Latihan taekwondo hari ini sungguh membuatku kelelahan mungkin karena waktu kejuaraan juga semakin dekat jadi membuat beban dipundak terasa semakin berat. Tadi tidak hanya berlaku untukku tapi juga ketiga temanku.
Ada kejutan yang sudah mami siapkan yaitu tentang kenapa kak Tian datang adalah untuk memimpin yayasan sekolah. Mami sudah menerima laporan tentang adanya korupsi yang dilakukan oleh seseorang, selain itu untuk menjagaku. Lebih tepatnya mengawasiku karena aku yang tidak mau mengeluh pada mami.
Kak Tian mendadak menjadi idola dikalangan murid perempuan karena usianya memang masih tergolong muda dan tentunya memiliki paras tampan. Tapi dengan tetap menjaga wibawanya kak Tian hany merespon biasa saja karena memang ada batasan.
Hari ini aku pulang dan melihat tidak ada sepedaku diparkiran, bahkan satpam sekolah juga tidak tau. Aku jelas tau ini ulah siapa dan aku tidak mau ambil pusing dan memesan ojek online.
"Belum pulang Gi?"
"Nunggu ojek Ren" jawabku
"Tumben ga bawa sepeda?"
"Tadi pagi bawa tapi sekarang hilang"
"Mau sama gue?"
"Emm ga usah lo juga pasti capek kan, lain kali aja ya"
"Ya udah gue duluan Gi, bye"
Setelah Rena menjalankan mobilnya dan keluar gerbang, kak Tian memanggilku.
"Ada masalah hmm"
"Sepeda gue ada yang mau"
"Pulang bareng aja lagian sekolah udah sepi ga bakalan ada yang tau kok"
"Tunggu bentar kasih ongkos ojeknya dulu kasian kak"
Saat ojeknya datang aku menyampaikan permintaan maaf dan sebagai gantinya aku tetap memberikan sejumlah ongkos yang seharusnya aku bayarkan. Lalu aku pulang bersama kak Tian. Selama perjalanan mungkin karena aku merasa sangat lelah akupun ketiduran dan dibangunkan saat mobil kak Tian sudah masuk kedalam garasi.
........
Hari kejuaraan taekwondo, aku dan ketiga temanku yang menjadi wakil sekolah sudah bersiap dilapangan. Banyak juga suporter yang sudah memenuhi tribun baik dari sekolahku Frenz International School dan juga dari sekolah lain yang ikut berpartisipasi dalam kejuaraan.
Peetandingan babak penyisihan sekolah kami bisa lolos dengan mulus. Pelatihku selalu memberi semangat dan masukan agar kami semua tetap fokus diarena.
Vanka, Rena dan Kristal tentu saja duduk dibangku penonton memberi dukungan pada kami semua. Ada waktu untuk istirahat untuk menunggu babak selanjutnya jadi aku sempatkan untuk menemui mereka bertiga yang sudah meluangkan waktu untuk berada disini.
"Semangat Gi, lo masih tetep keren kok" kata Vanka yang merangkul pundakku
"Lo keren banget Gi ga nyangka juga" sekarang Kristal
"Nih minum dulu, harus fokus ya Gi" tatapan Rena yang lembut jujur saja membuatku nyaman
"Gue dicuekin deh, balik yukk Van" Kristal meledek karena aku dan Rena masih saling pandang
"Thanks ya gue akan berusaha kok" jawabku
"Final lawan siapa?" Tanya Kristal
"Jebe School" jawabku
"Musuh bebuyutan lo itu Gi" tanya Vanka yang memang sudah tau karena sering mengikuti setiap aku lomba
"Tenang aja gue udah bisa baca gerakan dia kok" ucapku agar Vanka tidak terlalu khawatir