14

3.1K 273 0
                                    

LIMA TAHUN KEMUDIAN

.

.

.

Author pov

Wanita karir yang sangat mempesona bukan karena kecantikannya tapi karena wibawa dan juga kecerdasannya. Harinya hanya disibukkan dengan segudang pekerjaan yang menumpuk dimeja kerjanya. Tidak ada hal lain yang dipikirkan selain mengembangkan perusahaan.

Kisah cintanya, jangan pernah menanyakan satu hal tabu baginya sekarang. Siapapun yang bertanya pasti tidak akan pernah menjawab jawaban yang memuaskan.

Telepon dari ponsel berdering sangat nyaring memenuhi ruangan kantornya. Menyita perhatiannya sejenak dan kemudian mematikan ponsel itu dan melemparnya kesembarang arah. Tidak satu pun yang bisa mengganggunya saat sedang bekerja.

Braaakkk!!

Seseorang membuka pintu ruangan kerjanya dengan sangat kasar dan menghentikan pekerjaannya menatap sosok yang sudah berdiri dengan sangat kesal dihadapannya dengan bersedap tangan juga tatapan garang.

"Lo makin gila aja otak lo dikemanain sih" seseorang itu tanpa basa basi mendamprat

"Bisa ga lo ga bikin gue panik" lagi seseorang itu mendampratnya

"Ayo kedokter sekarang" sedangkan lawan bicaranya hanya menatapnya datar

"Kuping lo ga bermasalah kan? Lo denger apa kata gue barusan kan Ludwigina Agatha Frenzy!! dia adalah Vanka sedangkan yang dihadapannya masih berwajah datar tidak lain adalah Lugi

"Gue sibuk Vanka" jawab Lugi yang masih saja menatap

"Badan lo demam Lugi, tolong kali ini aja lo nurut sama gue oke"

"Hmmm beresin ini sedikit lagi kalo lo mau nunggu"

"Ga ada alesan lagi atau gue seret lo sekarang juga"

Akhirnya dengan sangat terpaksa Lugi menuruti kemauan Vanka untuk berobat kerumah sakit. Sepanjang perjalanan dari kantor menuju rumah sakit Lugi tertidur dengan menggunakan paha Vanka sebagai bantalan kepalanya.

"Gue tau lo banget Gi, gue ga tega liat lo begini tapi kenapa takdir lo begitu kejam" kata Vanka dalam hati sambil membelai lembut rambut Lugi

Mobil mereka sudah berhenti tepat dilobby rumah sakit dan Lugi langsung dilarikan ke unit gawat darurat. Dokter keluar dan Vanka panik segera bertanya keadaan sahabatnya.

"Dok gimana teman saya?" tanya Vanka

"Keadaannya tidak parah hanya butuh istirahat dan sepertinya riwayat penyakit lambungnya kambuh" penjelasan dokter itu cukup melegakan Vanka

Sekarang Lugi sudah dipindahkan keruang rawat dan Vanka selalu menemaninya. Vanka memberi kabar Dion kalau sedang menjaga Lugi dirumah sakit.

Selang dua jam berikutnya Lugi terbangun dan langsung berusaha untuk duduk. Dilihatnya jarum infus sudah menusuk kulit tangan kanannya dan mencari keberadaan Vanka. Tidak lama munculah Vanka yang kali ini sudah bersama Dion.

"Udah bangun, lo mau minum? Makan?" cerocos Vanka

"Mau pulang" jawab Lugi membuat Vanka kembali kesal

"Besok lo baru bisa pulang, lo kurang istirahat dan maag kronis lo kambuh" jelas Vanka

"Bisa tidur dan makan dirumah kan" kata Lugi yang membuat Vanka menggetok kepalanya

"Gi, lo ga bisa gini terus gue khawatir sama lo please lo nurut sama gue kali ini" kata Vanka dan akhirnya membuat Lugi mengangguk

"Kalau ada perlu apa-apa telpon aku ya, aku kentor dulu" pamit Dion pada Vanka

My BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang