Sekolah menengah atas katanya sih bakalan menemukan sejuta keseruan. Mungkin ada sebagian yang bener tapi bagiku semuanya sama dan datar saja.
Tiga hari setelah MoS, kami siswa baru diberi waktu untuk libur dan masuk sekolah lagi pekan depan yaitu hari senin.
Aku hanya memakai sepeda untuk berangkat kesekolah tidak seperti murid lain yang berlomba-lomba mengumbar kekayaan orang tuanya.
Sampai didalam kelas aku memilih duduk dimeja paling pojok dekat jendela besar yang bisa langsung melihat kearah lapangan basket yang bersebelahan dengan kantin sekolah. Sekolah ini termasuk dalam daftar sekolah favorit dikota ini.
Mungkin kalau dilihat dari penampilannya saja semua tau kalau sekolah ini hanya dihuni oleh para kalangan kelas atas. Gedung sekolah yang megah lengkap dengan segala fasilitas. Mempunyai gedung olah raga basket indoor dan outdoor, kolam renang indoor, dan bagian belakang sekolah terdapat lapangan futsal. Taman yang rindang berhadapan dengan gedung perpustakaan dilantai atas karena lantai bawah merupakan ruang untuk para guru dan juga ruangan kepala sekolah.
"Gi gue duduk sama lo ya" kata seorang perempuan yang sudah duduk sebelum kujawab
"Bilang enggak juga lo udah duduk Van" jawabku
"Hahaha biasa aja dong Gi udah SMA nih berubah dong jangan datar mulu bosen gue liat muka datar lo" katanya menyenggol lenganku
"Kalo nyesel masih banyak bangku kosong tuh" jawabku lagi menunjuk dengan mengangkat dagu
"Sabar Gi ini semua ujian"
Tanpa menjawab lagi aku berdiri dan melangkah keluar kelas untuk duduk dikoridor. Vanka mengejarku dan sampai didepan pintu dia menabrak seseorang.
"Aduh maaf, maaf kak" kata Vanka sambil membungkuk
"Lo punya mata ga sih" gadis itu tidak terima
"Maaf kak ga sengaja, kalau ada yang sakit gue obatin di UKS" kata Vanka lagi
"Anak baru jangan belagu lo kalau belum tau siapa gue" kata gadis itu lagi
"Eemm gue tau kok nama lo Kristal anak OSIS juga, sekali lagi maaf kak"
Saat Kristal akan membuka mulut tiba-tiba saja koridor jadi ramai karena kedatangan seseorang. Entahlah dia siapa yang jelas semua murid jadi heboh dan memandang kearahnya semua. Begitu juga dengan Kristal yang langsung pergi kearahnya juga.
"Itu namanya Renata cewek paling cantik disekolah ini dan cukup populer juga disekolah lain" kata Vanka
"Biasa aja kali semua cewek itu emang cantik ga ada yang ganteng" jawabku dan masuk kembali kedalam kelas tidak tertarik sama sekali dengan kejadian barusan
"Lo ga tertarik sama Renata? Dia masih jomblo kok" Vanka malah mengekor dan ikut kembali duduk dikelas
"Ga minat" jawabku malas
Jadi begini ceritanya, aku dan Vanka sudah berteman sejak kecil bukan karena kami tetangaan tapi karena orang tuanya dan orang tuaku adalah rekan bisnis. Orang tua kami bergerak dibidang usaha yang sama. Rumah kami tidak terlalu dekat jaraknya, tetapi Vanka lebih sering menginap dirumahku. Kami sekolah ditempat yang sama sejak sekolah dasar. Vanka memiliki kakak yang usianya terpaut jauh jadi karena itu juga dia senang kalau tinggal dirumah.
Sedangkan aku hanya anak tunggal sekarang, dulu aku mempunyai seorang adik perempuan. Tapi takdir Tuhan memang tidak bisa ditebak, adikku meninggal karena sakit bawaan sejak lahir bermasalah dengan jantungnya.
Karena hanya aku seorang diri jadi orang tuaku sebisa mungkin menuruti kemauanku. Tapi aku bukanlah anak yang manja jadi aku lebih suka apa adanya saja.