[5] |pertemuan kedua yang tak terduga|

914 137 40
                                    

Pertemuan Kedua
___
|perhatian 1400 kata|
<○○●●●____■____●●●○○>

~AFTER ORION~

[double up.. terkhusus untuk readersnim... sayang kalian banyak banyak...
💜💜💜💜💜💜💜💜💜]

ZAFRAN benar-benar membawa Zulfian pulang ke rumah. Sekarang mereka sedang berada di anak tangga rumah Zulfian, repot memang karena saat ini sebelah kaki anak Zuli itu sulit digerakkan akibat terserempet badan motor tadi.

Kebetulan pintu utama rumah Zuli sedang terbuka lebar, jadi Zafran tidak perlu repot-repot menekan bel rumah itu. Ada sebuah mobil asing juga yang parkir di halaman rumah Zuli, kemungkinan besar bungsu Diraja itu memiliki tamu.

"Assalamualaikum," Zafran mengucapkan salam saat memasuki rumah besar itu.

"WaalaiKUMUSSALAM. FIAN KENAPA ZAF!!" suara Zuli ngegas tiba-tiba, hal itu sontak membuat sang tamu yang duduk memunggungi pintu utama, menoleh seketika.

Zuli tergopoh-gopoh menghampiri Zulfian yang dipapah oleh Zafran.

"Ya Allah ini tangannya kenapa? Kaki kamu? Astagfirullah... fix malam ini aku jadi gulai lauknya Mas Zidan," ujar Zuli mendramatisir.

"Hust!! Emang Mas Zidan kanibal apa Zul!!" tegus pria gagah di samping Zuli. Dia Pak Rektor, Alfa.

"Tahu nih Om Zuli. Ini anaknya lagi sakit, malah mikirin diri sendiri."

"Kok bisa kayak gini sih Fi?"

"Aku enggak apa-apa kok Yah. Cuma lecet sama keseleo dikit," tutur Zulfian.

"Tetep aja nanti Om kamu baka--mmmpphh!!" Alfa segera membekap mulut Zuli.

"Bawa adikmu ke kamar Zaf."

"Iya Om,"

Zafran membawa Zulfian menaiki anak tangga lagi. Namun dipertengahan jalan, keram menyiksa sebelah kaki lainnya Zulfian. Alhasil Zafran akhirnya menggendong Zulfian di punggungnya.

"Astagfirullah Fa. Lo mau bunuh gue?!!"

"Kalau iya kenapa? Cepetan telepon dokter!" ujar Alfa galak.

"Iya-iya jangan melotot gitu kali matanya. Jadi serem lihatnya. Kayak Mas Zidan lo!" gerutu Zuli.

"Pantesan anaknya kagak beres, orang Bapaknya modelannya kayak gini," gumam Alfa ketika Zuli sedang sibuk menghubungi seseorang di sambungan teleponnya.

"Bentar lagi dokternya datang,"

"Baguslah."

Hening sesaat. Dua orang itu sibuk dengan pikirannya untuk beberpa detik lamanya.

"Eh Zul. Omongan lo ada benernya juga,"

"Omongan yang mana? Gue hari ini banyak omong btw," kata Zuli tanpa memperhatikan raut jengah sang sahabat.

"Soal anak lo yang berubah itu. Tadi dia kelihatan tenang banget. Padahal biasanya tuh anak bakalan jerit-jerit kalau lihat darah,"

"Nah kan sekarang lo percaya. Anak gue tambah aneh tahu kagak."

"Lo yang aneh. Anak mulai bener otaknya kok dibilang aneh," sergah Alfa.

Tak lama bunyi bel pun terdengar. Sang dokter telah tiba.

Sedang di kamar Zulfian, Zafran sedang sibuk menghentikan pendarahan di lengan Zulfian.

"Lo tahu siapa orang yang nabrak lo tadi?"

AFTER ORION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang