Masih dengan sepeda kesayanganku aku memasuki gerbang sekolah dan memarkir ditempat yang paling pojok diantara deretan motor-motor mahal murid lainnya. Sejauh ini aku tidak memperdulikan banyaknya gunjingan dan omongan dibelakang yang menurutku tidak penting karena mereka tidak tau siapa aku.
"Awas lo ngalain gue" dari belakang ada suara cowok yang terdengar sombong
"Lagian orang miskin kok bisa masuk sekolah ini sih" celetuk temannya yang sengaja menabrak lenganku dengan kasar
"Biar gue bikin dia sadar diri dan ga berminat masuk sekolah ini" kudengar lagi perkataannya
Bruuukkk
Aku terjatuh karena salah satu temannya sengaja menjegal langkahku. Dan bisa aku rasakan lututku perih dan juga telapak tangan yang nyeri karena menahan badanku. Murid lain hanya menertawakanku dan bahkan ejeken keluar dari mulut mereka. Aku diam dan berdiri merapikan baju dan kembali berjalan kedalam kelas.
Vanka masuk ke kelas dengan ngos ngosan dan langsung melihat keadaanku.
"Shitt itu cowok beraninya lawan cewek" maki Vanka yang melihat lututku berdarah
"Gue butuh obat dari pada omelan lo" kataku dan Vanka keluar kelas
Vanka membantuku membersihkan luka dan menutupnya dengan perban. Anak kelas juga tidak semua peduli dengan apa yang terjadi tadi. Ada beberapa anak yang beraimpati dan membantuku juga. Keadaan kelas langsung hening karena guru sudah masuk dan segera memulai pelajaran pertama hari ini.
Jam istirahat aku tidak keluar kelas hanya Vanka dan Desi yang membawakan makanan untukku. Desi adalah gadis yang sama seperti Vanka, cerewet dan kepo tapi menururku dia bisa dijadikan teman yang baik. Terbukti beberapa bulan sekolah dia bersikap biasa dan tidak terpengaruh apapun.
"Vanka" panggil Rena saat jam istirahat kedua
"Iya kenapa?" Jawab Vanka
"Lugi ga masuk ya?" Tanya Rena penasaran
"Ada tuh dikelas, ini juga dia yang nitip beli minum"
"Loh kenapa? Sakit?" Rena berubah panik
"Tanya aja sama cowok lo, dia pasti tau" jawab Vanka dan pergi begitu saja
Rena terdiam tidak mengerti dengan perkataan Vanka, masalahnya Rena merasa tidak memiliki pacar disekolah ini.
"Tal, lo ngerti ga maksud Vanka tadi?" Tanya Rena pada Kristal
"Astaga Renata, satu sekolah juga tau kalo Jordan naksir lo" kristal menjawab
"Ya apa hubungan sama Lugi" rena yang masih kebingungan
Karena jam istirahat berakhir Rena dan Kristal kembali masuk kelas. Selama pelajaran Rena tidak bisa konsentrasi kali ini, pikirannya melayang mengingat perkataan Vanka tadi.
Pulang sekolah Rena terlihat tergesa-gesa membereskan tasnya dan sedikit berlari untuk kekelas Lugi. Dan benar saja dilihatnya dari jauh Vanka sedang membantunya berjalan.
"Gi lo kenapa?" Panik Rena
"Oh cuma jatoh tadi tadi pagi" jawabku santai
"Cuma lo bilang? Sampe susah jalan gitu?" Kata Rena lagi melihat kakiku
"Lo kenapa? Santai aja gue masih hidup kok lagian cuma luka kecil" kataku
"Lo pulang sama gue aja ya" Rena memegang tanganku
"Gu gue sama Vanka" jawabku gugup
"Lain kali aja ya Ren, hari ini gue udah janji anterin dia pulang" untunglah Vanka selalu tanggap padaku