Chapter 12

1.7K 272 18
                                    

~Happy Reading~

Malam ini Jihan duduk di balkon kamarnya. Menikmati udara dingin, harum sejuk khas tanah sehabis hujan, dan keheningan malam menambah kedamaian untuk sekedar menenangkan pikiran. Niatnya duduk di balkon sebenarnya bukan sekedar menenangkan pikiran, Tapi karena sejak tadi ia menunggu mamahnya kembali dari luar kota malam ini.

Lampu kendaraan menyoroti gerbang rumahnya. Dari atas, Jihan coba melihat siapa yang datang, namun gelapnya malam membuat pencahayaan minim dan membuat ia sedikit kesusahan melihatnya. "Apa mungkin mamah ya?"

Dengan segera ia beranjak masuk kekamar berniat menemui sang mamah, Ada hal yang ingin ia segera sampaikan.

'Cklek'

Pintu kamar nya terbuka sebelum ia menggapai knop pintu,"Ngapain?!" Tanya Jihan ketus.

Jayden menyodorkan sebuket bunga mawar besar yang disusun sangat rapi dan indah. "Nih, pegang dulu bunganya biar gue ngomong"

Jihan tersenyum sinis, "Gausah sok manis, bawa balik tuh bunga"

Hendak menutup pintu kamarnya kembali, Jihan malah dibuat kesal oleh kelakuan sang adik yang buru buru masuk kedalam kamarnya.

"Gue udah bilang bawa bunga itu dari kamar gue, gak akan mempan lo rayu gue pake begituan"

Tidak memperdulikan ucapan Jihan, Jayden malah meletakan buket bunga itu di ranjang, lalu kembali berjalan ke arah pintu tempat dimana Jihan memandangnya dengan wajah kesal.


"Bunga itu dari kurir. Gue gak semanis itu beliin lo bunga, Buang buang duit" Ucap Jayden lalu berlalu pergi.

Tunggu, Itu berarti lampu kendaraan yang ia lihat tadi ternyata kurir. Bukan mamahnya?
Teralih dari pemikiran tentang mamahnya, Jihan kembali teringat kelakuan Jayden tadi.

Gigi Jihan sudah bergelatuk geram, Ia malu sekaligus kesal karena ucapan adiknya. "DASAR ADIK PELIT!!! LAK-"

"HUWAAAA!!!"

Jihan spontan teriak dengan mata melotot kaget, Pasalnya tiba tiba saja Jayden memunculkan kepalanya dari balik pintu. "Gausah sok ngambek, masalah tadi pagi juga salah lo. Siapa suruh bangun telat". Jayden menarik kembali kepalanya menghilang dari balik pintu.

Bener bener rese. Jihan menutup pintu kamar kasar, Lalu berjalan ke arah ranjang berniat melihat siapa pengirim buket bunga itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STORY WITH MANTAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang