[15] |perang|

651 91 26
                                    

Perang
____
|perhatian 1560 kata|
<○○●●●___■___●●●○○>

~AFTER ORION~


MOBIL putih Zafran melaju santai membelah jalanan sepi kota Surabaya. Di sampingnya, ada sang sepupu tercinta yang sedang menatap keluar jendela.

"Mas berhenti," Zafran menyalakan sent lampunya, lantas menepi sesuai instruksi sang sepupu.

"Mau ngapain?" pertanyaan Zafran tak mendapat tanggapan dari Zulfian. Pemuda sudah lebih dulu keluar dari mobil sebelum Zafran menyelesaikan tanya.

Tak berapa lama Zulfian kembali dengan membawa seorang Ibu-ibu masuk ke dalam mobil Zafran.

"Mas kita mampir ke rumah sakit sebentar ya. Ibu ini sesek napas," kata Zulfian kemudian duduk di samping wanita paruh baya itu.

Zafran mengikuti permintaan adik sepupunya. Lagi pula dia juga tidak melihat wanita itu sudah lemas dengan napas yang pendek-pendek.

"Dek coba kamu tenangkan Ibunya." Saran Zafran.

Dalam kondisi serius seperti ini, kadang Zafran reflek memanggil Zulfian dengan embel-embel adek di depannya. Sebenarnya dulu ia suka memanggil putra Zuli seperti itu, namun karena polah tingkah Zulfian di masa SMA akhirnya tanpa sadar panggilan itu luntur dengan sendirinya.

"Tarik napas dalam-dalam Bu, embuskan perlahan," tutur Zulfian yang diikuti oleh sang Ibu.

"Ng... hh Nggak bi-bisa."

"Tenang Bu. Bisa kok. Ayo bareng Fian!" ajak Zulfian.

Keduanya menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan.
Cara itu paling tidak bisa membantu sang Ibu tenang meskipun tak banyak perubahan yang terjadi.

Hingga sampailah ketiganya di rumah sakit terdekat. Zulfian membantu Ibu itu turun dari mobil, Setelah mengenakan masker dan topi barulah  Zafran keluar dan turut membantu Zulfian memapah wanita paruh baya itu masuk ke ruang IGD.

"Tunggu Mas mau bayar administrasi."

Titah Zafran setelah berhasil keluar dari IGD dengan informasi identitas ibu yang baru ditolongnya.

Zulfian menurut. Ia duduk di depan ruang IGD dengan punggung disandarkan pada kursi.

Hari ini seluruh persendian tubuhnya benar-benar terasa ngilu, apalagi bagian lehernya. Hal ini diakibatkan karena keteledoran Zulfian sendiri yang sering ketiduran di meja.

Kemarin di meja makan ia tertidur sampai pagi, tak ada yang tahu dan malam tadi ia tertidur di meja belajar kamarnya. Penyebabnya sama, ia memandangi foto Zulfan sampai tanpa sengaja tertidur. 

"Udah ayo!" Zafran datang.

Zulfian berdiri menyejajarkan tingginya dengan Zafran.

"Tadi gue udah nelpon anak dari ibu itu. Nanti dia bakalan ke sini."

Zulfian mengangguk.
Zafran memasukkan nota pembayaran rumah sakit ke dalam saku celananya, sayang ia kurang hati-hati. Nota itu jatuh ke ubin rumah sakit.

AFTER ORION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang