Semenjak kejadian seminggu lalu dirumah Dion, Jordan dan teman-temannya semakin sering membuat masalah denganku. Aku tidak tau apa kesalahanku karena aku selalu biasa-biasa saja saat disekolah dan tidak pernah terlihat menonjol.
Hari ini kegiatan taekwondo dan aku mengikutinya untuk persiapan lomba karena kebetulan aku dan tiga orang lainnya dipilih mewakili sekolah untuk mengikuti kejuaraan antar sekolah tingkat kota.
Selama latihan aku selalu fokus agar tidak terjadi kesalahan. Tapi tidak dengan salah seorang temanku yang sepertinya sengaja membuat kesalahan untuk membuatku celaka.
Latihan hari ini sudah selesai terlebih dahulu dan aku masih berada dilapangan untuk mendinginkan badan. Saat kurasa cukup aku mengemasi barang dan berjalan keluar lapangan.
BUUGGGHH!!!!!!
Wajah dan hidungku terasa sakit karena lemparan bola basket yang sangat keras itu tepat mengenai hidungku. Aku jongkok dan memegang hidungku yang benar sakit.
"Gi, Gi lo gapap?" suara Rena menepuk bahuku
"Gue..." aku mendongakkan kepalaku melihat Rena
"Astaga darah, lo berdah Gi" kata Rena dan aku reflek melihat memang ada darah ditanganku
"Gue pulang dulu ya" pamitku
"Gue bantuin lo ya"
"Biarin aja mati ngapain buang waktu nolongin dia" ucapan sarkas dari Jordan
"Lo sengaja kan lembar bola tadi" kata Rena
"Iya gue sengaja, tapi tuh yang lain juga ketawa kan" kata Jordan menunjuk anak-anak basket yang memang sedang tertawa kearahku
"Udah gua gapapa Ren, gue pulang duluan" kataku dan meninggalkan Rena yang masih memaki Jordan
Aku sudah tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, karena kepalaku mendadak sangat sakit. Dan aku menelpon Vanka untuk menjemputku.
Tidak sampai menunggu lama Vanka sudah tiba disekolah dan buru-buru turun dari mobilnya berlari kearahku yang sedang menunggu dipos satpam.
Saat Vanka membantuku berjalan kemobilnya, lagi-lagi Jordan meneriakiku dengan kata-kata kasar. Vanka menghentikan langkahnya dan berjalan mendekati Jordan dan teman-rmtemannya.
"Jangan sampe lo nyesel udah berbuat ini semua" kata Vanka menatap Jordan dengan penuh amarah
"Gue ga akan pernah nyesel" kata Jordan angkuh
Rena juga terlihat membelaku dan Vanka itu tentu saja membuat Jordan semakin marah.
Karena aku sudah tidak sanggup lagi berdiri aku lalu masuk kedalam mobil dengan menutup pintu sangat keras. Melihatku maka Vanka juga langsung masuk kedalam mobil dan melajukan kearah rumahku.
.......
Dua hari aku tidak masuk sekolah karena badanku demam dan mami menelpon pihak sekolah atas apa yang sudah menimpaku. Pihak sekolah tentunya sangat kaget dan merasa bersalah sudah membiarkan kejadian yang menimpaku.
Jordan diberi teguran keras karena sudah membuat salah satu murid celaka. Dan dengan angkuh dan sombongnya dia bersikap biasa saja.
Hari ketiga setelah kejadian itu aku berangkat kesekolah dengan sepedaku. Hari ini juga Jordan dan gengnya tidak menggangguku hanya mereka menertawakanku dari jauh. Aku tentu tidak menanggapinya.
"Hai udah sehat" tanya Rena saat kami dikantin
"Iya udah" jawabku
"Gue ga ada hubungan apa-apa sama Jordan" aku kaget atas perkataannya
