Sedari pagi danish di kejutkan oleh keluarganya sendiri pasalnya pas bangun tidur di kamar danish sudah ada semua anggota keluarganya
"Sudah bangun boy!"
"Ke..kenapa kalian semua ada di sini?"
"Emang kita engga boleh ada di kamar kamu adik nakal?"
"Bukan gitu maksusdnya,kenapa pagi-pagi kalian kumpul di kamar aku?"
"Kamu lupa sekarang persidangan kamu!"
"Maksudnya?"
"Sudahlah dad kita langsung aja tangan aku udah gatel neh"ucap Samuel.
"Santai El,daddy mau tau seberapa besar anak nakal ini mengakui semua kesalahannya dan kenakalannya selama satu minggu kemarin"
"Maksud daddy apa aku engga ngerti aku engga nakal dad,seminggu kemarin kan aku di bebaskan sama kalian semua kenapa sekarang aku harus di sidang segala emang salah aku apa dad?"
"Emm kamu engga ngerasa kamu salah hm?" seringai Bara.
"A..apa salah aku kak,maaf" ucap Danish menunduk takut di tatap tajam oleh Bara.
"Handphone,laptop,dompet dan semua kartu kakak sita untuk waktu yang tidak di tentukan!"
"Ko gitu kak aku salah apa?"
"Hukuman berlanjut Danish! berbaring sekarang kakak periksa kamu kalau kakak menemukan kejanggalan di badan kamu sekarang juga kita ke RS!"
"Apaan sih kak aku engga sakit ko"
Samuel langsung menarik Danish untuk berbaring dan menempelkan stetoskop ke tubuh Danish.
"Awss sakit kak!"
Sontak semua kaget pasalnya Samuel menekan perut Danish dan Danish langsung meraung kesakitan.
"Engga sakit hm? selama seminggu kamu sering makan pedes,es dan makan tidak teratur padahal kami sudah memberitahu kamu bahwa kami memberikan kebebasan tapi dengan satu syarat yaitu tetap jaga KESEHATAN tapi apa kamu terlampau lupa boy"
Danish langsung kaget mendengar itu pantas saja selama satu minggu Danish merasa jadi anak biasa saja tanpa kekangan sedikit pun ternyata keluarganya ingin tau seberapa kuat Danish melaksanakan amanat keluarganya.
Tapi nihil Danish malah tidak berpikir ke arah situ danish pikir keluargnya sudah mendapatkan mukjijat dan membiarkan danish bebas seperti anak-anak pada umumnya.
"Tapi kak.."
"Hukuman dari kakak kamu harus nurut kesehatan kamu menurun sekarang pilih mau di mansion ataw di rumah sakit?"
"Tapi kak..."
"Ok kalau kamu banyak alasan berarti kamu memilih di rawat di rumah sakit"
"Ok dad kita ke rumah sakit siapkan mobil dan para..."belum sempat Samuel meneruskan kata-katanya danish sudah berteriak.
"ENGGA MAU!!"
"Terus maunya gimana hm?"
"Aku sehat kak,dad aku sehat please"
"Sehat apanya? dad tadi liat loh kamu merintih saat kakakmu menekan perut kamu apa itu namanya sehat? silahkan pilih di mansion atau di rumah sakit?"
"Di mansion aja dad" jawab Danish sambil menunduk lemas sudah di pastikan hidupnya akan hancur bagai debu.
"Ok kakak akan ambil alat-alatnya dulu,silahkan yang belum memberikan hukuman di tunggu sama anak nakalnya" ucap Samuel sambil terkekeh melihat Danish melotot.
"Ekhem! hukuman dari daddy cukup ringan cuma tidak boleh keluar mansion barang selangkahpun sampai waktu yang tak di tentukan"
"Tapi dad aku baru aja bebas itupun cuma seminggu ayolah aku juga ingin seperti anak-anak lain dad yang bebas tanpa beban dad"
"Hukuman di tambah karena kamu selalu membantah!"
"Dad please"
"Tidak boleh keluar kamar barang selangkahpun sampai kamu merenungi kesalahan kamu apa!"
"Maaf dad!"ucap danish sambil tertunduk lesu.
"Ok sudah sekarang hukuman dari mommy hukuman paling ringan di antara yang lain!"
Danish menatap nanar mommynya,padahal dia sudah berharap mommynya akan mendukung dan tidak akan memberikan hukuman apapun tapi nihil semua hanya angan-angan semata.
"Hukuman dari mommy cuma kamu harus mau makan teratur engga ada penolakan kalau makanannya engga di sukai atau engga enak harus tetep di MAKAN mommy bakal kasih kamu hukuman tambahan kayak daddy kalau kamu ngeyel terus!"
"Mom aku kira mommy engga akan ngasih aku hukuman mom,mom kan paling baik" Danish memeles dengan sejuta kemampuannya berharap mommynya akan baik.
"Maaf sayang mommy engga bakal ketipu muslihat kamu lagi! pokonya mommy udah tetep sama pendirian mommy ingat itu!"mommy langsung pergi meninggalkan Danish yang masih memasang muka memelasnya.
Sebenarnya mommy pergi karena engga tega liat muka Danish tapi apa boleh buat mommy di ancam oleh daddy,Bara dan Samuel kalau tidak memberikan hukuman maka mommy tidak boleh menemui Danish.
Akh,dasar punya anak dan suami lacnat semua tapi mungkin itu buat kebaikan Danish atau mungkin musibah buat Danish.
Alisya hanya bisa berbicara sendiri menahan rasa kesal dan kasihan dengan Danish.
aq up ayo vote sama comen yah mkash
KAMU SEDANG MEMBACA
DANISH
أدب المراهقينApa jadinya klo danish adalah anak yang cukup di kenal nakal di sekolah dia suka bolos dan suka balapan liar,sementara kedua orang tua dan ke dua kakak nya sangat2 overprotective mereka tidak mau terjadi sesuatu terhadap danish kalau mau tau seterus...