24

1.7K 140 24
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tidak enak." Chaewon mengernyit, menggelengkan kepalanya, menghindari sendok berisi bubur sayuran yang disuapkan Minju kepadanya.

Hari ini adalah tiga minggu sejak Chaewon tersadar dari komanya, kondisinya sudah mulai membaik, dia sudah bisa duduk, sudah bisa mengucapkan lebih dari satu kalimat, dan alat-alat penunjang kehidupannya sudah mulai dilepas satu persatu.

Dokter sendiri memuji perkembangan Chaewon yang luar biasa pesat, tekad lelaki itu kuat, maka ketika dia berniat untuk sembuh dia akan merasakannya sepenuh hati.

"Kau harus memakannya," gumam Minju sedikit geli dengan kemanjaan Chaewon yang seperti anak-anak.

"Ini menyehatkanmu."

"Rasanya seperti muntahan." Gumam Chaewon, tapi akhirnya menurut membuka mulutnya, menerima suapan Minju lalu mengernyit ketika menelan.

Ekspresinya membuat Minju tergelak, tapi kemudian Chaewon meraih tangan Minju yang tidak memegang sendok, ekspresinya berubah serius.

"Minju, tak terbayangkan rasa terimakasihku padamu....aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan cintaku, aku... Para dokter dan perawat menceritakan perjuanganmu untukku...."

"Stttt," Minju meletakkan sendoknya dan menyentuhkan jemarinya di bibir Chaewon.

"Perjuangannya sepadan, kau akhirnya bangun kan?"

"Tapi...." ekspresi kesedihan menghantam Chaewon.

"Aku.... Aku mungkin tidak akan bisa berjalan lagi. Aku mungkin lumpuh selamanya, aku hanya akan menjadi bebanmu..."

"Chaewon" Minju menyela sedikit marah.

"Kau tidak boleh memvonis dirimu sendiri, kesembuhanmu yang luar biasa ini juga diluar prediksi dokter bukan? Kita pasti bisa kalau kita berjuang dengan tekad dan keyakinan kuat bersama-sama, meskipun begitu....".

Suara Minju berubah sendu.

"Meskipun pada akhirnya kau lumpuh selamanya pun, aku akan tetap bahagia bersamamu... Kau tahu selama ini aku selalu berdoa apa? Aku berdoa yang penting kau sadar, aku tidak peduli yang lain, Tuhan sudah mengabulkan doaku Chaewon.... Tidakkah itu cukup?"

Mata Chaewon tampak berkaca-kaca.

"Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu.."

Suara di pintu itu mengalihkan perhatian mereka, Minju dan Chaewon menoleh bersamaan, lalu Minju tersenyum.

Dokter Sakura ada di sana, dalam kunjungannya yang biasa, sekarang bahkan dokter Sakura sudah mulai akrab dan berteman dengan Chaewon.

Tapi senyuman Minju langsung membeku ketika menyadari siapa yang mengikuti di belakang dokter Sakura, itu Yujin!

Yujin yang sama.

Yujin yang tampan dengan penampilan bak adonis.

Dengan ekspresi yang dingin dan tidak terbaca.

Minju tidak pernah berhubungan dengan Yujin lagi sejak Chaewon sadarkan dari komanya.

Yujin selalu memaksakan maksudnya dengan perantaraan dokter Sakura, seperti ketika Yujin memaksakan untuk menanggung biaya rumah sakit Chaewon dan ketika Yujin memaksakan Minju setuju- lewat bujukan dokter Vanessa- agar Minju dan Chaewon pulang ke apartemen yang dibelikannya ketika Chaewon sudah boleh pulang dari rumah sakit nanti.

Sekarang lelaki itu berdiri di depannya, ekspresinya tak terselami dan sedikit muram, membuat Minju bertanya-tanya,

Apakah Yujin mendengarkan percakapannya dengan Chaewon tadi?

Romantic Story About JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang