Bel pertanda waktu untuk istirahat, aku masih diam dikursiku karena tidak mau bersesakkan keluar dari kelas.
"Yookk kantin gue laper Gi" mendengar rengekannya karena kelaparan memang bukan yang pertama buatku
Tanpa menjawab aku berjalan keluar kelas dan tentunya Vanka mengekor dibelakangku. Sampai dikantin aku mengedarkan pandanganku untuk mencari tempat duduk kosong. Setelah melihat ada meja kosong aku membawa nampan berisi semangkok bakso dengan segelas es jeruk. Sedangkan Vanka dia asik berbicara dengan soarang anak laki-laki, tapi setelah melihatku berjalan meninggalakannya Vanka buru-buru menyusulku.
PRAAANGG!!! terdengar keributan disana dan aku melihat ternyata Vanka yang ceroboh menabrak seseorang
Kantin langsung heboh karena yang ditabrak Vanka adalah seorang Kristal yang notabennya sudah terkenal sombong dan suka seenaknya sendiri. Dari tempat duduk aku bisa melihat dan mendengar keributan yang terjadi disana. Mereka berdua terlibat adu mulut dan saling melempar kata-kata kasar. Murid lain tidak ada yang berani melerai karena mereka tidak mau terlibat urusan dengan Kristal.
Karena sudah melebihi batas aku berdiri dan mendekat kearah mereka berdua.
"Van udah berisik, gue beliin lagi buat lo" kataku dengan santainya sedangkan Vanka melihatku dan membelalakkan matanya
"Lo bukannya bantuin gue Gi, gue ga terima aja ini nenek lampir seenaknya padahal kan dia juga salah" kata Vanka yang dengan lantang menyebut Kristal dengan julukan itu dan aku melihat sedikit kearah lain banyak murid yang menahan tawa
"Kalo lo kayak gini berarti lo juga sama aja kayak dia" jawabku dan membuat Vanka mendengus keras
"Bodo amat lo juga minta maaf sama gue, kita sekolah disini itu sama-sama bayar" kata Vanka melanjutkan peperangan dengan Kristal
"Ehh kurang ajar banget sih lo, belum tau kalo bokap gue donatur terbesar disekolah ini" kata Kristal dengan sombongnya
"Gue ga peduli mau bokap lo presiden juga gue ga takut" Vanka kembali membalas
"Tal udah malu diliatin anak lain" aku mengalihkan pandangan pada seseorang dibelakang Kristal
"Ini anak kurang ajar banget Ren ga bisa dibiarin, pokoknya gue harus bikin perhitungan sama dia" Kristal tetap bersih keras dan Renata menghembuskan nafas tanda jengah
"Ya udah terserah lo aja, gue balik kekelas" kata Renata yang memang meninggalkan Kristal
Keributan mereka berdua berlangsung selama jam istirahat itu artinya selama 20menit mereka membuang waktu percuma. Sampai didalam kelas Vanka juga masih saja kesal karena aku yang tidak membelanya tadi.
Vanka mendiamiku sampai pulang sekolah bahkan tidak pemit juga saat keluar kelas. Sampai diparkiran saat aku mulai mengayuh sepeda.
TIIIIIIINNN!!! BRAAAAKKK!!!
Aku kaget dan menjatuhkan sepedaku lalu berlari kearah mobil Vanka. Aku memaksa untuk menyuruhnya membuka pintu mobil.
"Buka Van!!!" Teriakku karena sudah kesal dan Vanka turun dari mobil lalu memukul kaca mobil yang sudah menabraknya
"Turun lo dasar cewek sialan" maki Vanka
"Ga usah belagu kalo ga bisa bawa mobil" teriak Vanka lagi dan membuat pemilik mobil itu turun
"Apa lo ga terima?? Mau berapa lo gue bayar sekarang juga" kata Kristal
"Lo pikir gue miskin haaahhhh" kata Vanka persis didepan muka Kristal
"Ya trus lo mau ngapain lagi? Gue mau pulang dan ga mau buang waktu ngeladenin manusia ga guna kayak lo" kata Kristal membalas
"Van udah cukup, sekarang lo pulang deh" kataku tak mau kejadian ini berkepanjangan
"Tal udah jangan mulai lagi, lagian lo juga yang salah" Renata turun dari mobil dan malah berpihak pada Vanka
"Ren?? Lo temennya siapa sih kenapa malah ngebelain dia?" Kristal yang terlihat tidak terima
"Bukan masalah teman siapa, tapi gue ingetin lo sebagai teman sebelum semuanya makin kacau" jawab Renata lagi
"Udah balik yuuk gue laper liat lo berantem mulu" kata Rena lagi yang kali ini dengan nada memaksa
"Oke oke kali ini gue lepasin lo anak kecil" kata Kristal tersenyum miring pada Vanka
"Go ahead tante" jawab Vanka balik menatap Kristal
"Van yakin lo bisa nyetir dalam keadaan emosi gini?" tanyaku
"Sepeda lo titipin satpam, lo balik bareng gue"
Aku tau Vanka adalah gadis baik dan sebenarnya tidak suka membuat keributan. Tetapi ada masanya dia akan memperlihatkan taringnya ketika berhadapan dengan musuh yang sebanding dan diluar batas kesabarannya. Aku sebenarnya khawatir karena ini baru sekitar satu bulan kami duduk dibangku SMA dan Vanka seakan sudah bertemu dengan musuhnya.
............
Seminggu ini keadaan sekolah berjalan seperti biasa karena tidak ada keributan antara Vanka dan Kristal. Entahlah aku juga bingung karena mereka setiap hari juga bertemu bahkan sering berpapasan terlebih lagi mereka dalam satu kegiatan yaitu jurnalis.
Hari ini aku ada kegiatan ektra dan aku memilih untuk ikut taekwondo melanjutkan saat masih disekolah menengah bawah. Kebetulan juga jadwal kegiatan taekwondo bersamaan dengan basket, dan menggunakan ruangan yang sama yaitu gedung olah raga indoor.
Aku memang sangat menyukai bela diri karena menantang dan juga lebih berguna untuk kedepannya. Jadi aku akan selalu fokus saat berlatih agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan cidera.
Latihan hari ini sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu dan aku belum beranjak karena masih mendinginkan badan dan juga merapikan tasku. Dari kejauhan aku melihat sosok Rena yang terlihat didekati oleh teman laki-laki dan mereka terlihat sangat akrab. Bahkan aku bisa melihat bagaimana dia begitu terhibur dan bisa tertawa lepas seperti itu.
"Liatin siapa Gi?" Aku tersentak karena suara disampingku
"Liatin siapa?" Tanyaku balik
"Rena atau Jordan??" tanya Felix yang masih saja kepo
"Gue balik duluan ya" aku meraih tas ransel dan melangkah pergi dan tidak memjawab Felix
Aku tidak tau kenapa bisa tertarik melihat gadis itu, entah apa juga yang membuatku betah berlama-lama memperhatikannya seperti tadi. Karena sangat letih aku mengayuh sepedaku lebih cepat kearah rumah untuk segera temu kangen dengan kasur kesayanganku.
Kebiasaan setiap malam aku dan mami akan makan malam bersama, tapi sepertinya tidak untuk malam ini karena mami menginap diluar kota. Karena ada sepupuku yang melangsungkan lamaran jadi mami sebagai keluarga turut hadir. Tiba-tiba terlintas dikepalaku dan aku menjemput Vanka dirumahnya dan memintanya menemaniku makan.
"Tumben lo makan junkfood? Pasti mami lagi ga dirumah jadi lo ngajakin gue makan ginian"
"Itu lo tau ngapain nanya lagi"
"Ya udah buruan pesen gue samain aja sama punya lo, gue duduk disana ya"
Kami berdua sedang berada di KFC sebenarnya aku sangat suka makanan cepat saji tapi mami selalu melarang karena alasan yang sudah sering diucapkan yaitu tidak sehat.
Saat sedang memesan aku m3ndengar suara yang tidak asing ditelingaku, tapi aku mengabaikannya. Dan saat sudah mendapat pesananku dan berbalik badan akan ketempat duduk ada yang memanggil namaku.
"Lugi..."
"Renata.."
Aku kaget bisa-bisanya berremu disini dan dia bersama dengan Jordan. Tanpa basa-basi aku meninggalkan mereka berdua dan menuju meja pilihan Vanka.
.
.
.