13

48 3 0
                                    

Tadinya Yohan memang mau menyusul ke bawah, ke kamar Kikan. Tapi apa daya, rencananya tadi padahal cuma mau rebahan dua menit, ingin mengistirahatkan mata sebentar, malah molor sampai dua jam. Dan Yohan tertidur di sofa tempat dia melakukan panggilan video bersama Yuvin dan Hangyul tadi.

Yohan tersentak bangun. Setelah tahu dia berada dimana dan bagaimana posisinya tertidur, Yohan mulai duduk. Dia kemudian mengambil hp nya yang tergeletak di atas meja di depannya lalu menghidupkan layarnya. Jam setengah satu malam. Yohan lalu berdiri. Dia meregangkan badannya lalu kemudian berjalan keluar kamarnya menuju dapur di bawah. Dia haus.

***

"Yohan?"

Yohan tersentak kaget. Posisinya tadi dia sedang sibuk memeriksa isi kulkas jadi dia tidak tahu kalau Kikan keluar kamar. Sedang fokus pada satu hal lalu tiba-tiba ada yang manggil nama lo dari belakang, tengah malam pula, siapa yang gak kaget? Yohan meletakkan tangan kanannya di dada. Dia benar-benar kaget, gak bohong.

"Astaga Kikan, gue kira siapa."

"Lo ngapain lagian di dapur malam-malam?"

"Gue kebangun terus haus. Makanya gue turun pengen minum. Lo sendiri ngapain?"

"Gue juga haus."

"Ya udah duduk sana. Gue ambilin."

Kikan tidak langsung duduk. Dia memperhatikan gerak-gerik Yohan sebelum akhirnya dia menarik kursi meja makan.

"Nih," Yohan meletakkan segelas air di depan Kikan. Dia lalu mengambil posisi duduk di seberang Kikan.

"Enak banget kayaknya tidur lo," kata Kikan setelah meneguk air putihnya.

"Gak juga sih. Gue aja ketiduran di sofa."

Dahi Kikan berkerut. "Kok bisa?"

"Tadi gue video call sama Yuvin Hangyul terus ya gitu lah. Ketiduran."

Kikan sangat penasaran sebenarnya tapi dia berusaha untuk terdengar tidak peduli. "Video call? Tumben. Ngomongin apaan? Ngomongin gue?"

Sebuah ide cemerlang tiba-tiba muncul di kepala Yohan. "Ngapain ngomongin lo?"

"Ya kan siapa tahu."

"Orang ngomongin Yeji juga."

Kikan menatap Yohan tajam. Bikin takut sih gak, bikin gemes iya. Cemburu beneran ternyata.

"Kan udah lama gak ketemu sama tu cewek jadi ya sekalinya ketemu, langsung dighibah-in."

Kikan masih diam.

"Kikan, lo denger gue?"

"Gue gak peduli. Gue ngantuk," Kikan lalu berdiri. Tangannya lalu ditahan oleh Yohan.

"Mau kemana?"

"Udah gue bilang gue ngantuk. Ya berarti mau balik ke kamar. Mau tidur."

Yohan lalu berdiri sambil tangannya tetap memegang tangan Kikan. Dia lalu berjalan sedikit mendekat pada Kikan.

"Lo kenapa sih? Kenapa mau tidur sendiri? Kenapa gak mau tidur sama gue?"

Kikan menoleh pada Yohan dengan ekspresi seperti bergidik. "Aneh banget pertanyaan lo yang terakhir."

"Loh memang iya kan? Kenapa coba gak mau tidur sama gue?"

"Ya gue lagi gak mau aja. Lagi pengen tidur sendiri. Kan wajar ngidam tidur sendiri."

Yohan melirik pada perut Kikan sekilas. "Gak ada yang namanya ngidam-ngidam lagi kalo perut udah segede itu. Yang ada ngambek."

"Dih, ngambek kenapa gue?"

To Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang