Tertekan

4.2K 345 49
                                    

Pagi yang seperti biasa hanya ada ocehan dan larangan kala Danish ingin sekolah sudah jengah dan sudah bosan di buatnya akan kelakuan keluarganya.

Sudah sehari yang lalu danish pulang dari tempat yang paling Danish benci tapi apa masih saja danish belum di perbolehkan pulang lagi-lagi dengan alasan kesehatan.

"Ayolah dad aku bosan harus di rumah atau rumah sakit aku juga ingin sekolah aku juga ingin kehidupan yang wajar seperti teman-teman sebaya aku"

"Kehidupan kamu wajar Danish kami peduli dengan kamu,kamu yang menilai kami tidak wajar padahal rasa sayang kami buat kamu besar Danish!"

"Iya aku tau tapi dad aku cuma mau sekolah dad aku mau ketemu teman-teman aku,aku mau bebas hanya di sekolah aku bisa bebas walaupun tak sebebas yang aku harapkan"

"Sekali tidak tetap tidak Danish kamu mau jadi anak pembangkang hm?"

"Aku seperti ini karena kalian selalu mengekang aku!"

"Jaga mulut kamu danish!"ucap Bara sudah jengah dengan percakapan mereka berdua.

"Ingat kami melarang kamu demi kebaikan kamu bukan demi apa-apa!"

"Itu demi kebaikan kalian bukan demi aku akh!" Danish pergi meninggalkan meja makan dan berlari ke kamarnya persetan dengan teriakan mereka yang melarang Danish untuk tidak berlari di tangga sudah muak dirinya selalu diatur dan di kekang.

"Akh!" "Prang" Danish membanting semua yang ada di meja belajarnya Danish ingin melampiaskan kemarahannya supaya sesak di dadanya hilang.

Abraham,Aliysha,Samuel dan Bara yang mendengar keributan di kamar Danish berlarian menuju kamar Danish sampai di depan kamar danish mereka berhenti karena pintu kamar danish di kunci.

"Danish nak kamu baik-baik aja nak"mommy sengaja tak langsung membuka pintu dengan kunci cadangan dia tau danish terlalu tertekan dan butuh pelampiasan.

"Aku ingin mati mom!" sontak semua kaget Abraham langsung membuka kamar Danish semua melihat ke arah Danish.

"Kamu bilang apa hm? kamu itu engga boleh ngomong seperti itu" ucap Abraham tajam

"Daddy terlalu naif untuk mengatakan seperti itu dad"

Samuel langsung mendekat "kamu sakit sampai kamu berani berkata seperti itu hm?"

"Ya aku sakit kak,aku sakit karena kalian"

"Baiklah sekarang terserah kamu mau kamu apa?"

"KEBEBASAN!"

"Baik daddy akan turuti semua kemauan kamu dengan satu syarat"

"Dad apa-apaan dad aku engga mau Danish kenapa-napa!" ucap Bara yang sedari tadi hanya diam dan menyimak.

"Apa syaratnya?"

"Kamu harus tetap dalam pengawasan kita!" Abraham pergi begitu saja jantung mereka serasa mau copot karena sang daddy memberikan kebebasan untuk Danish tapi mereka salah ternyata sang daddy sama saja mengekang karena sayang.

Danish tersenyum kecut dirinya seperti di permaikan oleh daddynya dia pun berlalu menuju balkon meninggalkan kedua kakak dan mommynya.

Tak banyak bicara mereka meninggalkan Danish sendiri sengaja supaya Danish bisa merenungi apa kesalahannya.

"Bodoh ternyata aku bodoh meminta sesuatu yang tak akan terjadi"

"Tuhan tolong aku bila aku tidak di perbolehkan untuk hidup bebas bawa aku ke sisimu Tuhan tapi bila aku di perbolehkan hidup bebas aku akan menjadi Danish yang baru Danish yang akan selalu menuruti mereka"

Setelah berbicara sendiri Danish pun pergi berniat ingin berendam di bathtub menyegarkan diri dengan sejuta sesak di dada.

Danish sengaja menenggelamkan diri ingin rasanya mati saja tapi di dalam bayang-bayangnya selalu hadir mommynya,mommynya yang selalu mengerti Danish yang selalu menyemangati Danish yang selalu memberikan kasih sayangnya.

"Akh..hah..hah..hah" danish meraup oksigen sebanyak banyaknya setelah pemikirannya yang bodoh ingin bunuh diri.

Hampir satu jam danish habiskan untuk berendam kulit-kulitnya sudah mulai keriput terlalu lama di dalam air,ah biarlah yang terpenting Danish bisa sedikit lega sudah melampiaskan kekesalannya.

Betapa kagetnya Danish baru saja dia akan memakai baju sudah ada 3 singa di depan pintu kamar mandinya.

Abraham yang bersidekap dada,Bara yang bertolak pinggang dan Samuel yang mengeringai sambil membawa alat-alat laknatnya.

Oh bisakah Danish tanpa mereka satu hari saja,atau bisakah mereka menghilang entah kemana tapi itu tidak mungkin 3 singa itu sudah di takdirkan untuk menemani hidup Danish yang penuh dengan kekangan.

"Sudah puas main airnya?"tanya Samuel.

"slSudah puas membanting barang-barangnya?" Bara menimpali perkataan Samuel.

"Sudah puas kamu mengeluarkan semua kata-kata kasar dan kekesalanmu?"Tanya Abraham

Danish tak berkutik kalau sudah begini sudah tak bisa apa-apa hanya bisa menurut dan sedikit berontak mungkin.

"Pakai bajunya dan baringan di kasur!"

"Ogah aku engga kenapa-napa kak kenapa harus di periksa sih"

"Hacim...hacim..hacim"

"Itu apa?" ucap Bara dingin dan menatap tajam Danish.

Kalau sudah begini sudah tak ada jalan lagi buat mengelak bukti sudah real di depan mata.

Danish memakai bajunya dan berbaringan di kasur tak lama mommy membawa makan dan susu hangat.

"Kamu terkena flu terlalu lama berendam, kakak kasih kamu obat dan minum dulu susu hangatnya setelah itu makan,minum obat dan istirahat!"

Baru saja Danish akan membuka mulutnya sudah di tutup oleh tangan daddynya "jangan banyak membantah bila kamu ingin kebebasan ini salah satu syaratnya"

Apa salah satu syaratnya? Danish hanya mengerutkan keningnya "maksud daddy apa kan.."

"Suttt diam dan laksanakan bila kamu terus membantah daddy bakalan kekang kamu lebih dari yang kamu pikirkan!"

Sudah runtuh keberanian Danish kalau daddynya sudah berkata seperti itu dia hanya bisa berdoa semoga tuhan berpihak pada dia bukan pada 3 singa di depannya ini.

aq up maaf lama yah,masih adakah yang nunggu danish aku bukannya engga mau up tapi kehilangan ide buat danish pingin up pengen nulis tapi engga ada ide jadi kesel sendiri 😅 ini detik2 danish mau end yah maksi banyak buat kalian pendukung danish sayang kalian banyak2 😘😘😘😘 ayo vote sama comen maksi

DANISH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang