"Tadi aja dia ceramahin gue kok bisa minum-minum di depan dia. Eh sekarang dia yang teler. Gue cuma punya yang non-alkohol, dia minta alkohol. Gila ini orang," Yuvin mengomel.
"Aneh gak sih? Dapet telepon dari Kikan bukannya disamperin malah mabok?" sambung Hangyul.
Yuvin dan Hangyul menghela nafas bersamaan. Mereka hanya bisa berdiri dengan kedua tangan di pinggang sambil menatap heran pada Yohan yang sekarang sudah benar-benar hilang kesadaran. Bukan pingsan sih, paling tidur. Tapi kenapa dia begitu? Apa yang harus Yuvin dan Hangyul lakukan untuk mencari tahu?
"Bentar," kata Yuvin kemudian, seperti mendapatkan ide. Dia lalu berjalan mendekati Yohan, meraih hp Yohan di atas meja, lalu duduk di samping kanan Yohan sambil membuka hp Yohan. "Mulai bucin ini anak. Masa wallpaper nya dia ama Kikan?"
"Wallpaper nya ama orang lain baru boleh heboh lo. Lagian mau apa sih?" tanya Hangyul.
"Mau nyalin nomor yang tadi nelpon dia. Dia bilang nomor asing kan? Gak tau kenapa tapi gue ngerasa aja bakal jadi titik awal pencarian kita tentang kenapa Yohan bisa gini."
"Air donk. Gue haus."
Yuvin dan Hangyul kaget karena Yohan tiba-tiba berbicara. Padahal matanya masih merem. Hangyul kemudian datang dengan segelas air dan duduk di sisi kiri Yohan.
"Nih. Bisa sendiri gak nih?"
Yohan mencoba duduk walaupun masih sempoyongan. Dia mengambil gelas yang disodorkan Hangyul lalu meminumnya sekali teguk. Dia meletakkan gelas itu di atas meja dengan agak susah payah, lalu menghela nafas.
"Orang mabok suka jujur kan katanya. Jadi gue mau berkata jujur sekarang."
Yuvin dan Hangyul menatap Yohan keheranan. Masih mabok ternyata.
"Bohong apaan lo emangnya? Sampe gak seru gak bakal gue bantu-bantu lagi lo," kata Yuvin.
Yohan mengangguk, entah apa yang dianggukkan. Kasihan banget sebenernya kalo dilihat dari ekspresi wajahnya.
"Lo pada percaya gak, kalo gue bilang Kikan itu hamil bukan karena gue?"
***
Yohan melirik kedua temannya lagi sebelum berdiri dan berjalan agak menjauh. Yuvin dan Hangyul tentu saja hanya bisa menatap Yohan yang berjalan menjauh ke arah jendela dari tempat duduk mereka masing-masing. Mereka kemudian saling tatap, lalu beralih pada Yohan lagi. Gak ada yang bisa mereka dengar dari jarak sejauh ini tapi kalau cuma mengandalkan indra penglihatan sih kelihatannya Yohan agak kesal.
"Kamu.. minta izin ngapain?" tanya Yohan sekali lagi setelah yakin Yuvin dan Hangyul tidak bisa mendengarnya dari sini.
"Please Yohan aku tahu kamu denger aku ngomong apa tadi. Aku gak mau debat. Oke salah aku gak ngabarin kamu aku pergi kemana tapi jujur aku lupa. Hp aku silent makanya gak kedengeran. Please aku gak macem-macem kok. Disini juga rame ada Donghyun dan keluarga dia yang lain juga."
"Udah tahu disana rame masih perlu gitu lo disana?"
Tanpa sadar Yohan merubah lagi panggilannya. Belum juga sehari. Jujur Kikan agak kaget karena Yohan menyebutkan 'lo' lagi. Itu menandakan kalau Yohan sudah sangat marah.
"Lo tahu gak gimana cemasnya gue waktu pulang tapi lo gak ada di rumah? Gue telepon Mama lo, bahkan gue telepon Yuvin juga, tapi mereka gak tahu lo ada dimana. Gue telepon lo, gak lo angkat. Sekalinya nelpon, pake nomor Donghyun. Dan ngasih tahu lagi di rumah.. mantan lo? Lo tahu gak sih rasanya jadi gue gimana?"
"Han-"
"Lo inget gak sih lo nikah sama gue tu karena apa? Karena kelakukan mantan lo itu dan sekarang lo minta izin ke gue buat ngurusin dia?"
![](https://img.wattpad.com/cover/241675304-288-k601997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
To Reach You
Fanfiction[‼️] Membaca = memberi vote. Terima kasih 😊 Main Cast - Kikan (imaginary female cast) Dijodohin sama Yohan padahal udah pacaran sama Donghan. Dia curhat sama Donghan tentang perjodohan itu but ended up hs with Donghan and she getting pregnant - Kim...