengalir lancar, Yujin menceritakan tentang perjalanannya ke Eropa dan Minju mendengarkannya dengan penuh minat.
Sampai kemudian, Yujin menggenggam tangan Minju lalu mengecupnya.
“Aku ingin memelukmu.”
Hanya satu kalimat, tapi Minju mengerti.
Dia menganggukkan kepalanya. Entah kenapa dia menyetujuinya. Mungkin karena anggur itu sudah mempengaruhi pikiran normalnya. Yang pasti Minju juga ingin merasakan pelukan Yujin.
Dengan lembut Yujin menghela Minju, melangkah ke lantai atas.
Ketika Yujin membuka pintu kamar, Minju menatap Yujin bingung, dan Yujin tertawa menyadari kebingungan Minju.
“Yah... kamar yang sama... Kuakui... aku memang agak sedikit sentimental,”
Yujin mengangkat bahu, pipinya sedikit merona, “Kupikir... tempat saat pertama akan cocok untuk menjadi tempat saat terakhir kita.”
Minju tersenyum lembut, dan membiarkan Yujin membimbingnya memasuki kamar.
Mereka berdiri dengan canggung, sampai Yujin mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Story About Jinjoo
FanfictionFF INI REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA! Yang udah baca ya gapapa asal jangan report😉 Yang mau baca ya baca aja :v Saya greget soalnya versi kapal lain udah banyak :v tapi jinjoo belum ada :v 🔞🔞🔞