[19] |suasana memburuk|

753 103 26
                                    

Suasana Memburuk
____
|perhatian 1108 kata|
<○○●●●___■___●●●○○>

~AFTER ORION~

KELUARGA Alfa baru saja tiba setelah Egi mengurungkan niat untuk masuk ke ruang rawat keponakannya.

Ia dicegat oleh Airy juga Alfa di depan kamar rawat, pasutri itu meminta penjelasan segamblang-gamblangnya tentang kronologi kecelakaan Zulfian.

"Mbak yang sabar ya. Semoga Fian lekas sadar dan tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan," tutur Airy turut menunjukkan dukanya.

"Zuli gimana mbak?" Alfa bersuara.

"Sepertinya dia belum makan dari kemarin malam. Ini mbak bawakan nasi lemes buat dia."

"Mbak suruh Zuli keluar, biar Papa-nya anak-anak yang nemenin dia makan," usul Airy.

"Iya Mbak." Alfa menyetujui.

Egi pun mengangguk lantas masuk ke dalam. Pemandangan pertama yang ia lihat saat memasuki ruangan adalah Zuli yang mengusap lengan kiri Zulfian dengan handuk basah, sesekali ia menyeka sudut matanya yang berair.

"Zuli," panggil Egi.

"Eh Mbak, datang sama siapa?" Zuli meletakkan handuk basahnya di baskom.

"Tadi di antar Zafran. Tapi anaknya buru-buru ke kantor agensi, ada pemotretan mendadak katanya." Egi meletakkan rantangnya di atas nakas.

"Oh ya hari ini seharusnya Fian ya yang lakukan pemotretan. Maaf ya Mbak, lagi-lagi anakku harus seperti ini," lirihnya menahan cekikan di kerongkongan.

"Hey, jangan minta maaf begitu Li. Ini bukan salah kamu atau Fian. Sudahlah. Lagi pula siapa sih yang mau hal ini terjadi?"

Zuli kembali mengucek matanya yang merah dan bengkak.

"Sini biar Mbak yang sibinin Fian. Kamu keluar gih, bawa rantangnya sekalian. Ada Alfa Family di luar," kata Egi seraya merebut baskom dan handuk dari Zuli.

Zuli sedikit terkejut, tapi segera lenyap kala netranya kembali menatap sang putra yang penuh dengan kabel elektroda warna-warni di tubuhnya, belum lagi tangan kanannya yang baru saja dibebat setelah diketahui bengkak akibat cidera di tulang hasta.

"Ya udah Mbak." Putus Zuli, lantas bergerak mendekat ke telinga putranya.

"Ayah pergi dulu ya. Jangan nakal, nanti kalau ayah balik ke sini, kamu harus sudah bangun ya Nak. Ayah sayang kamu," katanya lalu mengecup  kedua mata Zulfian secara bergantian.

Egi merasakan sesak di dada saat melihat adik iparnya yang begitu menyedihkan.

"Zuli!" panggil Alfa ketika Zuli keluar dari ruangan.

Duda satu anak itu tampak sangat kacau di mata Alfa Family dan juga Hafis. Alfa tak tahan ia segera memeluk sahabatnya itu dan menepuk punggungnya berkali-kali.

"Yang sabar ya. Fian kuat! Dia anak yang baik. Dia hanya butuh istirahat Li!" Alfa menenangkan.

Namun bukannya tenang, Zuli justru terisak di bahu sang sahabat. Alfa merasa dejavu dengan keadaan ini. Sudah dua kali Zuli menangis karena anak sematawayangnya. Pertama kecelakaan mobil yang membuat Zulfian koma enam bulan lebih, dan sekarang saat sang putra kembali dinyatakan koma untuk yang kedua kalinya.

AFTER ORION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang