Donghan melihat semuanya, dia bisa melihat dan mendengar semuanya dari tempatnya berdiri. Mulai dari Mama Kikan dan Mama Yohan yang keluar duluan dari kamar. Mata Mama Kikan bertemu pandang dengan matanya sesaat dan Donghan memberikan gestur hormat karena pandangan mereka bertemu. Dia sedikit mengangguk dan berusaha tersenyum pada Mama Kikan yang hanya melanjutkan langkah kakinya ketika Donghan melakukan itu padanya.
Lalu tak lama kemudian disusul oleh Kikan dan Yohan yang juga keluar dari kamar yang sama. Kikan dan Yohan benar-benar jadi pemandangan yang sangat menarik bagi Donghan. Ditambah kedua orang itu keluar sambil bergandengan tangan. Padahal Donghan sudah pernah melihat pemandangan seperti ini beberapa kali sebelumnya tapi kenapa dia masih merasa aneh? Bukan aneh, ini adalah rasa cemburu. Marah dan cemburu.
Donghan juga bisa melihat bahwa Yohan memberikan secarik kertas pada pembawa acara. Donghan yang tahu apa fungsi kertas itu tiba-tiba merasa deg-degan. Entah kenapa dia harus merasa deg-degan. Padahal dia sudah tahu apa yang seharusnya tertulis disana tapi dia masih bertahan disini dan ingin mendengarnya langsung.
Nama Ibu kandung: Kikan
Nama Ayah kandung: Kim Yohan
Mencelos, jantung Donghan benar-benar mencelos. Tanpa dia sadari dia menarik nafas panjang dan menunduk. Lalu kemudian dia mengangkat kepalanya karena jika dia terus menunduk, air yang sudah menggenang di pelupuk matanya sudah pasti akan jatuh. Jadi sebelum semua itu terjadi, Donghan segera mendongak. Menyeka ujung matanya secepat mungkin, lalu tanpa pikir panjang lagi dia segera melangkahkan kakinya pergi dari sana. Dia tiba-tiba sesak, sesak sekali.
***
Di sisi lain, Yohan pun demikian. Ketika mendengar namanya disebutkan setelah kata ayah kandung, dia tiba-tiba merasa menjadi orang yang sangat berdosa di dunia ini. Padahal sebelum-sebelumnya biasa saja. Bahkan selama ini juga orang yang selalu menenangkan Kikan adalah dirinya. Setiap kali Kikan merasa bersalah, setiap kali Kikan mengajaknya menghentikan semua ini lebih awal, dan ketika dulu Kikan mengusulkan untuk tidak usah menikah, dia adalah orang pertama yang berusaha membuat Kikan tenang.
Tapi kenapa semuanya tiba-tiba jadi beda sekarang? Semuanya jadi aneh. Hanya karena dia mendengar kalimat singkat nama ayah kandung. Tiba-tiba Yohan teringat pada kalimat Kikan ketika waktu itu dia menangis.
Lo bisa ngomong gitu karena lo gak ngerasainnya
***
Yuvin menyandarkan dirinya di kaki sofa. Kebiasaan kalau tiga orang ini udah ngumpul di ruang tamu rumah Yohan, mereka gak akan duduk di sofa-nya. Pasti lebih memilih duduk lesehan di atas karpet.
"Jadi itu yang buat lo sama Donghan berdiri hadap-hadapan tadi malam?"
Yohan menoleh pada Yuvin. "Lo lihat?"
"Bahkan Yeji sama si Donghyun juga lihat," Hangyul yang menjawab.
Yohan menghela nafas lalu turut bersandar. "Lagian kok bisa-bisanya Donghan yang dimintai tolong buat ngasih pesan begituan ke gue. Gila aja. Ini hidup makin lama makin main-main aja sama gue."
Yuvin nyengir. "Lagak lo. Lo duluan yang main-main sama kehidupan lo. Emang enak dipermainin?"
"Makanya itu gue jadi berubah mood-nya dari tadi malam. Padahal waktu pertama kali baca tulisan itu, gue biasa aja. Tapi pas disebutin, anjir, gak enak banget gue sumpah. Mana gue langsung inget aja sama si Donghan itu. Pasti dia denger juga kan? Nah kalo nanti dia sakit hati karena denger itu gimana coba?"
Hangyul bingung. "Lah biarin aja dia denger. Biar sadar tu orang kalo dia udah gak bisa ngapa-ngapain Kikan lagi sekarang. Kikan udah punya orang lain."

KAMU SEDANG MEMBACA
To Reach You
Fanfiction[‼️] Membaca = memberi vote. Terima kasih 😊 Main Cast - Kikan (imaginary female cast) Dijodohin sama Yohan padahal udah pacaran sama Donghan. Dia curhat sama Donghan tentang perjodohan itu but ended up hs with Donghan and she getting pregnant - Kim...