Chapter 25

2.3K 284 86
                                    

~Happy Reading~


Sudah tiga jam lamanya tapi hujan belum juga membuat tanda akan berhenti. Jihan mengesah kesal. Setelah dia, Jea, Rachell dan Lista berdiskusi, mereka langsung berpisah. Ketiga sahabatnya itu sedang disibukkan dengan urusan mereka masing-masing. Rachella dan Lista yang harus mengikuti remedial, dan Jea yang kembali mengadakan pertemuan Osis, Membuat Jihan harus menunggu sendiri di koridor sekolah sampai hujan benar-benar berhenti.


Tangan Jihan ter ulur menampung tetesan air hujan. Dia memejamkan mata merasakan sensasi dingin dan suasana sekolah yang begitu damai membuat pikirannya sedikit lebih tenang. Sangat jarang baginya bisa mendapatkan ketenangan seperti ini.

Mata Jihan perlahan terbuka saat ia merasakan tubuhnya menghangat, atensinya terfokus pada jaket kulit yang kini tersampir di bahunya.

Jihan mengernyit saat melihat lelaki pemilik gummy smile berdiri di sampingnya. "Lo gak ikutan rapat?"

"Baru selesai" Jawab Yoga singkat sambil mengalihkan pandangan lurus ke depan, menatap rintikan hujan.

Suasana menghening. Jihan merasa kikuk untuk kembali membuka suara mengingat Yoga salah satu orang yang menjadi tersangka utama dalam rencana dia bersama para sahabatnya.

Yoga berdehem, mencairkan suasana diantara mereka. "kenapa belum balik?"

Jihan tersentak dari pemikirannya saat Yoga balik bertanya. "Engh–itu... Gue nunggu hujan berhenti. Lo sendiri kenapa belum balik?"

"Mau ngajak lo pulang bareng"

Mata Jihan membulat kaget, Sikap Yoga semakin hari semakin tidak bisa di tebak saja olehnya. Jihan jadi semakin yakin dengan ucapan Lista bahwa ada maksud tertentu dibalik sikap baik lelaki ini padanya, kalau tidak mana mungkin Yoga mendatangi Jihan secara tiba-tiba hanya untuk mengajak pulang bersama.



"Sehat lo ngajak gue pulang bareng?" Tanya Jihan meyakinkan. Dia tidak ingin terlalu percaya diri, Lelaki ini bisa saja sedang mengerjainnya.

"pertanyaan lo tadi gue artiin sebagai penolakan. Padahal niat gue kan baik biar lo gak terlalu lama nunggu disekolah"

Yoga berbalik berniat meninggalkan Jihan, Namun langsung dihadiahi gadis itu dengan teriakan spontan. "EHHH IYA! TUNGGU, GUE MAU KOK"

Teriakan Jihan sukses membuat langkah Yoga berhenti dan perlahan berbalik badan kembali menghadapnya sambil tersenyum lebar.

Jihan sebenarnya ingin menolak, tapi saat merasakan badannya yang sudah seperti ingin patah karena sejak tadi menunggu hujan reda membuatnya terpaksa menerima tawaran Yoga.

"GAA!!" Pangggilan dari suara baritone mengundang kedua insan itu untuk melihat ke arah tangga.

Disana, terlihat Titan sedang menuruni tangga berjalan ke arah Yoga dan Jihan dengan sebelah tangan dimasukkan kedalam kantong celana yang sudah menjadi ciri khas lelaki itu.


"Kenapa?" Tanya Yoga saat Titan menatap dirinya dan Jihan secara bergantian dengan wajah dingin.

"Lo balik bareng Jea sana, dia juga nunggu hujan reda dari tadi. Gak kasian apa lo pada wakil Osis cuma merhatiin kalian dari sana tanpa ditawari pulang bareng" Kata Titan mengarahkan pandangannya pada gadis yang tengah berdiri di ujung koridor menatap ke arah mereka. Entah sejak kapan Jea berada disana dan memperhatikan interaksi antara Jihan dan Yoga.

STORY WITH MANTAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang