.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Semua berlangsung begitu cepat, dokter dan perawat serta Sakura hilir mudik di ruangan itu untuk memeriksa keadaannya.
Minju merasa sudah baikan, hanya sedikit mual dan demamnya sudah turun, tapi entah kenapa Sakura bersikeras agar dia tetap di rawat inap di rumah sakit ini.
Sebenarnya dia sakit apa?
Minju mulai bertanya-tanya.
Chaewon sudah berpamitan tadi, diantar oleh dokter Sakura, mengatakan akan mempersiapkan kepergian mereka ke Jerman, kemungkinan dua minggu lagi.
Dan saat Minju sendirian, pikirannya melayang.
Dimana Yujin?
Apakah dia di rawat di rumah sakit ini?
Bagaimana kondisinya?
Kenapa Yujin tidak menemuinya?
Pemikiran-pemikiran itu membuatnya terlelap lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ketika bangun hari sudah sore, suasana kamar tampak remang-remang karena lagi-lagi hujan turun di luar membuat langit kelihatan gelap, Minju menatap hujan di jendela dan mendesah.
"Sudah enakan?"
Suara itu terdengar lembut dan tiba-tiba sehingga Minju terlonjak kaget, dia menoleh dan mendapati Yujin duduk di ranjang, di sampingnya.
Lelaki itu begitu diam, Minju mengernyit, pantas dia tidak menyadari kehadirannya.
"Maaf aku mengagetkanmu," Yujin tersenyum samar, lalu menyentuh dahi Minju.
"Sudah tidak panas lagi. Syukurlah. Kau masih memuntahkan makananmu?"
Minju menggelengkan kepalanya, masih belum mampu berkata-kata.
"Aku... Aku sudah bisa menelan sup panas dari rumah sakit tadi."
Yujin mengangguk dan tersenyum.
"Aku sudah berbicara dengan Chaewon, Minju,"
Yujin segera berseru ketika melihat Minju akan menyela kata-katanya.
"Apapun yang akan kau katakan, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku sudah mendapat kesempatan ini jadi tidak akan kusia-siakan, kau tidak akan dan tidak boleh menolakku atau melepaskan diri dariku." suara Yujin tegas dan penuh ancaman, matanya menyala-nyala.
Dalam hati Minju merasa geli, ini Yujin yang biasa. Tidak berubah meski mencintainya, tetap saja arogan dan terbiasa mengungkapkan keinginannya dengan mengancam.
Tapi bagaimanapun juga ini Yujin yang sama yang dicintainya.
"Ya Yujin." jawabnya dalam senyum.
Jawaban sederhana itu membuat Yujin yang begitu tegang karena antisipasi penolakan yang mungkin dilakukan Minju, terpana.
"Apa?" Yujin bertanya seperti orang bodoh.
Minju tersenyum lembut, otomatis tangannya bergerak menyentuh dahi Yujin yang berkerut bingung, mengelusnya lembut, menghilangkan kerut yang ada di sana.
"Ya Yujin, aku tidak akan melepaskan diri darimu."
Yujin seolah kesulitan mencerna jawaban sederhana Minju, tetapi ketika dia bisa memahaminya, seketika itu juga Yujin merengkuh Minju, memeluknya erat-erat.
"Demi Tuhan... Aku sepertinya masih butuh berkali-kali diyakinkan olehmu," bisiknya serak di rambut Minju.
"Kau selalu membuatku bertanya-tanya, dengan mata lebarmu yang selalu tersenyum, dengan kelembutanmu, kau selalu membuatku bertanya-tanya apakah kau mencintaiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Story About Jinjoo
FanfictionFF INI REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA! Yang udah baca ya gapapa asal jangan report😉 Yang mau baca ya baca aja :v Saya greget soalnya versi kapal lain udah banyak :v tapi jinjoo belum ada :v 🔞🔞🔞