[2] |semua telah berbeda|

1.4K 143 36
                                    

Semua Telah Berbeda
_______
|perhatian 1183 kata|
<○○●●●_____■_____●●●○○>

~AFTER ORION~

BRAKK

Pintu ruang rawat Zulfian dibuka secara brutal oleh seorang pemuda berusia dua puluh lima tahunan.

Zulfian dan Zuli yang sedang asik berbincang dalam ruangan jadi terkejut. Hampir saja sang Ayah melompat ke Afrika karena saking kagetnya.

"OM BOCAH TENGIK INI UDAH SADAR!" ujarnya kelewat ngegas.

"BOCAH GEND*NG! DATANG-DATANG BIKIN JANTUNGAN AJA!" jawab Ayah Zuli tak kalah kencangnya.

Dan hal itu sukses membuat Zulfian menutup telinganya. Kalau dipikir-pikir Ayahnya yang sekarang ini terlihat amat bar-bar, sampai Zulfian sempat ragu mengakui pria tampan itu sebagai ayahnya.

"Biasa aja dong Om. Jangan ngegas," cibir sang keponakan.

"Heh!! Bocah ini!!!" geram Zuli, seandainya dia lupa siapa pemuda di depannya ini, mungkin sudah sejak tadi Zuli menendangnya ke Samudra Antartika.

"Heh!! siapa yang ngegas duluan tadi Hah!! Buka pintu kayak orang kesetanan. Datang-datang ngebentak orang tua. Inget Om ini lebih tua dari kamu!!" kojahnya dengan pelototan mata dan tunjuk sana sini.

"Ya maaf Om. Namanya juga panik kan." dalihnya.
Si pemuda itu menunduk dengan bibir agak sedikit dimanyunkan. Sedikit ya, sedikit kok.

"Sudah Yah. Kasihan Om ini kan jadi takut," ujar Zulfian.

Sontak pemuda itu membulatkan netranya tidak percaya. Begitupun Zuli, namun perbedaannya teletak pada aksi mereka selanjutnya. Zuli tertawa lepas setelahnya, sedangkan pemuda itu tampak menahan kesal.

"Beraninya lo manggil gue om! Dasar bocah tengik!" semburnya.

"Hei hei.. Wajah kamu itu emang tua Zaf, kkkkk!"

"Terus aja ketawa Om. Anak sama bapak sama aja. Ngeselin!"
Pemuda itu  bersidekap di depan dada. Matanya masih menatap tajam wajah tak berdosa Zulfian.

Zafran Mahendra Diraja, itu nama lengkap dari pemuda yang kini sedang mendapat penekanan batin dari ayah anak itu. Zafran, begitulah panggilannya. Dia adalah anak tunggal dari Zidan --kakak Zuli. Seorang aktor dan model papan atas itu selalu mendapat bullyan setiap kali ia berada satu tempat dengan Zulfian.

"Oke maaf-maaf. Gini-gini kamu udah tahu kan tentang Fian dari Ayah kamu," tebak Zuli.

"Loh iya." Zafran menepuk jidat paripurnanya. Ia baru ingat pembicaraan Ayahnya saat ditelepon tadi.

"Jangan digeplak kepalanya. Ntar kalau ayahmu tahu, bisa dikojahi kamu sehari semalam. Inget wajah kamu itu aset berharga keluarga kita," kata Zuli.

"Iya ya ya terserah." ujarnya lantas menghampiri Zulfian lebih dekat.

"Gimana keadaan lo?"

"Baik,"

"Panggil gue Mas Zafran. Gue ini sepupu lo, anak tunggalnya Ayah Zidan. Yang sering banget lo prank dan lo bulu dulu. Inget gak?" ujarnya penuh penekanan.

AFTER ORION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang