17

1.5K 135 19
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yujin! Semua yang Yena katakan itu bohong!"

Minju berusaha menjelaskan ketika mereka sampai di apartemen, dan lelaki itu masih menggelandangnya dengan kasar.

Tubuh Minju dihempaskan dengan sangat kasar ke tempat tidur.

"Dia bohong Yujin", Minju tersengal, putus asa mencoba meyakinkan Yujin.

"Yena tidak pernah berbohong padaku", jawab Yujin datar, tangannya bergerak membuka kancing bajunya.

"Dia bohong...Percayalah", air mata mulai mengalir di sudut mata Minju.

"Tidak ada untungnya baginya berbohong padaku."

"Ada!!!", jerit Minju

"Dia membenciku, dia ingin menyingkirkanku...."

"Wah...Kau pikir kau seberharga itu? Kau tidak lebih dari pelacur kecil dengan tampilan tanpa dosa.... Berapa dia membayarmu untuk sebuah ciuman hah? Sepuluh juta?? Dua puluh juta?? Kau pikir kau bisa mendapatkan uang keuntungan dari kami berdua ya??"

"Kumohon Yujin, kau tahu dia berbohong.... Kumohon...Kumohon...Percayalah padaku"

Minju mulai panik ketika Yujin melepas kemejanya, "Ke...Kenapa kau melepas pakaianmu?"

Dengan takut Minju beringsut di ranjang mencoba sejauh mungkin dari Yujin.

"Yah...Aku sudah pernah bilang kan?"

Lelaki itu tersenyum kejam sambil mulai melepas ikat pinggangnya, tatapan matanya tak lepas dari Minju yang meringkuk ketakutan seperti seekor mangsa yang menghadapi predator kejam.

"Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur!", desis Yujin penuh penghinaan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sakit", Yena mengernyit ketika Sakura mengusap luka di bibirnya dengan kapas.

"Kau pantas mendapatkannya", gumam Sakura tanpa perasaan, malah semakin kasar mengusap luka itu.

Mereka baru pulang dari rumah sakit, hidung Yena patah, dan tiga tulang rusuknya retak sehinga harus ditahan dengan perban.

Belum lagi lebam lebam di tubuh dan mukanya. Mata Yena sudah mulai bengkak membiru.

Pukulan-pukulan yang diberikan Yujin benar-benar brutal.

"Aku kan cuma membantu Yujin dengan menunjukkan padanya kalau perempuan yang di peliharanya itu cuma pelacur kecil", Yena tampak kesusahan bicara, tapi ia masih membela diri.

"Jangan sebut dia pelacur!!! Kau mungkin lebih kotor darinya!", potong Sakura marah, melemparkan kapas yang di celup alkohol itu ke samping.

"Kau sudah bertindak kejam dan gegabah pada Minju..... Astaga! Kau pasti akan menyesal begitu mengetahui semuanya!!"

"Mengetahui apa?", kali ini Yena mulai cemas.

Sakura tampak begitu marah sekaligus begitu sedih. Bertahun-tahun dia mengenal Sakura, tak pernah wanita itu tampak begitu dikuasai emosi. Kecuali pada saat pemakaman Chaeyeon...

"Aku mulai ketakutan", gumam Yena ketika Sakura tidak berkata apa-apa.

"Mengetahui apa , Sakura?"

"Kebenaran tentang Minju", jawab Sakura lirih lalu mendesah seolah-olah tak mampu melanjutkan penjelasannya.

"Mungkin kau harus melihat ini dulu."

Sakura mengambil bundelan artikel itu dari kotak putihnya, membukanya dan meletakkannya di pangkuan Yena.

Romantic Story About JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang