Athalla Rafael; 18

304 44 7
                                    

18. Zevano?

Entah kenapa Zeevana terbayang wajah cowok yang di temui nya di toko sepatu tadi. Cowok itu seperti mempunyai daya tarik sendiri. Membuat Zeevana tidak berhenti memikirkannya.

Zeevana berusaha memejamkan matanya untuk memasuki alam mimpi, tetapi tidak bisa. Karena pikirannya terus menuju cowok itu.

Zeevana yang begitu gabut, bingung mau melakukan apa. Jika dia ke kamar Rafael sekarang untuk menceritakan apa yang ada dipikirannya. Tentu saja tidak bisa. Rafael pasti telah tidur, terbukti dari lampu kamarnya yang mati.

Zeevana membuka Ponselnya, siapa tahu jika dia memainkan ponsel tiba-tiba ngantuk. Zeevana membuka aplikasi whatsapp, dia melihat begitu banyaknya pesan yang belum dibacanya.

Pesan yang begitu banyak itu bukan dari temannya, tapi karena grup. Grupnya bukan cuman satu, tapi lebih dari 15. Dia mengabaikan grup chat itu, karena dia merasa tidak terlalu penting. Tapi, Satu pesan membuat Zeevana penasaran, dia membukanya.

xxxx:
Haaii
Lo yg di mall tadi kan?
Gue Zevano

Zevano? Zeevana merasa tidak pernah mempunyai teman yang bernama Zevano. Bahkan di sekolahnya, dia merasa tidak ada juga yang namanya Zevano.

Zeevana melihat foto profil cowok itu. Ah ternyata dia cowok yang di mall tadi. Cowok yang ada dipikirannya tadi.

Demi apa dia di chat oleh cowok itu. Membuat Zeevana senang bukan main. Dia meloncat-loncat di kasur seperti monyet. Entah kenapa dia sesenang ini. Padahalkan cuman chat biasa, tapi dia udah senang seperti bertemu Caleo Zeael —idolanya—.

SARAP

Di sekolah Zeevana tersenyum senang, bahkan dia menyapa semua orang yang melewatinya. Tidak lupa dengan senyum manisnya. Itu bukan Zeevana sekali.

Dia juga datang 20 menit sebelum bell berbunyi, biasanya dia akan terlambat 5 menit. Dan 5 menit itu masih rekor tercepat dirinya pergi ke sekolah. Tapi, entah mengapa hari ini Zeevana datang begitu cepat ke sekolah.

Biasanya Zane yang tiba duluan dikelas, sekarang Zeevana lah yang duduk manis di mejanya duluan. Membuat Zane yang baru memasuki kelas terheran-heran. Ditambah dengan adanya seseorang yang bilang bahwa Zeevana menyapa mereka dengan tersenyum. Semua itu mustahil bagi Zane.

Tersenyum? Bahkan, Zane merasa bahwa itu hal yang sangat jarang dilakukan oleh Zeevana. Dia akan menampilkan muka galaknya kepada orang-orang. Tapi, lihatlah sekarang, ada apa dengan teman sebangkunya itu.

Zane meletakkan tasnya disamping Zeevana, dia langsung memeriksa kondisi Zeevana dengan meletakkan tangannya di dahi Zeevana, yang dari tadi tidak berhenti tersenyum "waras lo Je?"

Biasanya Zeevana akan mendengus, atau mengerucutkan bibirnya disaat Zane mengatakan itu. Tapi, lihatlah sekarang ini. Bahkan Zeevana tetap mempertahankan senyumnya. Membuat Zane bingung bukan main. Dia menunggu Zeevana menceritakan sesuatu kepadanya.

Zeevana melihat Zane tersenyum senang, "lo tau ga?"tanya Zeevana kepada Zane.

"Enggak"Jawab Zane.

Jawaban Zane membuat senyum di bibirnya hilang, "gue belum bilang, anjirr"

"Makanya gue bilang 'Enggak', jerapah"

Zeevana menghela nafas, "kemarin kan gue pergi ke bioskop tuh sama Rafael"Zeevana menjelaskan secara rinci, saat dia pergi ke mall itu dan bertemu cowok ganteng.

"Lo kok ga bilang sama gue, mau beli sepatu kayak Caleo Zeael"ujar Zane dengan kesal.

Zeevana menahan emosinya, sudah panjang x lebar dia menjelaskan kepada Zane, tentang cowok ganteng yang menjadi alasan Zeevana tersenyum. Tapi, Zanw hanya tertarik mendengar sepatu Caleo Zeael. Demi apa, Zeevana bertemu dengan orang seperti Zane. untung saja Zeevana masih ada stok ke sabarannya saat ini, "mana gue tau, gue kan awalnya cuman ngadi-ngadi eh ternyata Rafael tau sepatu yang dipakai Caleo Zeael. Dia juga tau tempat jualnya dimana, makanya gue ke toko itu kemarin dan ketemu cowok ganteng itu"Ujar Zeevana dengan sanang. Dia mengingat momen disaat bertemu cowok itu.

Zane mengabaikan kata 'cowok ganteng' yang dimaksud Zeevana. Dia penasaran dengan sepatu yang digunakan Caleo Zeael, "terus mana sepatunya itu, tumben ga lo liatin sama gue"

"Gue ga jadi beli sepatunya"ucap Zeevana.

"Lah, terus lo ngapain ke toko sepatu itu"

"Kemarin sih sepatu itu udah mau gue bawa pulang, tapi di ambil sama cowok ganteng itu"kata Zeevana yang tidak ada raut muka sedih.

Seorang Zeevana merelakan seperti itu? Membuat Zane tidak percaya. Sejak kapan Zeevana mau merelakan barang yang berhubungan dengan Caleo Zeael. Sedangkan dirinya, yang termasuk orang terdekat Zeevana. Menyentuh poster Caleo Zeael yang berada di kamar Zeevana saja, dia sudah melihat Zane seperti mangsanya. Lah ini, baru bertemu beberapa jam saja. Ah ralat, baru bertemu pertama kali Zeevana merelakan barang yang berharga baginya untuk seorang cowok, membuat Zane tidak percaya.

"Segampang itu lo relain tuh sepatu?"tanya Zane dengan tidak percaya. Zeevana menganggukkan kepalanya, tidak lupa menampilkan senyumnya.

Membuat Zane bergidik ngeri, melihat Zeevana tersenyum, "Sarap lo!"

"Gue ngerasa terpanggil"

Zeevana dan Zane terkejut mendengar suara itu, mereka melihat kearah kaca. Keterkejutan mereka bertambah disaat melihat wajah orang yang mengagetkan mereka.

Bukannya wajahnya Jelek, tapi ekspresinya itu loh. Bikin kaget.

"Kenapa wajah lo berdua jelek kayak begitu"ujar Rafael dengan Watados

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa wajah lo berdua jelek kayak begitu"ujar Rafael dengan Watados. Yap, orang yang mengagetkan mereka adalah Athalla Rafael.

Zane melangkah kearah Rafael yang telah memasuki kelas. Dia memukul lengan Rafael, "kaget gue anjirr. Ditambah muka lo di kaca kayak miper"

Rafael mendengus, "apa-apaan! Muka gue udah ngalahin shawn mendes. Lu bilang kayak miper, buta mata lo"

"Pede banget lo"

Rafael mengabaikan Zane, dia melangkah kearah Zeevana. Ditangan Rafael ada susu ultramilk, dia memberikan susu itu kepada Zeevana "ini susu buat lo"

Zeevana mengambilnya, lalu dia meminumnya, "makasih Ael"

Rafael melihat Zeevana begitu menggemaskan disaat dia meminum susu. Rafael mengacak-acak Rambut Zeevana. "Gue ke kelas duluan ya"ujar Rafael, lalu dia melangkah ke kelasnya.

Zane yang melihat Rafael mengacak-acak rambut Zeevana menutup wajahnya dengan tangan, "ke uwuan apaan di pagi ini"

Zeevana mengangkat bahu acuh. Dia asik dengan susu ultramilknya, tanpa memperdulikan Zane yang menatap dirinya dengan bingung.

TBC

Jangan lupa vote dan coment yaaa😉

See u💖

Sarap!!(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang