Chapter 17

1.7K 266 20
                                    

~Happy Reading~


Juna dan Yoga berlarian di lorong rumah sakit ingin segera sampai diruang rawat Rani. Mereka berdua sangat terkejut saat mendapat kabar dari Jico bahwa mamah dari sahabatnya, yakni Titan kini sudah siuman.


"Tan..."


Pintu terbuka menampilkan wajah terkejut dari tiga orang didalam ruangan.

"Bisa nggak ketuk pintu dulu? kebiasaan lo Jun" Omel Jico yang diabaikan oleh Juna.

Laki laki itu dan Yoga memilih langsung mendekati ranjang Rani untuk melihat keadaan wanita itu.

Juna melambaikan tangan dan tersenyum lebar ke arah Rani. "Hayy tante.... Makin cantik aja, Maaf yah kita baru dateng kesini. Ini semua karena Yoga, dia maksa Aku buat nemenin dia cari barang barang buat acara perpisahan kita"

Bersamaan dengan itu tatapan tajam Yoga berikan pada Juna. Bisa bisanya orang itu mencari alasan menggunakan namanya sebagai tameng.

"Iya, maaf yah tan" Ucap Yoga yang kini ikut menatap Rani.

Yoga dan Juna saling memandang. Rani tidak merespon ucapan mereka, biasanya wanita itu akan mengucapkan kalimat lembut sebagai penerima permintaan maaf mereka, tapi sekarang untuk tersenyum menyambut mereka saja tidak.

Rani kini malah mengernyitkan dahinya seperti mencoba menebak siapa mereka. Hal itu langsung membuat Titan menarik kedua temannya untuk segera keluar dari ruangan.



Diluar ruangan, Titan mendudukkan dirinya dikursi tunggu dan menyugarkan rambutnya kebelakang, frustasi.

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang nggak kita ketahui tan?" Tanya Juna sambil menepuk bahu Titan.

Titan menghembuskan nafasnya berat sebelum mulai berbicara. "Kata dokter, nyokap gue mengalami amnesia traumatis akibat cedera di kepala nya saat kecelakaan"

Yoga dan Juna melebarkan matanya, kejutan macam apa lagi yang mereka terima. Baru saja rasa bahagia menyelimuti, kini datangnya kabar buruk malah mengacaukan semuanya.

"Gue berfikir, Kesalahan apa yang mamah dan gue perbuat sampai harus merasakan penderitaan semacam ini" Wajah Titan menjadi sendu, sorot matanya memancarkan betapa sedih dan hancurnya lelaki ini.

"Jadi ini alasan tante Rani nggak ngerespon ucapan gue sama Yoga? Karena dia nggak inget siapa kita?" Juna kembali mengajukan pertanyaan, dirinya dibuat bingung oleh keadaan dan penjelasan Titan barusan.

"Mamah mungkin bisa inget kalian, kalau lo berdua nyebut nama atau moment kalian waktu sama dia. Karena nggak semua memorinya  hilang, ada beberapa yang dia inget. Mamah mungkin inget nama kalian, tapi saat bertatap langsung sangat sulit buatnya untuk mengingat" Jelas Titan.

"Dia nggak lupa lo kan?" Tanya Yoga yang sejak tadi mengkhawatirkan hal ini.

Titan menggeleng sebagai jawaban. "Dia inget gue, ta––"

STORY WITH MANTAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang