Dalam pengawasan

3.6K 343 39
                                    

Danish sudah seperti patung hidup hanya bisa berbring tanpa melakukan apa-apa,makan di suapin,mau pipis dan pup juga harus di antar atau pakai popok sungguh hukuman yang sangat-sangat menyesakan dada,alih-alih sehat malah nambah sakit karena kekangan seperti ini.

Teman-teman danish pun ingin menjenguk tidak di perbolehkan bahkan di suruh pulang kembali,entahlah apa yang di pikiran mereka.

Mungkin setelah Danish bisa kembali sekolah ingatkan dia untuk membuat rencana besar supaya bisa kabur atau mungkin terlepas dari keluarga overprotectivenya ini.

"Dad buka,mom buka ayolah aku udah engga sakit aku udah sehat"

"Yang memutuskan di pasang sama di bukanya tuh infusan bukan daddy sama mommy tapi kakak kamu!"

"Ish kan daddy bisa bilang ke kak El suruh buka gampang kan"

"Susah udah di bilang ko sama mommy tapi ka El bilang gimana kak El gitu"

Danish hanya bisa memanyunkan bibirnya,tanpa sadar momny dan daddynya sedang menahan tawa melihat muka danish yang sudah di tekuk.

Dad keluar yuk bentar aja aku bosen yuk yuk please"

"Gimana mom?"

"Bolehlah sebentar aja yah"

"Makasih dad,mom Danish sayang kalian"

"Pake kursi roda atau daddy gendong"

"Apaaa! aku bisa jalan kaki dad ayolah dad"

"NO! pilih salah satu kursi roda atau di gendong"

"astagfirulah,harus gw apain ini orang tua padahal gw bisa jalan kaki,kenapa harus di gendong-gendong segala apa kata dunia" Batin Danish.

Hap,Abraham langsung mengendong Danish tanpa aba-aba karena sudah jengah melihat Danish yang hanya melamun tanpa menjawab apa-apa.

"Dad lepas iih malu tau aku udah gede dad!"

"Diam Danish nanti kamu jatuh!"

Danish pun diam dan menyelusupkan wajahnya di ceruk leher daddynya,saking malunya.

Setelah sampai di Danish di dudukan di kursi dengan di himpit daddy dan mommynya di sana sudah ada Samuel dan Bara.

"Dad bayinya kenapa?"Samuel sengaja mengejek Danish.

"Mau keluar kamar katanya sampai nangis-nangis segala yah mom"

"Apaan sih daddy! aku engga nangis-nangis juga daddy aja yang lebay aku bisa jalan sendiri segala di gendong-gendong huh" kesal Danish.

Sontak semua tertawa melihat Danish menekuk wajahnya kesal "Kak El buka dong!"

"Ok!"

Sontak Danish berseru "Yes! ayo kak cepat aku udah engga sabar neh sakit tau di infus-infus gini tuh"

"Sebentar kakak ambil alat-alatnya dulu"

Samuel pun mengambil alat-alat medisnya dan dengan cepat kembali menemui Danish "ayo sini buka"

Samuel membuka baju danish dan menempelkan stetoskopnya dahulu memeriksa Danish.

"Ish ka El kenapa buka baju aku sih pake segala di periksa periksa segala sih aku kan udah sembuh!"

"Eh kan tadi suruh di buka kenapa sekarang malah marah-marah hm?"

"Engga tau ah aku mau ke kamar aja" belum sempat Danish beranjak dari
duduknya sudah di cekal oleh Abraham.

"Mau kemana hm?"

"Mau ke kamar mau tidur" ketus Danish.

"Tadi mau keluar sekarang mau ke kamar?"

"Tau ah sebel sama ka El"

"Kenapa kalau sebel sama kak El sini sama kak aBara" Bara mendekati Danish dan memangkunya.

"Adik nakal kakak ini kenapa?"

"Sakit kak tangan aku tuh mau di buka infusannya bukan di buka bajunya kak El mah nyebelin"

"Bilang dong dari tadi mau di buka infusannya,kakak kan engga tau"Sindir El bercanda,padahal sudah engga kuat menahan rasa ingin ketawa melihat muka Danish makin di tekuk.

"Sini kakak buka tapi ada syaratnya!"

"Apa syaratnya?"

"Kamu harus mau di periksa dulu ya,kalau kamu udah bener-bener sembuh baru kakak lepas ok!"

"Hmm,gimana kakak aja lah"

Samuel memeriksa Danish dengan teliti,di pikiran samuel sudah akan menjaili adik nakalnya itu.

"Maaf Danish kamu belum bisa di buka infusan nya mungkin dua atau tiga hari lagi!"

"Terserah!" sentak Danish kesal sangat-sangat kesal dan marah andai Danish bisa membukanya sendiri tak akan sesusah ini.

Danish turun dari pangkuan Bara dan pergi ke kamarnya dan meninggalkan mereka yang sudah ingin ketawa tapi masih di tahan.

Sungguh bayi yang menggemaskan meenurut mereka.

aq up ayo vote sama comen yah mksh.

DANISH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang