[33] |penyelidikan dimulai|

778 106 62
                                    

Penyelidikan Dimulai

____
|perhatian 2300 kata|
<○○●●●___■___●●●○○>

~AFTER ORION~

"STOP."
"Nah iya ini pak! Ini temen saya!!" pekik Hafis seraya menunjuk-nunjuk monitor komputer yang menampilkan rekaman CCTV di hotel kemarin.

"Kita minta salinannya Pak!"

"Siap Komandan!" sang pegawai segera melakukan titah dari seorang pria yang mengaku dirinya sebagai polisi kota.

"Ini Pak."

"Oh ya. Terima kasih atas kerja samanya. Saya pamit undur diri." katanya dengan suara yang dibesar-besarkan.

Fyuh..
Dylan melepas kumis palsu yang bertengger di bawah hidungnya. Kini ia sudah berada di dalam mobil Raffa.

"Gimana?" tanya Raffa yang duduk di jok kemudi.

"Berhasil dong Mas. Hafis dilawan," celetuk yang paling muda di kursi belakang.

"Ngaku-ngaku lagi. Yang akting jadi polisi tuh kembaran gue, bukan lo Fis!"

"Apaan, Bang Dylan kalau gak ada gue juga gak berhasil. Ya kan Bang!" Hafis meminta pembelaan.

"Udah! Gak usah bahas hal yang gak penting. Sekarang kita ke rumah Om Zuli!" titah Dylan.

Raffa pun menjalankan mobilnya melaju membelah jalanan kota Surabaya.

Dylan yang duduk di samping Raffa, terlihat kesal setelah beberapa kali mencoba meghubungi nomor seseorang, namun selalu gagal.

"Bang Saguna gak angkat telepon lo juga?" tanya Raffa.

"Nomornya malah gak aktif Fa! Ini orang ke mana sih kok ilang gak ada kabar. Gak tahu masalah lagi runyam apa?!" omel Dylan.

"Mungkin ada jadwal operasi kali Bang!" sahut Hafis.

"Tahu Ah!" Dylan sudah terlampau lelah.
Sejak kemarin malam ia berulang kali mendial nomor Saguna itu. Dylan ingin bertanya tentang keberadaan Zulfian yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi, setelah rumor itu menyebar.

Sesampainya di rumah Zuli, ketiga pemuda itu dikejutkan dengan banyaknya motor yang terparkir di halaman rumah keluarga bungsu Diraja itu.

"Lah ini ada apa sih? Rame banget!" celetuk Raffa.

"Tahu tuh Mas. Udah kayak persiapan konvoi aja!" tambah Hafis.

"Udah ayo masuk! Jangan lupa bawa foto lo yang udah dicetak Fis!" titah Dylan.

Hafis diam mematung, ia membiarkan Dylan dan Raffa melangkah meninggalkannya di sisi mobil.

"Foto gue?"
Hafis merasa ambigu dengan permintaan Dylan barusan.
"Eh foto itu! Astafirullah kok lemot gini sih!" gerutunya sendiri seraya memukul leher belakangnya.

"Assalamualaikum," salam Dylan saat bertamu ke rumah Diraja.

"Waalaikumussalam," suara koor membahana menjawab salamnya.

Raffa sampai kaget mendengarnya.

"Ini ada acara apa sih Lan? Kok banyak banget yang datang." bisik Raffa.

Dylan menggeleng. Dia pun juga tidak mengerti.

Tentu membeludak tamu Zuli sekarang ini. Ada teman-teman Zulfian di sana, Nando, Gama, Adit dan genk BoloFib lainnya minus Danang. Ditambah lagi genk Zulfan, ada Daffa,  Reno and the genk yang duduk lesehan di lantai.

AFTER ORION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang