9

4.8K 387 0
                                    

Saat kami bertiga baru selesai makan, bel berbunyi dan kak Arin segera membukakan pintu. Lagi-lagi aku hanya bisa kaget dan penasaran. Aku menatap Lugi dan dia hanya melempar senyum.

"Maaf macet, jadi gimana keadaan lo Gi?" aku menganga mendengar pak Tian menggunakan bahasa sesantai itu

"Ehh Rena kenapa kaget gitu, maaf Lugi belum cerita ya" kata pak Tian yang tertawa

"Belum sempet soalnya gue laper kak" jawab Lugi dengan santai

"Hmmmm jadi kamu mau tau kan semua hal tentang aku? Hari ini aku ceritain semuanya" kata Lugi melihatku

"Kamu dan guru-guru, anak-anak sekolah cuma tau nama depan aku aja pastinya. Aku bukan sengaja sok misterius tapi ya ini lah aku yang lebih suka apa adanya tanpa embel-embel nama orang tua. Aku mau dikenal sebagaimana pribadiku, bukan karena siapa orang tuaku. Ludwigina Agatha Frenzy itu nama panjangku"

"Frenzy?? Kamu pemilik yayasan sekolah?" tanyaku yang benar-benar shock berat

"Maaf kalo kamu kaget, iya kamu benar aku yang selaku dibully dan yang sering ga dianggap ini anaknya Albertus Frenzy, cucunya Gregorius Frenzy. Anak kesayangan dari seorang mami bernama Melanie Frenzy dan juga adik sepupu dari kakak tampan Sebastian Kurt" penjelasan dari Lugi membuatku terdiam 

"Santai aja Ren jangan tegang" kata pak Tian

"I iya pak" jawabku dan mereka malah tertawa

"Panggil kakak aja kalau ga disekolah ya" pinta pak Tian lagi dan aku tersenyum malu

"Jadi gimana perasaan kamu sekarang?" Tanya kak Tian

"Kaget sih kak, cuma greget juga kenapa selama ini Lugi diem aja kalau dibully disekolah" jawabku jujur

"Dia masih sabar selama belum menyangkut orang yang disayang, kamu jangan kaget lihat marahnya Lugi ya" kata kak Tian sambil menepuk pundak Lugi

"Aku ga mau jadi pusat perhatian" kata Lugi lagi

"Ya sudah sepertinya kalian perlu waktu berduaan kan, kakak tinggal dulu" kata kak Tian dan mengajak juga kak Arin

"Iya kak" jawabku

Jujur sekarang aku bingung harus bagaimana, semuanya terasa seperti mimpi. Bagaimana bisa aku menjalin hubungan dengan anak pemilik sekolah dan apa juga kata keluarganya dan orang diluar sana.

"Hai kok malah bengong" Lugi mengagetkan dengan menyentuh tanganku

"Aku aku ga nyangka aja" jawabku gugup

"Maaf bukan maksudku berbohong, kamu masih mau nerima aku kan?"

"Gimana tanggapan orang diluar sana, apa mereka ga ngecap aku cewek matre setelah ini?"

"Cuma Vanka yang tau siapa aku, dan kamu"

"Kenapa akhirnya kamu kasih tau aku?"

"Aku mau kasih tau semuanya karena kamu orang yang penting dalam hidup aku, bukannya sebuah hubungan itu juga harus dilandasi dengan keterbukaan dan kejujuran satu sama lain"

"Makasih ya kamu percaya sama aku"

"Iya sayang"

"Jadi sekarang apa yang mau kamu lakukan?"

Aku dan Lugi akhirnya mengobrol banyak menceritakan masa kecilnya dan menceritakan mematian adiknya. Aku merasa bahwa Lugi sebenarnya orang yang penyayang dan cukup perhatian hanya saja caranya sedikit berbeda untuk menujukkan itu semua.

....

....

Pagi ini Lugi sudah sekolah karena kakinya sudah sembuh dan bisa berjalan normal. Dan dia masih saja ngeyel menaiki sepeda untuk pergi dan pulang sekolah. Alasan kemarin ribut dengan Jordan adalah tak lain karena Jordan merusak sepedanya.

My BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang