[24] |permohonan|

762 108 61
                                    

Permohonan
__
|perhatian 1300 kata|
<○○●●●__■__●●●○○>

~AFTER ORION~


HARI kedua Zulfian sadar dari komanya, merupakan hari di mana semua peralatan penunjangnya benar-benar lepas dari tubuhnya. Tangan kanannya yang semula dibebat pun sudah bisa digerakkan bebas. 

Kini yang terkendala hanyalah suara Zulfian saja. Anak itu masih kesulitan berbicara akibat pemasangan ventilator pada laringnya selama ini.

"Ayah," lirih Zulfian kepada Zafran yang sedang merapikan pakaian gantinya setelah selesai shooting dini hari tadi.

"Ayah lo ada di kamar rawat sebelah." kata Zafran lantas berdiri dari aksinya merapikan baju di sofa.

Zulfian terus menatap Zafran, mengisyaratkan ia masih meminta penjelasan.

"Zulfan dirawat di sini."
Zafran merapikan surai pluffy hair Zulfian yang masih terlilit kasa yang melingkari kepalanya.

"Mau ... ketemu Zfan," pinta Zulfian.

"Gak ada. Lo masih sakit Dek. Jangan aneh-aneh. Kaki lo aja belum bisa digerakin kan."

Apapun kalau sudah menyangkut adik manisnya, Zulfian akan bersikap kepala batu.

"Krsi ... oda," kata Zulfian dengan kedua alis yang sudah menukik tajam, kali ini dia kesal.

"Gak. Gak boleh tetepan. Lo harus istirahat titik." tegas Zafran.

Namun setegas apapun Zafran, tetap saja pada akhirnya ia akan kalah dengan kekeras kepalaan Zulfian. Terbukti saat ini Zulfian juga tidak mau mengalah, dia mencoba melepas infusnya secara paksa.

"Fian! Jangan dicabut!" tegur Zafran seraya mencegah kenekatan sang sepupu.

"Zlfan ... temu Zlfan." keukeh Zulfian.

"Okay. Gue ambilin kursi roda dulu. Jangan cabut infusnya apalagi kalau sampai turun dari ranjang," ancam Zafran.

Zulfian mengangguk patuh.

Di tempat lain. Lebih spesifiknya di kamar rawat Zulfan, tengah terjadi keributan antara Zuli dengan sang kakak, Zidan.

Semua bermula kala Alfa tanpa sengaja berpapasan dengan Zidan yang baru saja keluar dari ruang rawat Zulfian. Saat itu Zidan tengah mencari keberadaan Zuli yang tiba-tiba menghilang setelah pamit ke kantin.
Dan Alfa yang tahu di mana keneradaan Zuli itupun tanpa sengaja memberitahukannya pada Zidan.

Dari sanalah permasalahan bermula. Zidan marah saat mengetahui sang adik yang diam-diam masih berhubungan dengan Aini dan anaknya.

"Mas gak berhak ngatur hidup aku!"
Untuk pertama kalinya Zuli membentak sang kakak, dan itu karena ia membela Aini dan juga Zulfan.

"Oh sudah berani kamu melawan Mas ya Zuli! Kamu lupa siapa yang bikin anak kamu hampir mati? hmm. Lupa kamu sama penderitaan Zulfian! Hah!"

Zidan berkacak pinggang dengan sorot mata kelam yang menyeramkan.

Tapi itu tak membuat Zuli gentar. Setelah ia tahu fakta bahwa Zulfan telah menyesali perbuatannya, dan hampir kehilangan nyawanya karena tak sanggup menahan rasa bersalahnya pada Zulfian. Maka saat itu juga Zuli percaya bahwa tidak ada masalah lagi yang akan menghalangi kelanjutan hubungan dirinya dengan Aini.

Terlebih wanita satu anak itu juga sangat menyayangi Zulfian.

"Mas kalau gak tahu duduk perkara keputusanku tolong jangan kayak gini. Aku gak mau tengkar sama Mas. Aku bisa jelasin kenapa aku milih melanjutkan hubunganku sama Aini. Aku bisa jelasin Mas!"

AFTER ORION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang