30

3K 204 1
                                    

Lugi sedang berada diKalimantan mengerjakan proyek pembangunan hotel. Sudah tiga hari ini tidak ada komunikasi antara dirinya dan Rena. Lugi menghabiskan waktu sepenuhnya untuk bekerja dan berada dilapangan untuk meninjau langsung pembanguna hotel itu.

Rena sendiri melakukan hal yang sama setiap hari hanya sibuk dengan urusan restoran dan sedang sibuk untuk pembukaan cabang baru restorannya. Rena sangat khawatir dengan keadaan Lugi yang pergi tanpa pamit. Rena selalu menanyakan keadaan Lugi lewat Vanka atau bertanya pada kak Tian.

"Hai Ren apa kabar" sapa Vanka yang sengaja mampir untuk makan siang direstoran Rena yang sebelumnya susah memberi kabar

"Hai Van, baik kok lo gimana? Waah udah mulai kelihatan ya" kata Rena kearah perut Vanka

"Iya Ren dan gue gampang capek makanya tiap hari Lugi nyuruh gue libur atau ambil cuti, sampe bosen gue dengernya" vanka mengadu sambil tertawa

"Ya udah lo mau pesan apa? Kalau ada request khusus gue aja yang bikinin" kata Vanka yang mencoba mengalihkan pembicaraan membahas Lugi

"Gue pesan ini sama ini trus minumnya ocha aja deh, lo temenin gue makan ya" kata Vanka dan Rena mengangguk setuju

"Heeemm gue tau lo pasti khawatir kan sama Lugi tapi kalian masih punya gengsi yang besar buat memulai, Lugi keadaannya baik kok cuma tadi waktu dijalan gue nelpon dia dari suaranya sih kayanya lagi flu maklum lah cuaca diKalimantan beda sama disini" Vanka memberitahu Rena

"Tapi ga parah kan Van? Trus dia disana sama siapa?" Rena sangat khawatir mendengar kabar itu

"Orang keras kepala kayak Lugi pasti baik-baik aja kok, kalau ga baik dia pasti pulang. Lugi sendiri disana tapi gue udah suruh manager disana buat kasih kabar kalau ada sesuatu"

"Lugi cerita sama lo msalah kita berantem gini karena masalah apa?"

"Semenjak nikah Lugi ga pernah ngumbar masalah dia, dan gue juga ga mau tau masalah kalian karena gue disini netral ga mihak salah satu"

"Masalah sepele sebenernya cuma mhngkin waktu itu kita berdua kebawa emosi"

"Lugi ga bakal bisa marah sama lo Ren, dan dia pergi bukan karena marah atau benci. Lugi sering menghukum dirinya sendiri dan nyalahin dirinya sendiri, ya dengan dia nyiksa diri begini contohnya"

"Gue tau ini semua terjadi juga karena terlalu ngikutin kata papa, padahal gue cuma pengen punya banyak waktu berdua sebelum punya anak. Gue mau punya anak dan gue tau Lugi juga pengen banget Van"

"Lo cukup kasih dia jawaban Ren, dia pasti ngerti. Ya seperti yang gue bilang tadi dia suka nyiksa diri sendiri dan beranggapan bahwa kesalahan ada di dia kalau lo cuma diam aja"

.

.

.

Lugi sudah kembali keJakarta setelah seminggu berada diKalimantan. Bukannya pulang kerumah, Lugi malah pulang kerumah Vanka dan Dion.

"Ngapain lo pulang kesini?" Sinis Vanka

"Ya udah gue pergi" Lugi berdiri dan berjalan kearah pintu

"Duduk dulu aja gue ga ngusir, cuma nanya doang" ucap Vanka

"Dion udah pulang?"

"Lagi dijalan, tunggu ya gue siapin makan malam dulu"

Lugi duduk disofa ruang tamu dan tertidur disana, bahkan saat Dion masuk rumah Lugi tidak mendengar. Dion tau Lugi sedang kelelahan karena Vanka juga sudah memberitahu bahwa sedang ada Lugi dirumahnya.

"Mandi dulu sana Gi trus makan" Vanka membangun Lugi

Lugi membersihkan badan dan sudah terlihat bersih tapi wajahnya masih saja lesu. Saat makan pun Lugi lebih banyak diam dan tidak menghabiskan makanannya.

My BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang