LUGI POV
Aku tau kejadian kemarin sudah membuat keadaan heboh dan tidak menyangka dengan kenyataan bahwa aku yang selama ini hanya dianggap sampah ternyata adalah pemilik yayasan dan banyak perusahaan besar lainnya.
Hari ini aku datang kesekolah berdua dengan kak Tian semobil, ya karena kakiku yang harus digips dan berjalan dengan tongkat.
"Lo sih ngeyel disuruh diem rumah dulu malah maksa kesekolah" kata Kak Tian
"Bosen tau dirumah lagian mau nonton drama" kataku
"Tante lagi dijalan jadi lo tunggu diruangan gue aja ya dek" kata Tian
Aku mengangguk dan duduk didalam ruangan kak Tian. Tapi sebelumnya aku meminta tolong untuk dipanggilkan Rena agar menemaniku lagi pula hari ini tidak ada jadwal pelajaran. Karena akan diadakan rapat besar menindak lanjuti kejadian kemarin.
"Dek itu tante udah diruang rapat" panggil kak Tian
"Re kamu ikut aja gapapa kok kakak udah bilang tante Mela" kata kak Tian lagi
Kami bertiga langsung menuju ruang rapat dan disana sudah ada guru dan juga kedua orang tua Jordan sendiri.
Rapat berlangsung dan tibalah penentuan bagaimana nasib Jordan dan juga teman-temannya yang selama ini terlibat. Aku melihat raut kekecewaan dari kedua orang tua Jordan.
"Tolong Bu Melanie yang terhormat maafkan anak saya, ini kenakalan remaja dan saya janji akan lebih membingbing putra saya" kata ayah Jordan dengan nada memohon pada mami
"Kenakalan itu sudah biasa bapak ibu yang terhormat, tetapi ini sudah termasuk kriminal dan saya harus menempuh jalur hukum"kata Mami dengan tegas
"Saya mohon bu Melanie setidaknya beri hukuman yang lebih ringan, apalagi mereka masih remaja dan butuh bimbingan orang tua" kata ayahnya lagi sedangkan ibunya hanya bisa menangis
"Menurut bapak hukuman apa yang pantas setelah anak bapak melakukan bullying, membuat anak saya dua kali masuk rumah sakit, bagaimana kalau anak bapak yang menjadi korban? Saya disini memposisikan diri sebagai ibu, bukan sebagai pemilik yayasan dan pemilik perusahaan dimana anda bekerja" ucapan mami benar-benar menohok orang tua Jordan dan juga reaksi Jordan yang sangat kaget
Hening, tidak ada balasan dari orang tua Jodan karena kelakuan anaknya sudah diluar batas wajar.
"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan anak saya, tapi untuk pekerjaan.." ucapan ayah Jordan dipotong oleh mami
"Urusan pekerjaan akan saya bahas nanti" kata mami
"Begini bapak ibu sekalian, kami pihak yayasan dan guru sudah memutuskan untuk menyelsesaikan dengan cara kekeluargaan terlebih dahulu sebelum menempuh jalur hukum, jadi sepenuhnya saya serahkan pada kedua pihak" kata kak Tian
"Boleh saya bicara?" Tanyaku membuka suara
"Ya silahkan" kata kak Tian
"Begini, sebelumnya saya juga meminta maaf atas keributan kemarin dan tentunya itu sudah mencemarkan nama baik sekolah. Jadi saya mengusulkan untuk perkara ini selesai saja disini dan tidak perlu sampai kejalur hukum. Apa lagi mengingat beberapa bulan lagi sudah kelulusan, saya tidak mau dicap mempersulit hidup orang lain. Hanya satu permintaan saya, Jordan hanya perlu mengakui kesalahannya dan didengar oleh semua seisi sekolah. Maaf, bukan untuk mempermalukan Jorsan, tetapi sebagai bentuk hukuman dan pembelajaran bahwa tindakan seperti yang selama ini itu salah dan dilarang disekolah ini. Agar kedepannya tidak terjadi masalah seperti ini lagi." Kataku
"Kamu yakin dan sadar dengan semua ucapan kamu?" Tanya mami
"Yakin mi" jawabku mantap
"Bagaimana Jordan kamu mau?" Tanya mami dan melihat Jordan yang menunduk sejak tadi