Athalla Rafael; 23

301 42 11
                                    

Sarap!!  Kambekk

Selamat malming guyss🙌

Absen dulu nih.  siapa yang malem minggu, cuman dirumah dan buka dunia oren?

Kalau ada. Fix, kita satu server:v

23. Mempersiapkan.

Kelvin, Rafael dan Arfa berjalan beriringan di koridor sekolah. Mereka melangkah menuju kearah kelas.

Jam pelajaran akan dimulai 30 menit lagi. Jadi, mereka tidak terlalu terburu-buru untuk sampai dikelas.

Sepanjang jalan, Kelvin sibuk tebar pesona kesana kemari. Sedangkan, Rafael dan Arfa yang berjalan didepan Kelvin hanya diam dan berjalan dengan Cool. Biasanya Rafael akan bercanda tawa dengan Kelvin. Tapi, dia ingin mencoba meniru gaya seorang Arfa yang kata orang keren gitu. Dia ingin juga terlihat keren dan tebar pesona secara tidak langsung.

Di kiri dan kanan banyak yang memperhatikan mereka, seolah-olah mereka seperti artis. Banyak tatapan kagum yang mengarah kearah mereka. Tapi, tidak sebanyak orang di depan mereka.

Dia, Gabriel Alano. Padahal, dia tidak ada acara tebar pesona seperti Kelvin dan Rafael. Tapi, banyak juga yang menyukainya.

"Pak Alan, Mau nggak jadi pacar saya?"

"Pak, tipe cewek bapak seperti apa? Saya ingin memantaskan diri jadi cewek bapak"

"Pak, mama saya kirim salam. Katanya kapan kerumah buat lamar saya"

Begitulah yang mereka dengar ketika Alan melewati koridor.

Rafael kagum kepada Alan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafael kagum kepada Alan. Walaupun Alan, ekhm... sedikit ganteng. Tapi, lebih gantengan dia. Alan itu tidak pernah sombong. Dia membalas ucapan Siswi tadi, padahal kalau guru yang lain, pasti tidak.

"Kayaknya pesona kita, kalah jauh sama pak Alan"Ujar Rafael yang masih memperhatikan Alan.

"Lah iya. Kenapa ya pak Alan banyak disukai oleh orang?"tanya Kelvin.

Rafael menabok kepala Kelvin pelan, dia juga mengacak rambut Kelvin yang tadinya rapi. "Buta lo. Pak Alan itu sempurna bego. Tampan, pintar. Lah elo, ganteng kaga, pinter apalagi"

Kelvin mendengus. Disepanjang jalan dia sibuk merapikan rambutnya. Di belokan kanan, tanpa Kelvin sadari ada seseorang yang menjulurkan kakinya. Alhasil, membuat Kelvin jatuh tertelungkup dengan tidak elite-nya. Membuat orang yang berada di koridor tertatawa.

Rafael dan Arfa yang memakai seragam yang dilapisi Hoodie. Mereka berdua serempak, menutupi wajah mereka dengan topi Hoodie-nya.

Mengapa mereka harus mempunyai teman yang memalukan seperti Kelvin. Rafael dan Arfa melangkah mundur. Tapi, mereka masih memperhatikan Kelvin.

Sarap!!(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang