31

3K 201 0
                                    

Lugi tidak pernah lagi membahas masalah program anak dan membiarkan semuanya mengalir dengan berjalannya waktu, belum lagi usia mereka juga masih cukup untuk menunda memiliki anak. Lugi hanya berharap pernikahannya harmonis seperti orang tuanya, berakhir sampai hanya maut yang sanggup memisahkan.

Belakangan ini Lugi memang terlihat lebih sibuk karena perusahaannya baru saja berhasil memenangkan tender proyek besar untuk pembangunan hotel dibeberapa kota dan proyek kecil lainnya. Tapi beruntungnya Rena sangat mengerti akan hal itu dan memperhatikan keadaan Lugi.

Jika Lugi tidak bisa menjemput Rena juga sangat paham karena Vanka juga menceritakan hal yang sama, pekerjaannya memang banyak. Jadi Rena yang lebih sering datang kekantor Lugi untuk membawakan makan siang.

"Dua hari lagi kosongkan jadwalmu ya sayang" pinta Rena pada istrinya

"Dua hari lagi kosongkan jadwal" ucap Lugi mengulang perkataan Rena sambil memegang handphone ternyata Lugi langsung mengirim pesan pada sekertarisnya, Lugi memutuskan memperkerjakan seorang sekertaris karena tidak mau terlalu merepotkan Vanka yang juga sedang hamil

"Kamu ga mau tanya kenapa aku minta kamu kosongkan jadwalmu?" Tanya Rena

"Selama kamu yang minta aku pasti menyanggupi, jadi apa perlu alasan lagi kalau istriku membutuhkanku" jawab Lugi dengan pandangan menggoda

"Huu gombal, eh iya bang El katanya mau nikah sama kak Ana" kata Rena mengubah topik

"Akhirnya presiden jomblo melepas gelar, kapan rencananya?" Balas Lugi tertarik

"Belum tau pastinya, tapi yang diharuskan sama papa mereka menikah tahun ini ya soalnya bang El udah cukup umur"

"Kak Ana dokter apa ya?"

"Dokter kandungan"

"Oh kandungan, praktek dimana?"

"Kak Ana punya klinik sendiri kok, tapi kalau dinasnya sih dirumah sakit kamu"

"Wah kok bisa kebetulan gitu ya"

"Makanya ngobrol, kamu sih pemalu kalo sama kak Ana, kak Cindy padahal mereka juga kakak kamu kan kita kekuarga besar sayang"

"Huumm iya maaf sayang, nanti aku bakal banyak ngobrol sama mereka. Eh lama ga pulang ya, mau nginap dirumah papa kah?"

"Kamu aja kali ga pernah pulang, aku masih kadang mampir kerumah biar cuma sebentar"

"Ya udah sekarang aja yuk nginap disana" kata Lugi terlihat semangat

"Yakin? Kerjaan kamu?"

"Besok ga ada meeting trus besoknya lagi sama kamu kan"

Lugi dan Rena berpamitan pada kak Tian dan kak Arin karena akan menginap dirumah Rena. Sampai dirumah Rena keadaan rumah sepi mungkin sudah pada tidur karena memang sudah jam sepuluh lebih. Rena mengajak Lugi langsung kekamarnya saja.

Dalam hati kecilnya Rena sangat paham dan sangat mengerti kenapa Lugi tidak pernah sekalipun menyinggung masalah anak. Sejak beberapa bulan lalu Lugi seakan membiarkan Rena menikmati waktu menjadi seorang istri. Tapi Rena cukup peka dengan apa yang dilihat mata kepalanya yang melihat Lugi sangat menyangi Egi anak kak Arin dan juga Bram anak kak Cindy. Bahkan Lugi tidak segan menghujani keponakannya dengan banyaknya mainan yang berharga fantastis dan Lugi tidak peduli dengan ocehan kakak kakaknya yang berkata itu terlalu berlebihan.

"Ga ke kantor Gi?" Tanya papanya saat mereka dimeja makan untuk sarapan

"Engga pa mau nemenin Rena aja" jawab Lugi

"Kalian mau kemana?" Sambung mami

"Ehh kemana ya, Lugi juga ga tanya" kata Lugi garuk-garuk kepalanya

"Loh kamu ini gimana sih, lucu juga menantu papa haha" ledek mamanya dan papanya juga mengangkat bahu tidak tau

"Kamu udah selesai sarapannya?" Tanya Rena

"Udah, mau pergi sekarang?" Tanya balik Lugi

"Ya udah tapi mampir restoran ya ada yang ketinggalan, trus ke notaris sebentar" jawab Rena

"Siap nyonya, pa ma pergi dulu ya" pamit Lugi

Diperjalanan Lugi juga tidak membahas Rena akan mengajaknya kemana saja hari ini karena bagi Lugi selagi itu bersama istrinya tidak menjadi masalah, lagi pula sangat jarang mereka bisa pergi disaat hari kerja. Setelah urusan dengan notaris selesai Rena kembali menunjukkan arah kemana tujuan mereka selanjutnya. Dan Lugi kaget kenapa kerumah sakit tapi lagi-lagi Lugi hanya diam dan menuruti saja.

"Haii sudah datang ya, ayo duduk dulu wah tumben nih Lugi lagi ga sibuk ya" sapa kak Ana

"Sengaja kosongin jadwal kak buat antar nyonya besar ini" jawab Lugi

"Ya baguslah jadi gimana kamu sudah siap Ren, sepertinya kamu bahagia banget ya" kata kak Ana dan Lugi masih belum mengerti

"Ah iya kak sudah kok, jadi gimana prosea selanjutnya?" Jawab Rena dan Lugi hanya memperlihatkan raut wajah bingungnya

"Nah jadi begini Ren program ini kan akan memakai sel telur Lugi, jadi...."

"Ini bahas apa ya?" Lugi dengan polosnya menyela sehingga Rena dan kak Ana tersenyum melihat Lugi

"Sayang itu muka kamu, polos banget sih" kata Rena melihat Lugi

"Hahh muka aku, aku masih ga ngerti kamu bilang kak Ana dokter kandungan trus hubungan sama muka aku apa?" Lugi memegang wajahnya

"Iya biar muka anak kita, mirip sama muka kamu" jawab Rena

"Oohh iya" jawab Lugi lalu terdiam sedangkan Rena dan kak Ana tersenyum melihat Lugi

"Anak!! Kamu serius? Jadi kamu sudah siap program" setelah sekian detik Lugi baru sadar

"Iya aku udah sering kok konsultasi sama kak Ana, sekarang kita mulai ya. Kamu mau kan?"

"Sayang kamu serius kan ya? Iya aku mau kok"

"Kalau ga serius ngapain hari ini ngajakin kamu"

"Makasih ya sayang, duh kok aku jadi degdegan" kata Lugi memegang dadanya

"Kamu dikantor gini juga Gi?" Sindir kak Ana

"Dia galak kalau dikantor kak, senyum aja nggak pernah" jawab Rena

"Enak aja galak, cuma aku ya bos yang suka kasih bonus dan kasih hadiah liburan. Tapi kalau senyum memang cuma buat kamu"

"Haduh kalian ini benar-benar pasangan serasi" puji kak Ana

"Ya sudah bisa kita lanjutkan sekarang?"

"Bisa kak" jawab mereka berbarengan dan membuat kak Ana tersenyum lagi

Setelah selesai dari rumah sakit Lugi dan Rena kembali ke restoran Rena. Sesampainya diruangan Rena berbicara serius dengan seseorang disambungan telepon. Lugi mempwrhatikan istrinya yang sepertinya sedang ada masalah.

"Ada masalah?" Tanya Lugi

"Ijinnya belum keluar juga padahal udah aku urus dari dua bulan lalu dan semua berkasnya udah lengkap dan sesuai kok" jawab Rena terlihat pusing memijit pangkal hidungnya

"Kamu ga boleh stress loh sayang, gini aja biar aku yang urus ya kamu kasih semua berkasnya" kata Lugi memberi solusi

"Hufftt iya maaf sayang, jadi mundur lagi deh targetnya"

"Lain kali kamu kasih tau aku kalau ada masalah ya, inget loh aku ini siap sedia buat kamu ya termasuk untuk urusan kerjaan"

"Iya sayangku, kamu mau makan disini atau ditempat lain?"

"Disini aja kan ini punya kamu"

"Ga bosan?"

"Pertanyaan aneh"

"Ya udah aku ke bawah dulu, aku aja yang masakin kamu"

"Ga ngerepotin?"

"Pertanyaan bodoh" Rena membalas dengan telak perkataan Lugi tadi dan terkekeh

.

.

.

My BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang