Tiga hari berlalu dan hari ini Lugi menapakan kaki digedung megah bertingkat miliknya. Kembali kerutinitas seperti biasanya dan kembali menyiksa dirinya dengan rutinitas tanpa henti.
"Siang nanti temenin gue kevendor ya Gi, soalnya Dion ada sidang" pinta Vanka yang sudah kembali berdiri dihadapan Lugi
"Besok gue suruh orang buat ngebongkar itu pintu"
"Bukan salah pintunya tapi lo dipanggil ga pernah jawab"
"Huff iya iya nanti gue temenin tapi sekarang biarin gue kerja dulu dan lo bisa balik keruangan lo oke Vanka"
Vanka tertawa dan meninggalkan ruangan Lugi dengan senang. Vanka memang bekerja dikantor Lugi karena sedikit paksaan tentunya. Bahkan Vanka mendapat posisi cukup bagus yaitu menjadi wakil seorang Vice President.
.
.
.
Vanka dan Lugi sudah berada disalah satu kantor vendor yang mengurus acara pernikahan Vanka dan Dion. Vanka sedikit kesal karena ada kesalahan tulis gelarnya dan tentu saja membuat Vanka murka. Vanka bukan tipe orang perfectsionist tapi beda kasus karena ini adalah untuk hari pernikahannya dan sentu semuanya harus sempurna.
Lugi hanya geleng-geleng kepala saat melihat dan mendengar Vanka mencecar salah seorang yang bekerja disana. Dan kalau sudah begini tidak ada yang bisa meredam Vanka.
"Kesel banget gue Gi" keluh Vanka
"Ya udah makan dulu aja yuk" perkataan Lugi membuat Vanka shock dan menatap Lugi dengan tatapan tak percaya
"Gue ga salah denger kan? Lo bilang makan barusan?"
"Hmm"
"Akhirnya sahabat gue bisa ngerasain laper lagi serelah sekian lama"
"Ga usah lebay, cepet bilang mau makan dimana?"
"Gue mau cobain ada restoran Jepang katanya sih enak trus tempatnya nyaman gitu Gi, lo mau masakan jepang?"
"Ya udah kita kesana"
Lugi melajukan mobilnya kearah restoran yang sudah disebutkan Vanka. Saat tiba direstoran memang bangunannya tampak sangat elegan dan suasana yang nyaman khas Jepang. Banyak ornamen yang makin menambah keindahan yang seimbang dengan suasana didalam restoran. Mereka berdua memilih tempat duduk diarea outdoor karena terdapat kolam ikan koi dan banyak tanaman yang bisa menyegarkan mata.
"Enak tempatnya asik gini idenya" kata Vanka memuji
"Iya"
"Tapi kenapa nama tempatnya ga kejepang-jepangan ya, jauh dari konsep"
"Iya"
"Lugi, lo kenapa lagi?"
"Laper"
"Laper tapi tadi lo cuma pesen dua menu"
"Gue pesen udon"
"Lo ga bisa lepas dari mie yah?"
"Udon Vanka, bukan mie"
"Beda bahasa doang kali"
Makanan yang mereka pesan sudah datang dan Lugi benar-benar melahap hidangan yang dipesannya dengan sangat lahap. Membuat Vanka tertegun sebentar dan tertawa lepas karena ulah Lugi.
.
.
.
.
.
Tibalah hari yang paling bersejarah dalam hidup Vanka dan Dion karena tepat pada hari ini mereka menikah.